Breaking News:

Staf Khusus Presiden

Pandangan Stafsus Presiden Aminuddin Ma'ruf soal Kelompok Radikal: Saya Tak Bisa Jabarkan Vulgar

Stafsus Presiden Aminuddin Ma'ruf, menjelaskan pandangannya terhadap kelompok-kelompok radikal di Indonesia

Penulis: anung aulia malik
Editor: Mohamad Yoenus
youtube Q&A METRO TV
Stafsus Presiden Aminuddin Ma'ruf. 

TRIBUNWOW.COM - Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi dengan Kelompok Strategis Aminuddin Ma'ruf menjelaskan bagaimana dirinya menangani soal radikalisme dan kelompok radikal.

Menurutnya kelompok radikal justru harus didekati dan diberikan penjelasan yang detil agar kembali ke jalan yang benar.

Dikutip TribunWow.com dari video unggahan kanal YouTube Q&A METRO TV, Minggu (15/12/2019), Aminuddin Ma'ruf mulanya menanggapi pertanyaan tentang keberaniannya menghadapi kelompok radikal.

 

Gagasan Besar 3 Stafsus Jokowi, Mulai dari Reformasi Digital Belva Devara hingga Billy Mambrasar

Aminuddin Ma'ruf menjawab yang terpenting bukanlah seberapa berani, melainkan bagaimana cara pendekatan yang dilakukan terhadap kelompok radikal.

"Pertanyaannya bukan sebarapa berani, tapi bagaimana cara kita untuk mendekati mereka," kata Aminuddin Ma'ruf.

Ia kemudian tidak ingin kelompok-kelompok radikal justru dijauhi dan diacuhkan.

Aminuddin Ma'ruf berpendapat, kelompok-kelompok seperti itu justru harus dirangkul.

"Dan tidak boleh juga kita memandang kalau itu sebagai kelompok radikal kemudian kita acuhkan, kita jauhi," katanya.

"Malah yang seperti itu yang perlu kita dekati, berikan pemahaman," tambahnya.

Aminuddin Ma'ruf lanjut bercerita sebagai negara islam terbesar, Indonesia memiliki banyak cara untuk mencapai toleransi.

"Pandangan kita sebagai muslim, negara islam terbesar, dengan referensi sebagai negara islam terbesar yang berpaham moderat, seharusnya jalan kita seperti ini," paparnya.

Ketika ditanyakan cara apa yang ia lakukan dalam mendekati kelompok radikal, dirinya enggan menjawab.

"Saya tidak bisa menjabarkan secara vulgar apa yang saya harus lakukan dengan pendekatan kelompok-kelompok yang memang ditugaskan kepada saya," kata Aminuddin Ma'ruf.

Ia berdalih tugasnya berbeda dengan Stafsus yang memang ditempatkan sebagai Juru Bicara Presiden.

"Berbeda dengan Mbak Dini, Mas Fadjroel, dan tim yang ada di gugus tugas Juru Bicara (Jubir)," tutur Aminuddin Ma'ruf.

Kemudian, Aminuddin Ma'ruf berbicara soal masa kerjanya yang belum ada satu bulan.

Ia mengatakan dirinya dan tim masih menyesuaikan pola kerja dan mempersiapkan internalnya terlebih dahulu.

"Kita belum terlalu masif dan intens, kita baru menyesuaikan dengan pola kerja dan sebagainya," terang Aminuddin Ma'ruf.

"Tim kami juga bahkan belum selesai di internal," imbuhnya.

Jadi Stafsus Presiden Jokowi, Angkie Yudistia Mengaku Sering Dititipi Pesan oleh Sejumlah Orang

Video dapat dilihat di menit 6.50:

Belva Ungkap Gaya Komunikasi Stafsus Milennial di Pemerintahan

 Staf Khusus Presiden Bidang Inovasi Adamas Belva Devara mengungkapkan bagaimana gaya komunikasi para Staf milenial di lingkup pemerintahan.

Dikutip TribunWow.com dari video unggahan kanal YouTube Q&A METRO TV, Minggu (15/12/2019), Belva mengakui dirinya dan rekan-rekannya yang merupakan Stafsus milenial memiliki gaya komunikasi yang berbeda.

"Sejujurnya enggak, beda," kata Belva.

Belva mengatakan memang perlu untuk membawa perubahan terhadap gaya komunikasi dalam ruang lingkup pemerintahan.

"Memang itu yang harus digoyang, kalau kita semuanya language-nya (bahasa) sudah sama, apa yang mau digoyang," tegas Belva.

