Kasus Novel Baswedan
VIDEO saat Dewi Tanjung Sebut Kasus Novel Baswedan Rekayasa, Soroti Banyak Kejanggalan
Dewi Tanjung justru sempat terlibat perdebatan dengan sang presenter Aiman Witjaksono terkait kasus penyiraman air keras Novel Baswedan
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Beredar tayangan saat Politisi PDIP Dewi Tanjung membeberkan kejanggalan kasus penyiraman air keras penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.
Tayangan video itu ramai dibicarakan oleh pengguna Twitter pada Minggu (29/12/2019).
Bahkan, tagar TangkapDewiTanjung juga ramai digaungkan oleh pengguna Twitter.
Ternyata, video yang diunggah di Twitter merupakan video yang pernah ditayangkan Kompas TV dalam program Sapa Indonesia Malam pada Kamis (7/11/2019).
Dalam tayangan itu, Dewi Tanjung menilai kasus Novel Baswedan hanya rekayasa semata.
Namun pada acara tersebut, Dewi Tanjung juga terlibat perdebatan dengan sang presenter Aiman Witjaksono.
"Saya tidak mengatakan berbohong, jadi dugaan merekayasa jadi itu bahasa pasal menyebarkan berita bohong dan hoaks," ucap Dewi dikutip TribunWow.com dari channel YouTube Kompas TV pada Jumat (8/11/2019).
Dewi menegaskan bahwa dirinya telah mempelajari kasus ini sejak 2017.
Menurutnya banyak hal yang janggal dan tidak masuk logika.
"Jadi begini saya kan mempelajari sekian lama kasus ini, lalu saya lihat ada keanehan ada kejanggalan yang itu enggak masuk logika saya," katanya.
Apalagi, reaksi Novel Baswedan setelah disiram air keras juga cukup aneh.
"Dari rekaman CCTV, dari rekaman CCTV itu saya heran kenapa reaksi pertama kali diserang itu dia hanya seperti bergerak kanan kiri lalu mungkin dia katanya nabrak tiang atau nabrak pohon sampai dia benjol."
"Tapi reaksi itu tidak semestinya si korban penyerangan air keras harusnya dia begitu diserang dia itu ada reaksi terduduk dan terguling-guling karena reaksi air keras," jelas Dewi.
Sedangkan, jika terkena air keras, menurutnya seluruh mukanya meleleh.
"Gini kan sifat air keras itu, sifatnya panas, panas sekali kena kulit itu melepuh dan meleleh, pernah lihat kasus Krisna di Surabaya, 14 tahun dia melakukan 17 kali feshov. Matanya meleleh, mukanya meleleh," ujar Dewi kemudian.
Selain itu, Dewi juga menduga bahwa penyerang Novel Baswedan menggunakan tangan kiri saat menyiramkan air keras.
Jika benar menggunakan tangan kiri, Dewi menilai itu merupakan hal yang sulit dilakukan.
"Saya melihat reaksi Novel saat itu tapi saya masih okey, lalu si penyerang dari kanan berarti dia pakai tangan kiri, pakai tangan kiri berapa kuat sih tangan ini kalau tidak kidal, kalau dia normal tidak sekuat tangan kanan."
"Begitu disiramkan si air ini, ini judulnya penyiraman air bersifat cair," ungkap Dewi.
"Bagaimana Anda tahu tangan kiri itu," sela Aiman.
"Kan dia disiram dari sebelah kanan," ujar Dewi lagi.
• Dewi Tanjung Tanyakan Kejanggalan Luka Novel Baswedan, Saor Siagian: Itu Pertanyaan Sampah
Seakan tak percaya, Aiman terlihat berulang kali mendebat ungkapan Dewi soal pelaku penyiramana menggunakan tangan kiri.
"Kan bisa saja dari sebelah kanan dengan tangan kanan, dengan tangan kiri," kata Aiman.
"Kita lihat dari CCTV," balas Dewi.
"Kan CCTV enggak jelas," ujae Aiman lagi.
"CCTV, kan saya lihat dari CCTV jadi Pak Novel," balas Dewi kemudian.
"Waktu penyiraman tidak ada CCTV," bantah Aiman lagi.
"Ada rekaman CCTV," ungkap Dewi.
Demi membuktikkan pernyataanya, Aiman menegaskan bahwa tim Kompas TV sebelumnya pernah melakukan investigasi soal penyiraman Novel Baswedan itu.
Aiman menegaskan tidak ada rekaman CCTV saat Novel Baswedan disiram.
"Pada waktu penyiraman saya melakukan investigasi atas kasus ini pada waktu penyiraman tidak tertangkap CCTV, kalau sudah tertangkap pasti sudah berbeda," ujar Aiman.
"Tapi ada di CCTV yang tersebar," ungkap Dewi lagi kekeh,
"Bukan pada penyiraman, setelah penyiraman," ujar Aiman memperjelas.
"Bagaimana adagen penyiraman?," ucap Dewi lagi.
Kemudian, Aiman memutar lagi rekaman CCTV pada detik-detik penyiraman Novel Baswedan.

• Ditanya soal Motif Sandiwara Novel Baswedan, Dewi Tanjung Ungkit Novel Pernah Ditahan di Mako Brimob
Namun, rekaman CCTV hanya menunjukkan sesudah penyiraman.
"Saya punya videonya Kompas TV bahwa yang ini malam hari bukan siang hari. Tidak ada proses penyiraman mbak Dewi, pasca peyiraman Mbak Dewi," tegas Aiman.
Sehingga Aiman meminta agar Dewi jangan menyimpulkan begitu saja soal penggunaan tangan pelaku saat menyiram air keras ke muka Novel Baswedan.
"Artinya pada pas penyiraman Anda tidak bisa menyimpulkan pakai tangan kanan atau tangan kiri Mbak Dewi," ungkap Aiman.
Lihat videonya sejak menit awal:
Konferensi Pers Penangkapan Pelaku Penyerangan Novel Baswedan
Sebelumnya kepolisian telah menyelenggarakan konferensi pers soal penangkapan tersangka penyerang Novel Baswedan.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Devisi Humas Polri, Brigjen Argo Yuwono menjelaskan ada 2 pelaku yang berhasil ditangkap, berinisial RB dan RM.
Keduanya adalah anggota Polri yang masih aktif bekerja.
Argo Yuwono menjelaskan pada saat ditangkap pada Kamis (26/12/2019) malam, kedua pelaku masih berstatus terduga tersangka.
Namun setelah diinterogasi oleh pihak kepolisian, pada Jumat (27/12/2019) pagi, RB dan RM resmi ditetapkan sebagai tersangka penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan.
Setelah ditetapkan sebagai tersangka, kedua pelaku lanjut menjalani pemeriksaan dengan status sebagai tersangka.
Argo Yuwono mengatakan kini tersangka masih diperiksa untuk keterangan lebih lanjut.
Sebelumnya diberitakan Novel Baswedan diserang menggunakan air keras pada 11 April 2017 lalu di sekitar lingkungan rumahnya.
Saat itu ia baru saja menunaikan ibadah salat subuh berjemaah di masjid dekat rumahnya.
Ketika berjalan menuju rumahnya, tiba-tiba ada dua orang yang berboncengan motor menyiram area wajah Novel Baswedan dengan air keras.
Akibatnya dua mata Novel menagalami kerusakan dan sempat menjaalani operasi penyembuhan di Singapura.
(TribunWow.com)