Breaking News:

Terkini Nasional

Said Didu Ungkap Penyebab Anjloknya Jiwasraya, Sebut Ada Kebocoran dan Beberkan Kesalahan Fatal Ini

Sekretaris Kementerian BUMN Periode 2005-2010, Said Didu buka suara terkait anjloknya performa perusahaan asuransi milik negara, Jiwasraya.

Youtube/Talk Show tvOne
Sekretaris Kementerian BUMN Periode 2005-2010, Said Didu buka suara terkait anjloknya performa perusahaan asuransi milik negara, Jiwasraya. 

TRIBUNWOW.COM - Sekretaris Kementerian BUMN Periode 2005-2010, Said Didu buka suara terkait anjloknya performa perusahaan asuransi milik negara, Jiwasraya.

Dikutip TribunWow.com  dari tayangan YouTube Talk Show tvOne, Sabtu (21/12/2019), Said Didu mengatakan jebloknya Jiwasraya lantaran perusahaan melakukan satu kesahan fatal.

Sebelumnya Said Didu mengaku sudah sangat mengenal dengan kondisi Jiwasraya sejak menjadi Sekmen BUMN pada tahun 2005.

Jiwasraya Mendadak Rugi Besar, Ferdinand Pertanyakan Keberadaan OJK, Kementerian BUMN, dan Kemenkeu

Said Didu mengakui Jiwasraya sempat terlilit utang sebesar Rp 6,7 triliun pada tahun 2006 akibat krisis yang terjadi pada peristiwa 1998.

Namun Jiwasraya mampu bangkit kembali dengan menutup semua utangnya dan pada tahun 2009 sudah mampu menghasilkan laba.

Hal itu tentunya membuat kepercayaan dari publik kembali meningkat.

"Saya selaku sejarah tentang Jiwasraya dan salah satu masalah yang berat yang saya terima pada saat 2006 adalah adanya utang Jiwasraya, sekitar 6,7 triliun dampak dari krisis 98," ujar Said Didu.

"Sehingga kita mencari jalan keluar dan dengan berbagai cara, tiga kali menteri berganti, tahun 2009 itu masalahnya selesai," imbuhnya.

"Tahun 2009 masalah selesai, utang lunas, dan tidak ada lagi masalah, sehingga RBT-nya semakin bagus, sehingga meningkatknya kepercayaan publik."

Namun, sangat disayangkan Jiwasraya kembali anjlok pada tahun 2018.

Menurut Said Didu, hal itu disebabkan karena Jiwasraya justru memasarkan produk-produk yang dirasa tidak tepat.

Singgung soal Century, Ferdinand Hutahaean Setuju DPR Bentuk Pansus untuk Masalah Jiwasraya

"Meningkatnya kepercayaan publik, Jiwasraya membikin berbagai produk, sehingga 2013-2014 dia memasarkan produk yang menurut saya agak aneh, karena returnya terlalu tinggi, kemudian memuncak laba tertinggi tahun 2016 sekitar 1,6 triliun," ungkap Said Didu.

"Malah sempat menjadi asuransi terbaik."

"Nah yang menarik adalah ini perusahaan bekas sakit menjadi sakit, disehatkan tahun 2009."

Said Didu juga mengakui Jiwasraya sempat bermasalah pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Namun ketika pergantian pemerintahan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi), Jiwasraya sudah dalam kondisi membaik.

"Kalau menyertakan masalahnya di tahun 2006 oleh Pak SBY, iya betul, tapi kan berhasil disehatkan," terang Said Didu.

"Jadi diterima oleh pak Jokowi itu dalam kondisi sehat."

Kemudian di awal masa pemerintahan Jokowi juga masih baik, bahkan sempat dalam kondisi terbaik pada tahun 2016 dan 2017.

Dengan laba tertinggi yaitu Rp 5,61 triliun.

Oleh karena itu, Said Didu menilai hal tersebut sangat tidak lumrah, ketika secara tiba-tiba Jiwasraya mengalami perubahan drastis menjadi rugi 10,2 triliun pada tahun 2010.

"Sehat sekali tahun 2016 tahun 2017," terangnya.

"Adalah amat sangat menarik buat saya, bahwa ada perusahaan yang betul-betul sehat, tau-tau berubah menjadi sakit staidum empat, itu aneh."

Tanggapi Tudingan Jokowi Masalah Jiwasraya Terjadi sejak Era SBY, Ferdinand: Justru Sedang Bagusnya

Menurut Said Didu ada tiga permasalahan yang menyebabkan anjloknya Jiwasraya.

Pertama adalah memasarkan produk yang mempunyai resiko return sangat tinggi.

Kedua adalah kesalahan dalam investasi.

Dan ketiga yaitu karena ada kebocoran atau bisa dikatakan sebagai ada tangan-tangan tidak bertanggung jawab.

Hal itu diperkuat karena pada tahun 2018 tidak adanya masalah yang bisa berdampak besar kepada.

"Sehingga muncul dugaan saya bahwa ini ada tiga kombinasi yang terjadi di 2018 satu adalah memang salahnya produk yang terus dipasarkan padahal returnya terlalu tinggi," jelas Said Didu.

"Yang kedua kesalahan investasi terhadap premi yang ada sehingga risikonya ditanggung Jiwasraya."

"Dan saya yakin pasti ada kebocoran perampokan."

"Karena pada tahun 2018 tidak ada kejadian drastis yang goncangan ekonomi, goncangan politik, guncangan ekonomi dunia tidak ada, normal-normal saja," pungkasnya.

Simak videonya pada menit ke: 7.25 

(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)

Tags:
Said DiduJiwasrayaAsuransi JiwasrayaBUMN
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved