Virus Corona
China Sebut Virus Corona dari Satwa Liar, Bagaimana dengan Pasar Hewan Ekstrem di Manado?
Pusat Pengendalian Penyakit di China mengonfirmasi bahwa Virus Corona berasal dari hewan liar yang dijual di pasar di Wuhan.
Penulis: Laila N
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Pusat Pengendalian Penyakit di China mengonfirmasi bahwa Virus Corona berasal dari hewan liar.
Dilansir TribunWow.com, Selasa (28/1/2020), diketahui lokasi kemunculan Virus Corona memang berasal dari pasar tradisional di Wuhan yang menjual berbagai macam daging satwa liar, seperi kelelawar hingga katak.
Lantas bagaimana dengan pasar tradisional di Manado, yang juga menjual berbagai macam daging satwa liar untuk konsumsi?
• Lokasi Awal Mula Virus Corona Ternyata Dekat Lab Virus Berbahaya di Wuhan, Apa Berkaitan?
Dikutip dari KompasTV, Senin (27/1/2020), kondisi Pasar Pinasukungkulan, Manado yang menjual satwa liar tampak seperti biasanya.
Pedagang mengaku kabar Virus Corona dari satwa liar tidak memengaruhi penjualan mereka.
Pasar Pinasukungkulan diketahui memasok berbagai macam daging hewan liar, untuk restoran dan rumah makan yang menyajikan kuliner ekstrem di Manado.
Beberapa hewan yang dijual di antaranya ular, kelelawar (paniki), tikus hutan, hingga anjing.
Pedagang mengaku tetap mendapat untung hingga jutaan rupiah per harinya.
"Tidak ada efek, penjualan makin lancar," kata penjual, Steviani Masinambow.
"Isu-isu enggak ada pengaruh, malahan lebih lancar," sambungnya.
Sebagian pedagang yakin, Virus Corona bukan berasal dari satwa liar, seperti yang mereka jual.
Hingga saat ini, belum ada konsumen yang mengeluh sakit dengan gejala mirip Virus Corona, setelah membeli daging di Pasar Pinasukungkulan.
Terlebih mereka telah berjualan berpuluh-puluh tahun lamanya, dan belum ada keluhan.
"Tidak terpengaruh, enggak khawatir, karena saya jual dari tahun 70-an," ucap pedagang lainnya, Jolly.
• Terkurung karena Virus Corona, Mahasiswa Aceh di Wuhan: Seolah Kami Hanya Nunggu Giliran Terinfeksi
Simak selengkapnya dalam video di bawah ini:
Pasar Tradisional Wuhan
Dikutip dari Tribunnews.com, wabah Virus Corona pertama muncul di Pasar Makanan Laut Huanan.
Jenis daging hewan liar yang disebut-sebut ada atau dijual di pasar ini di antaranya:
• Unggas
• Babi
• Sapi atau lembu
• Rubah
• Koala
• Anjing
• Merak
• Landak China
• Angsa
• Kelinci
• Burung pegar
• Burung unta
• Jangkrik
• Berang-berang
• Rusa
• Ular
• Kanguru
• Bebek
• Salamander besar China
• Kalajengking
• Kura-kura
• Musang bulan
• Luak Asia
• Buaya
• Unta
• Lipan atau kelabang
• Babi liar
• Keledai
Dalam foto yang beredar, pasar tradisional di Wuhan tampak lebih kotor dan tidak higienis, dibandingkan di Manado.
Dikutip dari South China Morning Post, tampak foto seorang pedagang tengah memotong daging katak, di mana antara daging hidup dan dan mati dijadikan satu dalam ember penuh darah dan kotoran.
Daging katak itu juga tercampur daging lainnya, seperti ikan.
Pedagang juga memakai sarung tangan berbahan nilon yang biasa dipakai untuk keperluan industri.
• Video Pria Marah dan Bentak Tim Medis Virus Corona di Wuhan, Merasa Rumah Sakit Abaikan Keluarganya

Pernyataan China
Dikutip dari CGTN, Senin (27/1/2020), Pusat Pengendalian Penyakit di China menemukan sampel dari 22 kios dan satu truk sampah di pasar, yang menguatkan dugaan asal virus.
93,9 persen sampel diperoleh dari bagian selatan pasar makanan laut.
Sementara itu, bagian selatan pasar makanan laut merupakan bagian yang dekat dengan perdagangan satwa liar yang ilegal.
Pada awalnya, Virus Corona diyakini berasal dari kelelawar.
Virus tersebut lantas ditularkan ke manusia lewat perantara yang belum diketahui secara pasti.
Kini Virus Corona, dapat menular antara manusia dengan manusia, terlebih melalui kontak langsung.
China Larang Perdagangan Hewan Liar untuk Atasi Virus Corona
Dikutip dari washingtonpost, Senin (27/1/2020), China resmi melarang perdagangan hewan liar, hingga epidemi Virus Corona berhasil dihilangkan dari seluruh wilayah.
Para ahli mengatakan, virus serupa yang muncul sebelumnya di China, yakni sindrom pernapasan akut parah (SARS), juga bermutasi dan menyebar ke manusia dari hewan liar.
Terlebih hewan yang hidup jarak dekat, dan tidak higienis.
Kini, China melarang semua perdagangan hewan liar, baik di pasar, supermarket, restoran, platform e-commerce atau dari perdagangan dalam bentuk apapun.
China juga berjanji bahwa inspeksi akan ditingkatkkan, dan akan memberikan nomor hotline bagi publik.
Nantinya, nomor tersebut dapat digunakan untuk melaporkan perdagangan hewan liar.
"Konsumen harus sepenuhnya memahami risiko kesehatan dari memakan hewan liar, menjauh dari 'permainan' dan makan sehat," bunyi peraturan tersebut.
Aturan Harus Permanen dan Berlaku di Berbagai Negara
Meski demikian, banyak pihak yang tetap khawatir peraturan itu akan berubah, seperti setelah wabah SARS teratasi.
Kala itu, perdagangan satwa liar kembali diizinkan dan bangkit kembali.
Chief Global Veterinarian di Wildlife Conservation Society, Christian Walzer mengatakan aturan pelarangan ini harus dibuat permanen, agar kejadian serupa tak terulang.
"Pola itu akan terus berulang sampai kita melarang, tidak hanya di China, tetapi di negara-negara lain, penjualan satwa liar, khususnya untuk makanan dan di pasar makanan," ungkapnya.
Hal serupa juga disampaikan oleh Pendiri WildAid, Peter Knights.
• Kronologi Dua Pasien Suspect Virus Corona di RSHS Bandung, Bagaimana Kondisi Terkini Para Pasien?
Ia menyebut, krisis Virus Corona mungkin dapat dihindari, jika larangan perdagangan satwa liar setelah SARS merebak, diberlakukan permanen.
"Tentunya sudah waktunya bagi negara maju seperti China untuk menilai kembali, kelayakan industri kecil yang berisiko pandemi global, citra nasional, kekejaman terhadap hewan, dan masalah konservasi," kata dia.
SARS, diduga berasal dari musang yang dijual di Provinsi Guangdong.
SARS akhirnya menewaskan lebih dari 750 orang di Tiongkok, dan di tempat lain.
Sementara wabah Virus Corona jenis baru menyebar dari Pasar Grosir Makanan Laut Huanan di pusat Kota Wuhan dan telah menewaskan 80 orang di China hingga Senin (27/1/2020).
(TribunWow.com/Lailatun Niqmah)