Breaking News:

Terkini Nasional

Anggota DPR Fraksi PKS Kritik Keras Oknum Polisi yang Siksa Luthfi: Meskipun yang Didemo Itu Kami

Anggota DPR Fraksi PKS Komisi III, Nasir Djamil turut mengomentari kasus Lutfi Alfiandi yang mengaku disiksa oknum polisi.

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Mohamad Yoenus
Channel Youtube Najwa Shihab
Anggota DPR Fraksi PKS Komisi III, Nasir Djamil turut mengomentari kasus Lutfi Alfiandi. 

TRINBUWOW.COM - Anggota DPR Fraksi PKS Komisi III, Nasir Djamil turut mengomentari kasus Lutfi Alfiandi.

Lutfi Alfiandi pembawa bendera saat demo tolak Revisi Undang-undang (RUU) KPK mengaku telah dianiaya polisi.

Menurut Nasir Djamil, jika benar Lutfi telah disiksa maka tindakan oknum polisi itu sangat tidak biadab.

 

Sambil Tunjukkan Foto, Kuasa Hukum Lutfi Bantah Kliennya Lempar Batu: Lutfi Itu Ikut Bersih-bersih

"Ya saya tidak mendengar langsung ya pengakuan Lutfi, artinya saya mendengar dari forum ini."

"Artinya kalau benar yang dialami oleh Lutfi maka ini sangat biadab menurut saya," ungkap Nasir Djamil dikutip dari channel YouTube Najwa Shihab pada Kamis (23/1/2020). 

Meski selama ini polisi sering mengedepankan humanisme, namun oknum yang terlibat bisa diperiksa.

"Karena selama ini mengedepankan polisi yang humanis, oknum-oknum yang seperti ini menurut saya ya harus diperiksa," kata dia.

Padahal, menurutnya polisi sebenarnya mudah untuk menindak tegas oknum anggotanya yang berbuat kasar pada Lutfi.

"Nah saya tidak tahu misalnya penasehat hukum Lutfi melaporkan tapi persoalannya juga kalau kita dengar cerita Lutfi, dia ditangkap, dia dibawa, kemudian ditutup matanya kemudian dimasukkan ke dalam suatu tempat, kemudian dia mengalami kekerasan fisik, disetrum dan sebagainya."

"Bisa saja Luthfi tidak tahu tapi kalau dilacak ya pimpinan atau katakanlah kepala satuan itu sudah tahu siapa yang bertugas pada hari itu, pada saat itu," jelas Nasir.

Meski tidak semua yang melakukannya, namun ini tentu tetap akan meresahkan masyarakat.

"Ini menurut saya jauh dari kesan bahwa polisi itu humanis."

"Tentu saja ini oknum tidak bisa mengeneralkan semua perilaku polisi tapi kan ini sangat merisaukan," ujarnya.

Ibu Lutfi Sempat Kehilangan Anaknya hingga 3 Hari, Dengar Teriak Minta Ampun di Sambungan Telepon

 

Anggota Komisi III DPR RI, Nasir Djamil dalam acara Mata Najwa, Rabu (22/1/2020).
Anggota Komisi III DPR RI, Nasir Djamil dalam acara Mata Najwa, Rabu (22/1/2020). (YouTube Najwa Shihab)

Dengan adanya penyiksaan dalam pemeriksaan itu, maka ia setuju Lutfi berhak dibebaskan dari semua tuduhan.

"Kalau saya dengar cerita dari awal sampai akhir saya setuju dengan Kang Asep ini, memang harus dibebaskan Lutfi ini," ungkapnya.

Selain itu, Lutfi juga berdemo demi memperjuangkan aspirasinya.

Meski DPR yang didemo, namun Nasir tetap mengapresiasi Lutfi.

"Ya apalagi tadi memang ya dia membawa bendera kemudian dia juga menyampaikan aspirasi rakyat, meskipun yang dikoreksi, didemo itu kami di DPR ya itu merupakan kami itu sebuah hak itu adalah sebuah ruh demokrasi itu sendiri."

