Iran Vs Amerika Serikat
Mantan Intelijen Indonesia Jelaskan Alasan Iran Salah Tembak Pesawat Ukraina: Bukan Pertama Kali
Mantan Intel Indonesia mengatakan sangat mungkin terjadi kesalahan yang dibuat oleh Iran bukan kali pertama terjadi di dunia internasional
Penulis: anung aulia malik
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais) 2011 -2013, Sulaiman B Ponto menjelaskan mengapa sangat mungkin bagi Iran untuk melakukan kesalahan tembak pesawat milik Ukraina.
Sulaiman menjelaskan faktor penentu dari kesalahan yang dilakukan oleh Iran adalah faktor psikologis prajurit yang berada di lapangan.
Dikutip TribunWow.com dari video unggahan kanal YouTube Talk Show tvOne, Sabtu (11/1/2020), mulanya Sulaiman menjelaskan secanggih-canggihnya senjata, semua tergantung kepada pengguna senjata tersebut.
"Mungkin saja, itu tergantung the man behind the gun (manusia di belakang senjata)," kata Sulaiman.
"Sehebat-hebat apapun sistem yang dibuat, itu tetap bergantung pada the man behind the gun."
• Iran Akui Tak Sengaja Tembak Jatuh Pesawat Ukraina, Terjadi karena Human Error
Sulaiman menjelaskan yang menentukan target tembak, pada akhirnya tetap manusia penggunanya.
"The gun sendiri tidak bisa membedakan sipil, militer," ujarnya.
"Kemana dia diarahkan di situ lah ia akan pergi," lanjut Sulaiman.
Ia menjelaskan masalah salah tembak yang dilakukan oleh Iran bukan kali pertama terjadi, sebelumnya negara-negara lain juga ada yang pernah melakukan kesalahan serupa seperti Iran.
"Ini bukan masalah pertama, sebelum-belumnya sudah pernah terjadi," terang Sulaiman.
Alasan terjadinya human error sendiri, menurut Sulaiman diakibatkan suasana tegang yang sedang terjadi antara Iran dan Amerika Serikat.
Akibat tegangnya suasana di lapangan, psikologis prajurit semakin tertekan.
"Jadi sebenarnya masalah dengan situasi dan kondisi seperti sekarang, itu sudah resiko, dan sudah beberapa kali kejadian," kata Sulaiman.
"Kita tidak pernah melihat bagaiamana stresnya pasukan yang ada di darat melihat pesawat datang."
"Curiga, kita hancurkan saja," tambah Sulaiman.
Ia kemudian menjelaskan bagaimana cara kerja radar yang memang dapat mendeteksi pesawat militer dan komersil.
Namun pihak akhir yang menentukan kebijakan menembak adalah pengguna senjata itu sendiri.
"Sangat tergantung psikologis pasukan yang ada di lapangan," terang Sulaiman.
"Begitu dia lihat pesawat, kalau psikologis di bawah sedang tertekan, dan kita harus tahu situasi sekarang ini kan sedang tembak-tembakan terus di sekeliling situ."
"Sehingga apapun yang datang akan mempengaruhi psikologis dia, bagi pasukan ini, keputusan ada di tangan mereka," imbuh Sulaiman.
Meskipun salah dan menewaskan ratusan orang, Sulaiman mengatakan apa yang dilakukan Iran dengan menagkui sesalahannya adalah langkah yang patut diapresiasi.
"Bagi mereka ini membela diri, ternyata pesawatnya, pesawat sipil, bukan baru pertama kali, dan ini yang bagus diakui salah tembak, gentleman," tandasnya.
• Soal Serangan Balasan Iran ke AS, Pengamat: Iran Ingin Selamatkan Muka
Iran Akui Tembak Jatuh Pesawat Ukraina
Dikutip dari Tribunnews,com, Sabtu (11/1/2020), Iran mengakui karena suatu kesalahan, pasukan militernya menembak jatuh pesawat Ukraina di Tehran, Iran, pada Rabu (8/1/2020) lalu.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh staf umum angkatan bersenjata Iran kepada Press TV, Jumat (10/01/2020), 23.00 waktu setempat.
Ia berdalih kesalahan tersebut terjadi karena kesalahan manusia atau human error.
Pernyataan militer melalui media pemerintah Iran mengatakan, pesawat Boeing bertipe 737-800 NG tersebut dikira pesawat milik musuh.
Lantaran pesawat milik maskapai Internasional Ukraina tersebut mengarah ke pusat militer Garda Revolusi.
Suasana Iran yang sedang tegang dengan Amerika Serikat menyebabkan prajurit di bawah salah melepaskan tembakan.
Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif turut menuliskan ucapan duka melalui akun twitter miliknya, @JZarif, Sabtu (11/1/2020).
• Tanggapi Protes Irak, Iran Sebut Tetap Menghormati Kedaulatan Irak

“Hari yang menyedihkan. Kesimpulan awal penyelidikan internal oleh Angkatan Bersenjata: Kesalahan manusia pada saat krisis yang disebabkan oleh tindakan AS menyebabkan bencana.
Kami mengucapkan penyesalan, permintaan maaf, dan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada warga kami, keluarga korban, dan negara-negara yang terkena dampak lainnya."
Korban Jatuhnya Pesawat Ukraina
Dikutip dari time.com, Rabu (8/1/2020), Menteri Luar Negeri Vadim Prystaiko memaparkan data penumpang yang jadi korban dalam insiden tersebut.
