Atasi Cuaca Buruk, BNPB Lakukan Modifikasi untuk Menurunkan Intensitas Hujan di Jabodetabek
BNPB melakukan modifikasi cuaca di Jabodetabek untuk mengurangi intensitas hujan.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Setelah mengalami intensitas hujan tinggi di awal tahun, sejumlah wilayah di Jabodetabek mengalami banjir parah.
Untuk mengatasi kondisi cuaca, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan modifikasi cuaca.
Dikutip TribunWow.com dari Kontan.co.id, telah dilakukan Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) sejak Senin (6/1/2020).
• Enggan Salahkan Siapapun kecuali Hujan, Anies Baswedan Sebut Sederet Usaha Atasi Banjir di Jakarta
Operasi TMC dilakukan untuk menurunkan intensitas hujan deras di wilayah Jabodetabek.
Menurut laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), operasi TMC yang dilakukan pada Selasa (7/1/2020) berhasil menurunkan intensitas hujan.
Untuk melaksanakan operasi tersebut, digunakan bahan semai NaCl sebanyak 6,4 ton.
"Total bahan semai NaCl untuk penyemaian mencapai 6,4 ton," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi (Kapusdatinkom) BNPB Agus Wibowo, padaRabu (8/1/2019).
Penyemaian bahan tersebut dilakukan dengan pesawat CN 295 dan Casa 212-200 milik TNI.
Penyemaian dibagi menjadi empat kloter yang dilakukan di berbagai daerah.
Pada penyemaian pertama, digunakan pesawat CN 295 yang membawa bahan semai sebanyak 2,4 ton untuk disebarkan di wilayah barat sampai barat daya Jabodetabek.
Penyemaian berikutnya dilakukan dengan pesawat Casa 212-200 yang membawa 800 kg NaCl dan disebarkan di perairan Selat Sunda.
Penyemaian ketiga dilakukan di wilayah barat laut Jabodetabek.
Penyemaian terakhir dilakukan dengan menyebarkan 2,4 ton bahan semai di wilayah barat sampai barat laut Jabodetabek.
Menurut keterangan Agus, penyemaian akan dilakukan karena dampak yang dihasilkan terlihat signifikan.
• Tim Advokasi Korban Banjir Jakarta Jelaskan Kenapa Anies Baswedan Layak Digugat: Tak Ada Kesiapan
Peringatan BMKG
Melalui situs resmi bmkg.go.id, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan rilis tentang kondisi cuaca ekstrem yang akan terjadi pada 5-12 Januari 2020.
Dalam keterangan yang dirilis tersebut, tampak beberapa daerah berpotensi hujan lebat akibat adanya aktivitas Monsun Asia.
Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG memperkirakan akan terjadi cuaca ekstrem dan curah hujan dengan intensitas lebat, disertai petir dan angin kencang.
Kondisi cuaca ini diperkirakan mencakup hampir seluruh wilayah Indonesia.
BMKG juga mengimbau agar masyarakat waspada dan berhati-hati terhadap bencana banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin.
Kepada masyarakat yang tinggal di sekitar pesisir, BMKG mengimbau agar selalu waspada terhadap ancaman gelombang tinggi.
Kedubes AS Beri Peringatan untuk Warganya di Jakarta
Cuaca buruk yang melanda awal tahun ini membuat Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS) turut memberikan peringatan dini kepada warganya yang sedang berada di Jakarta.
Dalam situs resmi id.usembassy.gov, Kedubes AS di Jakarta menyampaikan adanya kemungkinan curah hujan tinggi di daerah Jakarta dan sekitarnya sampai 12 Januari 2020.
Melalui pemberitaan tersebut, Kedubes AS meminta agar antisipasi dilakukan terhadap badai dan angin kencang, dengan kemungkinan banjir, longsor, listrik padam, dan kesulitan akomodasi.
• Enggan Salahkan Siapapun kecuali Hujan, Anies Baswedan Sebut Sederet Usaha Atasi Banjir di Jakarta
• Pemprov DKI Jakarta Dianggap Tak Siap Hadapi Banjir, Anies Baswedan Diminta Apel Siaga Semua Alat
Kedubes AS juga menyarankan beberapa langkah antisipasi yang dapat dilakukan.
Berikut langkah antisipasi yang disarankan Kedubes AS kepada warganya.
1. Persiapkan rencana tanggap darurat.
2. Gunakan fitur di https://www.ready.gov/ untuk membuat rencana darurat untuk keluarga, pekerjaan, dan studi.
3. Selalu perhatikan laporan media setempat dan perhatikan lingkungan sekitar.
4. Perbarui informasi dari otoritas cuaca Indonesia di https://www.bmkg.go.id/.
5. Perhatikan informasi dari petabencana.id untuk mendapatkan informasi terkini tentang daerah yang terkena banjir.
6. Ikuti Program Pendaftaran Turis Cerdas (Smart Traveler Enrollment Program atau STEP) untuk mendapatkan laporan keamanan.
6. Ikuti media sosial Kedubes AS di Surabaya dan Jakarta melalui Twitter dan Facebook.
(TribunWow.com/Brigitta Winasis)