Banjir di Jakarta
Pengamat Tata Kota Ungkap Hal yang Harus Dilakukan Pemerintah Jakarta, Minta agar Bisa Tiru Surabaya
Pengamat Tata Kota Nirwono Joga mengungkap sejumlah hal yang harus dilakukan pemerintah mengantisipasi banjir akibat puncak musim hujan pada Februari
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Pengamat Tata Kota Universitas Trisakti, Nirwono Joga mengungkap sejumlah hal yang harus dilakukan pemerintah mengantisipasi banjir akibat puncak musim hujan pada Februari 2020.
Nirwono Joga mengatakan bahwa pemerintah harus segera memperbaiki pemukiman bantaran kali.
Namun, perbaikan saluran drainase di Jakarta juga tak kalah pentingnya.
• Beredar Foto Anies Baswedan dan Bima Arya Selfie di Katulampa saat Banjir Jakarta, Ini Faktanya
"Jadi salah satu PR selain pembenahan bantaran kali, perbaikan besar-besaran seluruh saluran drainase di Jakarta itu bisa terhubung dengan baik," ujar Nirwono dikutip TribunWow.com dari Talk Show tvOne pada Kamis (2/1/2020).
Ia mengatakan bahwa saluran drainase harus memiliki ukuran yang ideal untuk menampung air sungai dan hujan.
"Ya salah satunya pastikan ya sistem drainase kita ini hierarki atau dimensinya sesuai dengan ukuran misal kita bicara tersier, sekunder hingga primer," katanya.
Apalagi, Nirwono mengatakan bahwa intesitas hujan di Jakarta cukup tinggi.
"Kalau kita bicara wilayah DKI Jakarta seharusnya intesitas hujan yang besar ini, curah hujannya juga semakin tinggi, drainase kita dimensinya harus lebih besar dari sekarang," ungkapnya.
• Tak Tanggung-tanggung, Nikita Mirzani Beri Bantuan Rp 20 Juta ke Korban Banjir: Rezeki Kalian Juga

Saluran drainase harus diperlebar sekitar satu hingga satu setengah meter.
"Kalau di lapangan hanya 40 sampai 50 senti itu misalnya, maka kita harus memperlebar bahkan sampai satu satu setengah," jelasnya.
"Kemudian dua sampai tiga meter untuk jalan yang lebih lebar," imbuh Nirwono.
Nirwono menilai Jakarta harus bisa meniru kota-kota lain, termasuk Surabaya dalam pembuatan saluran drainasenya.
"Nah salah satu yang bisa kita lakukan, kita bisa mencontoh seperti yang dilakukan di Surabaya, bahkan juga dilakukan di Kota Singapura, atau kemudian di kota-kota dunia."
"Saluran airnya itu tidak hanya di kiri dan kanan jalan karena lahannya terbatas, justru mengambil badan jalan di bawah," tutur Nirwono.
Pada kesempatan itu, Nirwono juga mengatakan banjir kali ini juga melanda daerah-daerah yang sebelumnya tidak terkena bencana.
• Jakarta Dilanda Banjir, Ratusan Ribu Orang Tanda Tangan Petisi agar Anies Baswedan Dicopot Jokowi
"Pemukiman, pemukiman yang ditemukan di lapangan yang tadinya enggak banjir, jauh dari tepi sungai, ternyata banjir juga," ungkap Nirwono.
Ia mengatakan, banjir di wilayah-wilayah tersebut rupanya karena faktor saluran drainase yang sempit.
"Ternyata saluran drainasenya sudah tidak memadai, rata-rata saluran drainase kita lebarnya hanya 40 sampai 50 senti," ujarnya.
Sedangkan menurutnya, di musim penghujan seperti ini saluran drainase setidaknya berukuran satu hingga dua meter.
"Idealnya kalau dilihat kondisi seperti sekarang, intesitas hujan yang besar harusnya sampai satu setengah sampai dua meter lebarnya," ujar Nirwono.
Menurutnya, hal ini harus segera dibenahi oleh pemerintah.
"Jadi ini tidak memenuhi kapastitasnya, jadi tidak heran terjadi hujan sebentar saja airnya sudah menggenangi jalan dan kawasan sekitarnya, ini PR sebenarnya," katanya.
Namun, bukan hanya Jakarta yang memiliki saluran drainase yang kurang memadai.
• Beda Pendapat Anies Baswedan dengan Basuki Hadimuljono soal Banjir, Pakar Nilai Gubernur DKI Salah
Daerah-daerah lain di Jabodetabek kebanyakan juga memiliki saluran drainase yang kecil.
"Tipikal sama se-Jabodetabek, kalau kita bicara di Bekasi, di Tangerang bahkan ke Depok, tipikalnya sama selalu pemukimanya di bantaran kali," kata dia.
"Kalau tidak dekat dalam bantaran kali, saluran drainase di pemukiman lingkungan itu yang masih buruk," imbuhnya.
Lihat videonya mulai menit ke-22:08:
Anies Baswedan Ungkap Pemprov DKI Jakarta Belum Berhenti Bekerja
Anies Baswedan mengungkapkan bahwa hujan di Jakarta mulai mereda.
Meski demikian, Anies Baswedan mengatakan bahwa tugas Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta soal penanganan banjir belum selesai.
"Alhamdulillah sejak tadi malam hujan sudah berangsur surut, air juga sudah mulai bergerak. Tetapi ini belum selesai," ujar Anies Baswedan dikutip TribunWow.com dari channel YouTube tvOneNews pada Kamis (2/12/2019).
• Soal Banjir Jakarta, Analis Politik Sebut Anies Baswedan akan Jadi Kambing Hitam dan Diserang
Anies mengatakan, tugas Pemprov Jakarta akan selesai jika semua pengungsi sudah kembali ke rumah.
"Saya sampaikan kepada seluruh jajaran bahwa kerja kita masih terus, kita bisa dibilang selesai jika semua pengungsi sudah kembali ke rumahnya, sudah bisa tidur di rumahnya," kata dia.
Selain itu, Anies mengatakan bahwa tugasnya akan selesai jika fasilitas publik juga sudah berfungsi seperti semula.
"Seluruh fasilitas publik sudah bisa digunakan tanpa ada kendala."
"Bila semua kegiatan di Jakarta sudah berfungsi seperti semula," ungkap Anies.
Sehingga, Anies mengatakan bahwa Pemprov DKI Jakarta kini tengah bekerja keras untuk menyelamatkan warga.
"Sebelum itu terjadi, kita masih dalam kondisi all out kerja keras, dibilang darurat bukan darurat, tapi ini situasi di mana kita harus merespon cepat memastikan keselamatan bagi seluruh warga," paparnya.
Kemudian, Anies menjelaskan bahwa sebagian warga sudah meninggalkan pengungsian.
"Ada 113 lokasi penampungan pengungsi dan secara berangsur sebagian sudah kembali ke rumahnya masing-masing."
"Per kemarin sore, kita ada 19 ribu pengungsi tapi saya perlu sampaikan bahwa karena sifatnya pengungsian karena air banjir, maka begitu rumahnya tidak lagi ada air, mereka berangsur pulang," terang Gubernur 50 tahun ini.
• Penjelasan Roy Marten soal Video Sebut Anies Baswedan saat Tunjukkan Rumahnya yang Terendam Banjir
Lihat videonya mulai menit ke-1:19
(TribunWow.com/Mariah Gipty)