Terkini Nasional
Buka Suara soal 100 Hari Kerja Jokowi, Yunarto Wijaya: Tak Malu Lagi Tampakkan 'Wajah' Aslinya
Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) kini tak malu menampakkan 'wajah' aslinya.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) kini tak malu menampakkan 'wajah' aslinya.
Dilansir TribunWow.com, hal itu disampaikan Yunarto Wijaya berkenaan dengan penilaiannya soal 100 hari kerja Jokowi-Ma'ruf Amin.
Hal itu disampaikan Yunarto Wijaya saat menjadi bintang tamu dalam acara 'Satu Meja' yang diunggah saluran YouTube Kompas TV, Kamis (30/1/2020).
• Ungkit Keberanian Jokowi Ajak Prabowo Subianto Masuk Kabinet, Fahri Hamzah: Luar Biasa Loh
• Luhut Binsar Pandjaitan Bongkar Curhatan Prabowo Subianto tentang Jokowi, Singgung Masalah Korupsi
Sebelum Yunarto Wijaya, Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman angkat bicara.
Fadjroel Rachman menyimggung soal koalisi di periode kedua kepemimpinan Jokowi.
Ia menyebut, Jokowi berhak berkoalisi dengan siapapun.
"Ini kan semuanya dalam demokrasi dimungkinkan membuat koalisi dengan pihak siapa saja," ucap Fadjroel Rachman.
"Koalisi besar boleh, koalisi setengah besar boleh."
Lantas, Fadjroel Rachman menyinggung soal keinginan Jokowi membentuk pemerintahan yang memiliki satu tujuan.
"Tapi yang penting adalah semua pihak diajak bersama-sama untuk diajak satu paradigma," ucapnya.
"Kalau tadi disebut bongkar, kami sebenarnya menyebutnya paradigma yang dibangun Pak Jokowi adalah the governing president."

• Jokowi Sindir Ahok yang Tak Hadir saat Putrinya Tampil: Setelah Jadi Komut Kok Enggak Tak Datang
Disebutnya, di periode terakhir kepemimpinan Jokowi ingin meninggalkan jejak yang baik.
Satu di antaranya yakni pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur.
"The governing president ini akumulasi selama lima tahun bekerja nanti yang akan menjadi legacy dari Pak Jokowi," kata Fadjroel Rachman.
"Tadi salah satu yang disebutkan prioritasnya adalah ibu kota baru."
"Mudah-mudahan semuanya mau pindah ke ibu kota baru ya," sambungnya.
Namun, pernyataan berbeda disampaikan oleh Yunarto Wijaya.
Di 100 hari pemerintahan kedua Jokowi, penilaian Yunarto Wijaya berbeda dengan pendapat masyarakat pada umumnya.
"Saya ingin memulai dengan kesimpulan bahwa kalau ada yang mengatakan ada perubahan dari Jokowi dari periode pertama ke dua, bahkan dari wali kota sampai sekarang," kata Yunarto.
"Saya melihat malah berbeda."
Yunarto Wijaya berpendapat, di periode kedua ini Jokowi sudah tak malu menampakkan 'wajah' aslinya.
"Kesimpulannya adalah Jokowi tidak malu-malu lagi menunjukkan wajah aslinya, identitasnya," ucap Yunarto Wijaya.
"Sebagai apa? Dia menunjukkan identitasnya jelas sebagai penganut teori modernisasi."
"Yang menempatkan proses transformasi ke depan sebagai panglima," sambungnya.
Simak video berikut ini menit ke-10.15:
Tanggapan Fahri Hamzah
Pada kesempatan itu, sebelumnya Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah memberikan penilaiannya terhadap 100 hari kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) -Ma'ruf Amin.
Dilansir TribunWow.com, Fahri Hamzah pun kembali mengungkit keberanian Jokowi mengajak Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto ke dalam kabinet.
Menurut Fahri Hamzah, Jokowi memiliki keberanian yang luar biasa untuk mengajak rival di Pilpres 2019 masuk ke dalam pemerintahan.
Fahri Hamzah menyatakan, di periode kedua ini Jokowi sudah cukup berpengalaman dalam memilih para menteri.
Lantas, ia pun menyinggung lima tahun kepemimpinan Jokowi di periode pertama.
"Saya menganggap bahwa timnya presiden dan presidennya sendiri adalah dia sudah makin berpengalaman," ucap Fahri.
"Tentu lima tahun itu kalau kita sekolah kita dapat gelar doktor."
• Bahas 100 Hari Kerja Jokowi, Rocky Gerung Beri Nilai 9 untuk Hal Ini, Said Didu Langsung Tertawa
Fahri juga menilai Jokowi kini lebih matang dalam hal memilih jajaran menteri.
"Presiden dalam hal ini tentu lima tahun dia belajar melihat keadaan ini secara lebih matang," ujar Fahri.
"Dan itu approve sebenarnya dengan cara dia memilih para pembantunya juga relatif lebih matang."
Melanjutkan pernyataannya, Fahri Hamzah justru menyinggung soal masuknya partai oposisi ke dalam pemerintahan.
Menurutnya, keputusan Jokowi itu sangat spektakuler.
"Menurut saya salah satu yang spektakuler adalah keberanian untuk mengajak oposisi masuk ke dalam kabinet," ungkap Fahri.
Terkait hal itu, Fahri meyakini di periode kedua ini Jokowi benar-benar ingin berekonsiliasi secara total.
Termasuk hingga memasukkan Prabowo Subianto ke dalam jajaran kabinet.
"Sebenarnya itu adalah kelanjutan dari apa yang saya sendiri dari awal mengatakan memang sebaiknya di periode kedua ini Pak Jokowi itu mendisain rekonsiliasi total,"kata Fahri.
"Supaya jalan kita untuk 2024 dan seterusnya lebih mulus."
"Dan itulah sebenarnya yang saya ingin diteruskan rekonsiliasi ini," sambung Fahri.
• Polri di 100 Hari Kerja Jokowi-Maruf Amin, Kasus Novel Baswedan hingga Pengakuan Lutfi Alfiandi
Terkait keberanian Jokowi memasukkan Prabowo Subianto ke dalam kabinet, Fahri menganggap itu adalah hal yang luar biasa.
"Jadi jangan cuman presiden secara simbolik melakukan itu," bebernya.
"Luar biasa loh berani mengajak orang yang tadinya berantem sama dia sekarang di sampingnya."
Tak hanya itu, Prabowo Subianto disebutnya kini mendapat perlakuan istimewa dibandingkan dengan menteri lainnya.
"Bahkan kalau saya lihat ada pengistimewaan kepada Pak Prabowo di antara menteri yang lain," ungkap Fahri.
(TribunWow.com)