"Makanya tidak pantas Lutfi diperlakukan seperti itu," ucap Nasir keras.

Lihat videonya mulai menit ke-7:57:

Lutfi Akui Dipukul dan Disetrum saat BAP

Lutfi mengungkap perlakuan kasar sejumlah petugas saat Berita Acara Pemeriksaan (BAP).

Lutfi Alfiandi mengatakan bahwa saat BAP tidak ada demonstran yang didampingi oleh kuasa hukum.

 IPW Komentari Dugaan Penyiksaan pada Lutfi: Penyetruman Tersangka Tindakan Keji yang Mencontoh Nazi

"Keesokan harinya baru dibuatkanlah BAP pada saat dibawa ke ini kan enggak didampingin, semua yang diamanin ini enggak ada yang didampingi kuasa hukum," ungkap Lutfi.

Luthfi mengatakan dirinya kemudian dipukuli.

"Saya merasakan saat di situ gimana rasanya, saya sempat dipukuli badan, dipukuli muka," kata Luthfi.

"Awal pertama mereka mukul muka gitu, eh terus tiba-tiba ada salah satu anggotanya," imbuhnya.

Lalu, ia lantas dihadapkan ke tembok, disuruh berjongkok hingga dipukul ulu hatinya.

"Jadi saya di-hadapin ke tembok, saya disuruh jongkok terus saya dipukul."

"Awal mereka mukul muka terus mukul ulu hati pakai tangan. Mereka langsung mukul, sakit rasanya," jelasnya.

Tak berhenti di sana, petugas juga sempat memasukan plastik ke dalam kepalanya.

"Terus mereka langsung ambil plastik kan di meja seperti ini, lalu mengikat ke kepala saya di sini. Itu enggak lama sih ya, langsung ke muka lagi," katanya.

Setelah itu, ia dibawa ke suatu ruangan oleh petugas.

Petugas sempat menutupkan matanya dengan kain.

"Habis itu mereka bawa saya ke dalam ruangan, jadi sudah dibaw ke dalam ruangan, di dalam ruangan itu ada ruangan lagi."

"Saya dibawa ke dalam ruangan itu, ditutup mata saya diikat pakai kain," jelas Lutfi.

 Lutfi Alfiandi Ngaku Disiksa Polisi saat Interogasi, Ananda Badudu: Dulu Saya pun Dipukul, Ditendang

Di dalam ruangan itu, Lutfi mengaku telinganya dijepit dengan sesuatu.

"Lalu kuping saya sini kanan kiri dijepit, saya enggak tahu itu dijepitnya pakai apaan karena mata saya tertutup," kata Lutfi.

Ia lantas kembali diminta berjongkok.

Petugas lalu baru meminta Lutfi untuk menjawab pertanyaan apakah ia ikut melempar batu.

Saat ia menegaskan tidak melempar batu justru disetrum oleh aparat.

"Lalu saya disuruh jongkok, nah pada saat itu saya ditanya lagi lempar berapa kali."

"'Saya enggak nglempar pak', lalu setruman itu mulai berjalan."

"Mereka sekitar setengah jam nyetrum saya," jelas Lutfi.

 Lutfi si Pembawa Bendera Sebut Disetrum oleh Petugas Selama Setengah Jam agar Ngaku Lempar Batu

Lutfi mengaku terus dipaksa menjawab pertanyaan itu sambil disetrum badannya.

"'Nglempar berapa kali? nglempar berapa kali?'."

Pertanyaan itu terus yang mereka tanyakan kepada saya, akhirnya ngaku karena dalam paksaan dalam tekanan pada saat itu. (TribunWow.com/Mariah Gipty)

Tags:
PKSDewan Perwakilan Rakyat (DPR)Lutfi Alfiandi
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved