Banjir di Jakarta
Bhima Yudhistira Perkirakan Kerugian akibat Banjir Jakarta dan Sekitarnya Lebih dari Rp 10 Triliun
Banjir di wilayah Jakarta dan sekitarnya pada tahun baru menyebabkan kerugian sementara yang diestimasikan melebihi Rp 10 triliun.
Editor: Lailatun Niqmah
"Itu untuk prediksi terhadap potensi transaksi, jadi itu udah pasti rugi kan."
"Belum termasuk yang sifatnya barang-barang dagangan, kemudian kerusakan peralatan [misalnya] chiller, cash register maupun peralatan elektronik, dan juga merenovasi kembali toko yang sudah rusak karena banjir," kata Roy kepada BBC News Indonesia.
Roy mengatakan perkiraan kerugian tersebut hanya mencakup dua hari, atau 1-2 Januari, saat banjir melanda wilayah ibu kota dan sekitarnya dan menyebabkan puluhan ribu orang untuk mengungsi.
Menurut data yang ia peroleh, ada lebih dari 400 toko di sekitar Jabodetabek yang terdampak karena banjir, yang sehingga tidak mungkin buka, termasuk 300 di antaranya yang berada di Jakarta.
Roy menambahkan bahwa angka toko itu belum termasuk toko para anggota Aprindo yang berlokasi di dalam mal.
• Sejumlah Warga DKI Jakarta Ingin Gugat Pemprov soal Banjir, Tim Advokasi: Kami Mengajak Teman-teman
Sejak air surut di beberapa wilayah mulai hari Kamis (02/01), kata Roy, hanya sekitar 20% dari jumlah pertokoan buka kembali pada akhir pekan.
Namun angka kerugian akan terus meningkat akibat sebagian besar toko-toko yang masih tutup, bahkan berpotensi mengalami kerusakan lagi dalam jangka waktu dekat akibat prediksi cuaca pada musim hujan beberapa waktu ke depan.
Menurut Kepala Pusat Meteorologi Publik, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Gofisika (BMKG), Fachri Radjab, puncak musim hujan diperkirakan baru akan datang pada pertengahan Januari hingga awal Maret.
Sedangkan hujan deras yang di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi diperkirakan masih akan berlangsung hingga pekan kedua Januari.
Haryadi Sukamdani, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), mengatakan hujan yang ekstrem dikhawatirkan juga akan lanjut menyebabkan kerugian bagi para pengusaha.
Walaupun ia sebut pihaknya belum bisa menyatakan nilai kerugian karena masih dalam proses mengumpulkan.
"Di sisi yang paling berat itu adalah kehilangan opportunity revenue-nya. Misalnya ritel dan jasa, hari itu dia hilang, ya nggak bisa balik lagi," jelas Haryadi
Bagaimana dengan sektor asuransi?

Kerugian yang meluas telah mendorong para korban yang memiliki asuransi untuk mengakukan klaim.
Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menyatakan proses pengajuan klaim asuransi akibat musibah banjir sudah berlangsung.