Konflik RI dan China di Natuna
Soroti Sikap Prabowo saat Tanggapi Konflik Natuna, Najwa Shihab: Saat Debat Capres Kok Berapi-api?
Presenter Najwa Shihab menyoroti pernyataan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Presenter Najwa Shihab menyoroti pernyataan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto.
Dilansir TribunWow.com, Najwa Shihab menilai, Prabowo Subianto terlalu santai dalam menyikapi konflik di perairan Natuna.
Melalui tayangan YouTube Najwa Shihab, Rabu (8/1/2020), Najwa Shihab menganggap sikap Prabowo Subianto saat debat calon presiden (capres) 2019 sangat kontras dengan pernyataan seusai jadi menteri.
• Di Mata Najwa, Fadli Zon Kritik Kepala Bakamla secara Langsung soal Natuna: Itu Kan Diskresi Anda
• Soal Natuna, Fadli Zon Singgung Keberanian Bakamla Usir Kapal China, Najwa Shihab: Memang Sanggup?
Mulanya, Najwa Shihab meminta tanggapan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon soal kemungkinan perang antara Indonesia dan China di perairan Natuna.
"Menteri Pertahanan kita siap enggak ya? Karena statement-nya Pak Prabowo kok santai sekali ya," ucap Najwa Shihab.
"Bukan, Pak Prabowo itu being realistic," jawab Fadli Zon.
Sebagai bukti, Najwa Shihab pun memutar video ucapan Prabowo Subianto saat debat capres dan saat jadi menteri.
"Kita dengerin dulu deh statement-nya Pak Prabowo, mumpung ada Wakil Ketua Umum Partai Gerindra di sini," ucap Najwa Shihab.
Ucapannya itu pun lantas mengundang gelak tawa penonton.
"Kita dengarkan statement Pak Prabowo yang rasa-rasanya berbeda," sambung Najwa Shihab.
"Biar lebih seru kita putar dulu."
Dalam tayangan tersebut, tampak sebuah video ilustrasi saat Prabowo Subianto menggebu-gebu menyampaikan pendapat saat debat capres 2019.
"Pak, diplomasi kalau hanya senyum-senyum menjadi nice guy ya begitu-begitu saja," ucap Prabowo.
"Kalau ada armada asing masuk ke laut kita apa yang bisa kita buat?"
"Jadi bukan saya tidak percaya. Saya ini TNI pak, saya pertaruhkan nyawa di TNI. Saya lebih TNI dari banyak TNI," sambung Prabowo kala itu.

• Mahfud MD Ungkap 2 Tugas yang Diberikan Jokowi Selesaikan Polemik Natuna: 470 Kapal Siap Berangkat
Lantas, video selanjutnya menunjukkan pernyataan Prabowo seusai jadi menteri.
Prabowo menganggap klaim China atas perairan Natuna dapat diselesaikan secara baik-baik.
"Ya saya kira bisa diselesaikan dengan baik, bagaimanapun China negara sahabat," ucap Prabowo.
Menanggapi sikap Prabowo yang begitu kontras, Fadli Zon pun menyampaikan pembelaan.
"Jawaban saya gampang sekali, jadi selama ini ke mana aja gitu ya?," jawab Fadli Zon.
Fadli Zon menilai, lemahnya pertahanan laut di Indonesia justru dibongkar di era kepemimpinan Prabowo sebagai Menteri Pertahanan.
"Setelah Pak Prabowo lihat kenyataannya lihat kekuatan kita sangat lemah sekali di sana," ucap Fadli Zon.
"Jadi kita wasting berapa tahun itu ya untuk memperkuat armada kita di perbatasan."
Ia menilai, semenjak Prabowo menjadi menteri, justru pertahanan di laut Indonesia ditangani secara serius.
"Dan baru sekarang kita betul-betul serius di bawah kepemimpinan Pak Prabowo sebagai Menteri Pertahanan,"sambung Fadli Zon.
Namun, pernyataan itu justru kembali memancing pertanyaan Najwa Shihab.
"Bagaimana memaknai statement santai Pak Prabowo tadi? Karena saat debat capres berapi-api itu," tanya Najwa Shihab.
"Sekarang pertanyaannya, kalau kita konfrontasi dengan China secara fisik sudah pasti kita kalah saat ini," jawab Fadli Zon.
Simak video berikut ini menit 5.30:
470 Kapal Nelayan ke Natuna
Menteri Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD mengaku mendapat dua tugas dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait penyelesaian masalah Natuna.
Seperti yang diketahui, Natuna kini juga tengah diklaim oleh China sebagai wilayah perairan negara tersebut.
"Dan ada dua yang diperintahkan oleh presiden, intinya ada satu payung prinsip negara harus hadir di Natuna Utara, itu satu," ucap Mahfud MD.
Jokowi meminta agar patroli penjagaan di Natuna Utara semakin intensif dilakukan.
"Bagaimana bentuk kehadirannya? Volume patroli diperbanyak, artinya semakin banyak semakin rutin dan itu akan dikerjakan," ucap Mahfud MD.
Lalu, yang kedua Jokowi meminta agar banyak nelayan mencari ikan di Natuna.
• Protes Fadli Zon, Meutya Hafid Turut Ungkit Pernyataan Prabowo soal Natuna: Saya Menyayangkan
Mahfud MD mengatakan, pemerintah kini telah mengundang ratusan kapal untuk diberangkatkan ke Natuna.
"Yang kedua, tampakkan kegiatan nelayan di sana."
"Sekarang ini kita mengumumkan bahwa kita akan mengundang nelayan yang akan ke sana," ujarnya.
Bahkan, kapal yang akan datang juga kapal-kapal yang berada cukup jauh dari Natuna.
"Itu di hari libur saja berita itu beredar, di hari Senin hari pertama saya sudah didatangi 100 nelayan dari Pantura. Mereka siap berangkat," ugkap Mahfud MD.
"Dan terakhir hari ini saya mendengar inventarisasi yang dilakukan di kantor saya sudah ada 470 kapal siap berangkat ke sana," imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Mahfud MD enggan berkomentar terkait kesiapan fisik.
Ia meminta agar masalah kesiapan fisik ditanyakan pada Kepala Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla), Laksamana Madya Achmad Taufiqoerrochman, maupun Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko.
"Kesiapan fisik itu saya kira sudah dijelaskan oleh Pak Taufik dari Bakamla, mungkin dari Pak Moeldoko," ujar Mahfud MD.
• Soal Polemik Natuna, Presiden Jokowi: Kedaulatan Tak Ada Tawar Menawar
Namun dalam kesiapan mental, Indonesia benar-benar harus berkomitmen bahwa Natuna merupakan bagian dari NKRI yang harus dipertahankan.
"Tapi kalau kita kesiapan mental saja bahwa kita akan menyatakan sepenuhnya wilayah itu adalah hak berdaulat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang harus dipertahankan," ucapnya.
Bentuk mempertahankan Natuna adalah dengan cara mengusir kapal-kapal China dengan menggunakan Coast Guard yang dimiliki.
Namun, menteri yang juga pakar hukum tata negara ini menegaskan bahwa tidak ada perang dalam masalah Natuna.
"Harus dipertahankan ya berarti kita usir, tapi tidak dengan perang karena, beda, maka kita menggunakan Coast Guard dulu."
"Karena ini tidak ada hubungannya dengan perang," jelas Mahfud MD.
(TribunWow.com/Jayanti Tri Utami/Mariah Gipty)