Viral Keraton Agung Sejagat
Buat Hadirin ILC Terpingkal, Korban Keraton Agung Sejagat: Adanya Masalah Ini Saya Males Pulang
Korban Keraton Agung Sejagat, Surya Eko Pratolo membuat hadirin acara Indonesia Lawyers Club tertawa pada Selasa (21/1/2020).
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Korban Keraton Agung Sejagat, Surya Eko Pratolo membuat hadirin acara Indonesia Lawyers Club (ILC) tertawa pada Selasa (21/1/2020).
Mulanya, presenter Karni Ilyas bertanya pada Surya Eko Pratolo dari mana Eko mendapat dana untuk membayar sejumlah uang demi bergabung dengan Keraton Agung Sejagat.
Surya Eko Pratolo mengaku mendapat dana dari tabungan dan uang pinjaman.
• Korban Keraton Agung Sejagat Merasa Pahit Ditipu, Beberkan Pertanyaan Wartawan yang Buatnya Lemas
"Tapi itu uang pribadi atau uang mana? Atau dipinjam?," tanya Karni Ilyas.
"Dari masing-masing," jawab Eko.
"Enggak, Pak Eko," ulang Karni Ilyas.
"Saya pribadi dari tabungan dan pinjam Pak Karni," ujar Eko.
Eko lalu mengatakan dirinya kini memiliki hutang Rp 2,5 juta.
Ia menggunakan Penghasilan Tetap (Siltap) perangkat desa untuk jaminan.
"Dan belum balik. Wah itu ini saya punya tanggungan Rp 2,5 juta Pak Karni," ungkap Eko.
"Utang?," tanya Karni Ilyas.
"Utang, jaminannya karena saya perangkat desa itu siltap."
"Sekarang siltap itu satu tahun diterimakan tiga kali berarti saya harus membayar hutang kalau sudah bulan ke empat setelah menerima siltab untuk mengembalikan 2,5 itu untuk pribadi saya," jelas Eko.
• Di ILC, Korban Keraton Agung Sejagat Tolak Pakai Seragamnya Lagi, Karni Ilyas: Pak Eko Sudah Nyesal?
Eko membenarkan pertanyaan Karni Ilyas bahwa istrinya marah akibat kejadian tersebut.
Bahkan ia mengaku sampai malas pulang ke rumah karena masalah itu.
"Istri enggak marah?," tanya Karni Ilyas.
"Waduh istri kok enggak marah, dengan adanya masalah ini saya males pulang Bang Karni. Bikin kopi, kopi sendiri," jawab Eko.
Meski demikian, ia masih bisa memberikan uang saku pada istri sebelum berangkat ke Jakarta.
"Tapi kemarin mau waktu saya mau berangkat di sini nyuci etok-etoknya (pura-puranya) ambil hati, kasih sangu (memberikan uang saku)," kata Eko.
"Masih bisa kasih sangu?," tanya Karni Ilyas.
"Ya iya namanya istri," balas Eko.
Lihat videonya mulai menit ke-2:38:
Pemerintah akan Kembalikan Uang Korban Keraton Agung Sejagat
Menteri Sosial Juliari Batubara meminta agar masyarakat yang menjadi korban Kerajaan Agung Sejagat menunggu sampai proses hukum selesai sebelum uang mereka dikembalikan.
Menurut Juliari, pemerintah sedang melakukan proses hukum terhadap pelaku penipuan.
Diketahui, sebelumnya pemimpin Keraton Agung Sejagat di Purworejo, Jawa Tengah telah ditangkap.
• Roy Suryo Ungkap Dugaan Alasan Adanya Fenomena Keraton Palsu: Berharap Ada Dana Istimewa Pemerintah
Diketahui masyarakat yang ingin tergabung dalam kerajaan tersebut diharuskan membayar sejumlah uang sesuai tingkat jabatan yang diinginkan.
Dilansir TribunWow.com, awalnya Juliari mengimbau agar masyarakat tidak mudah terkecoh.
"Yang penting masyarakat jangan mudah terkecoh karena sepertinya 'kan aneh begitu zaman sekarang masih ada kerajaan-kerajaan di Indonesia," kata Juliari dalam tayangan Sapa Indonesia Malam di KompasTV, Sabtu (18/1/2020).
Terkait pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebutkan munculnya kerajaan tersebut sebagai hiburan semata, Juliari menyetujui asalkan tidak terjadi tindak kriminal.
"Ya, hiburan selama tidak ada unsur kriminal. Kalau selama ada unsur kriminalnya, ya, diproses secara hukum pidana yang berlaku," kata Juliari.
Juliari melanjutkan pemerintah akan menunggu proses hukum yang berlaku sebelum mengambil tindakan.
"Tentunya, yang sudah diamankan akan diproses secara hukum dan nanti akan ada proses selanjutnya. Mungkin akan ada proses pengadilan dan nanti keputusannya akan kita tunggu," jelasnya.
"Yang pasti, korban-korbannya, ya, mau tidak mau harus menunggu sampai proses hukumnya selesai, keputusannya keluar, ya, kita lihat nanti bagaimana," lanjut Juliari.
Juliari merasa saat ini belum dapat memberikan keterangan lebih lanjut karena masih menunggu hasil proses hukum.
Ia kembali mengimbau agar masyarakat tidak mudah terkecoh.
• Viral Keraton Agung Sejagat, Ketum FSKN Ungkap Keistimewaan Orang Keturunan Keluarga Raja
"Masalahnya masyarakat kita ini mudah sekali terkecoh oleh tipu daya, tipu muslihat yang berbau keuntungan dalam waktu yang cepat, bisa dilipatgandakan uangnya," kata Juliari.
Juliari berpendapat hal-hal serupa tampaknya sering terjadi di Indonesia.
"Memang ini memprihatinkan. Tidak hanya yang seperti kerajaan-kerajaan yang tiba-tiba muncul, sebelumnya juga banyak 'kan itu ada tipu muslihat seperti koperasi atau pengumpulan dana secara ilegal," katanya.
(TribunWow.com/Mariah Gipty)