- 82 warga Iran
- 63 warga Kanada
- 11 warga Ukraina ( dua penumpan dan sembilan kru pesawat)
- 10 warga Swedia
- 4 warga Afghanistan
- 3 warga Jerman
- 3 warga Inggris
Dampak Konflik Iran-AS di Dunia Internasional
Hubungan yang memanas antara Iran dengan Amerika Serikat (AS) turut berdampak bagi masyarakat internasional.
Beberapa negara besar di dunia turut berkomentar terhadap konflik Iran-AS ini.
Dikutip TribunWow.com dari npr.org, Inggris mengecam tindakan Iran yang menyerang pangkalan militer milik AS.
• UPDATE Ketegangan Iran-AS, Donald Trump Mundur dari Peluang Perang, Tak Kirim Serangan Balasan
• Pangkalan Militer AS di Irak Diserang, Trump Sebut Iran Sudah Mundur: Hal Baik bagi Semua Pihak
Sebelumnya, diketahui Iran menyerang pangkalan militer milik AS di Irak sebagai balasan atas serangan AS yang menewaskan jenderal Iran, Qasem Soleimani.
"Kami, tentu saja, mengecam serangan terhadap pangkalan militer di Iraq yang menjadi basis pasukan koalisi," kata Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, kepada Parlemen, Rabu (8/1/2020).
Ia meminta Iran segera mengurangi intensitas ketegangan pada saat ini.
"Iran seharusnya tidak mengulangi serangan sembrono dan berbahaya ini, tetapi harusnya segera melakukan deeskalasi," lanjutnya.
Menurut Johnson, AS punya hak untuk melindungi perlengkapan dan pasukannya.
Ia menyebut Soleimani juga bertanggung jawab atas nyawa sejumlah pasukan Inggris dengan menyuplai bahan ledak kepada pasukan militan.
Sementara itu, Perdana Menteri Australia, Scott Morrison mengatakan Pemerintah Australia akan memindahkan pasukan serta anggota diplomatnya di Irak.
Morrison juga akan memimpin rapat dengan tim keamanan nasional mengenai hal tersebut.
Misi bantuan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Irak menanggapi peristiwa ini dengan meminta Irak menahan diri agar tidak menimbulkan musuh di dunia internasional.
Menteri Luar Negeri Perancis, Jean-Yves Le Drian, turut mengecam serangan misil Iran.
Ia menegaskan bahwa AS dan anggota koalisi lainnya harus memerangi ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) sembari tetap menghormati kedaulatan Irak.
• Geram Daerahnya Jadi Medan Perang, Irak Tuduh Serangan Misil Iran sebagai Pelanggaran Kedaulatan
Tanggapan Nato
Dikutip dari Aljazeera.com, Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization atau NATO), Jens Stoltenberg, mengecam serangan Iran dan meminta Iran tidak mengulangi tindakan kekerasan lainnya.
Menurut laporan Nato, tidak ada korban pasukan yang sedang menjalani pelatihan di Irak karena sebelumnya telah diimbau untuk memindahkan pasukan setelah kematian Soleimani.
Tanggapan juga muncul dari Dewan Pengungsi Norwegia (Norwegian Refugee Council atau NRC) yang selama ini mengurus pengungsi dari Timur Tengah.
Menurut NRC, pengiriman bantuan ke wilayah Timur Tengah akan terdampak akibat konflik AS-Iran ini.
"Jutaan orang di Timur Tengah membutuhkan bantuan kemanusiaan. Sebagian besar dari mereka terlantar akibat konflik," kata Jan Egeland, Sekretaris Jenderal NRC.
"Konfrontasi lain antara kekuatan luar dan dalam negeri akan memutuskan bantuan terhadap orang-orang yang hidupnya hampir hancur," lanjutnya.
"Sebanyak 24 juta warga Yaman dan 12 juta warga Syrian kehilangan rumah mereka akibat perang, dan sangat rentan terdampak terhadap meningkatnya konflik, kesepakatan, atau larangan terhadap tindakan apapun," kata Egeland.
• Serang Pangkalan Militer Amerika Serikat, Kemungkinan Iran Sengaja Menghindari Korban
Pengalihan Rute Pesawat
Sejumlah maskapai internasional termasuk Air France, Dutch KLM, dan German Lufthansa menghindari wilayah udara di sekitar Iran dan Iraq.
Diketahui, wilayah tersebut sangat penting bagi rute perjalanan antara Eropa dengan Asia.
Meskipun demikian, sejumlah maskapai memilih menghindari wilayah tersebut karena khawatir akan konflik yang sedang terjadi.
Maskapai lain seperti Polish LOT, Malaysia Airlines, Singapore Airlines, Swiss International Airlines, dan Qantas juga telah mengalihkan rute mereka.
Setelah serangan misil diluncurkan, Badan Pengawas Penerbangan Sipil AS melarang penerbangan AS terbang di sekitar Irak Iran, dan Teluk Persia.
Badan Transportasi Udara Federal milik Russia menyarankan agar pesawatnya menghindari wilayah udara sekitar Iran, Irak, Teluk Persia, dan Teluk Oman.
• Setelah Serang Pakai Puluhan Rudal, Presiden Iran Hassan Rouhani Sebut akan Usir AS dari Wilayahnya
(TribunWow.com/Anung Malik/Brigitta Winasis)