Di acara Q&A Metro Tv, Stafsus Presiden Billy, Angkie, dan Belva mengungkapkan apa yang menjadi gagasan besarnya setelah menjabat di ring 1 Istana
Di acara Q&A Metro Tv, Stafsus Presiden Billy, Angkie, dan Belva mengungkapkan apa yang menjadi gagasan besarnya setelah menjabat di ring 1 Istana (youtube Q&A METRO TV)

 

 9 Profil Lengkap Wantimpres Baru Jokowi: Wiranto, Soekarwo, hingga Raja Minyak Indonesia

CEO Ruang Guru tersebut menjelaskan sebagai representasi generasi milenial, dirinya dan rekan-rekannya akan berbicara apa adanya dan turut membahas Key Perfomance Index (KPI).

Sebagai perwakilan dari generasi milenial di lingkup pemerintahan, Belva menekankan akan selalu memperjuangkan apa yang menjadi isu bagi milenial di Indonesia.

"Jadi kita goyang, kita dobrak. Cara berpikir milenial ini seperti ini," ujar Belva.

"Kami blak-blakan, kami ngomongnya KPI, kami ngomongnya target, kami ngomongnya apa yang relevan di mata milenial."

"Dan itu yang sebenarnya dilihat, dan itu yang memang dicari," tambahnya.

Kemudian Staf Khusus Presiden Bidang Inovasi Billy Mambrasar menambahkan soal komunikasi dengan senior-seniornya di pemerintahan.

Ia mengatakan sebagai generasi milenial, dirinya dan rekan-rekannya tetap menjaga etika sesuai tradisi di Indonesia yang menghormati senior.

 Ini Alasan Presiden Jokowi Tunjuk 9 Anggota Wantimpres yang Sudah Resmi Dilantik

Video dapat dilihat di menit 9.00:

Belva Devara Ungkap Kenapa Stafsus Milennial Boleh Rangkap Jabatan

Staf Khusus (Stafsus) Presiden Adamas Belva Syah Devara, menjelaskan mengapa dirinya dan rekan-rekannya diperbolehkan oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk merangkap jabatan mereka.

Belva mengatakan alasan di balik keputusan tersebut adalah agar para stafsusnya mampu lebih peka menangkap aspirasi masyarakat, terutama dari kalangan milennial.

Dikutip TribunWow.com dari video unggahan kanal YouTube Q&A METRO TV, Minggu (15/12/2019), mulanya Belva menjelaskan para Stafsus bekerja secara individu dan kolektif.

Stafsus Presiden Belvara mengatakan mengapa Jokowi memperbolehkan para Stafsusnya mempertahankan jabatan lama mereka
Stafsus Presiden Belvara mengatakan mengapa Jokowi memperbolehkan para Stafsusnya mempertahankan jabatan lama mereka (youtube Q&A METRO TV)

 

 Kata Jokowi soal Stafsus Billy Mambrasar: Namanya Anak muda, Salah-salah Dikit Ya Dimaafkan

Namun ketika menemui presiden, mereka melakukannya bersama.

"Kita kerjanya kolegial, individual dan kolegial, kalau maju ke presiden bareng-bareng," jelas Belva.

Belva kemudian menjelaskan tugasnya yang diberikan oleh Jokowi.

Ia mengatakan tugasnya dan rekan-rekannya yang berada di ring 1 adalah memberi nasihat dan masukan untuk Jokowi.

"Jadi kami mandatnya adalah memberikan rekomendasi atau masukan kepada presiden tentang inovasi, dan itu lintas sektor," kata Belva.

CEO dari Ruang Guru tersebut mengatakan ketika stafsus memberikan masukan untuk Jokowi tidak terbatas dalam 1 sektor.

"Jadi semuanya bisa, mau kependudukan, kesehatan, mau pendidikan, UMKM, semua bisa," papar Belva.

Tetapi Belva menekankan tiap stafsus presiden memiliki sektor strategis yang berbeda

"Tentunya kami masing-masing itu punya sektor strategis yang kami fokuskan masing-masing, karena background kami yang berbeda-beda," tambahnya.

Pengusaha muda tersebut mengatakan dalam garis besarnya, Stafsus Presiden milennial berusaha untuk mendigitalisasi pelayanan publik.

"Lebih besarnya lagi adalah, digital delivery of public services, jadi layanan publik kalau digitalisasi gimana sih," kata Belva.

Belva mengatakan Stafsus Presiden juga memiliki peran untuk meningkatkan keterlibatan anak muda dalam pembuatan kebijakan.

"Kedua kepemudaan, gimana caranya kita melibatkan anak muda di policy making (pembuatan kebijakan)," ujar Belva.

Lalu Belva mengungkapkan mengapa presiden memperbolehkan para Stafsusnya tetap meneruskan usaha mereka.

Alasannya menurut Belva adalah agar para stafsusnya bisa lebih peka dalam merespon aspirasi masyarakat.

Kemudian dengan tetap bertahan di usaha lama mereka, indepedensi tiap Stafsusnya dapat dipertahankan.

"Itulah kenapa Pak Presiden juga tidak mau tercabut dari akar masing-masing, di sektor masing-masing," papar Belva.

"Karena kami jadi lebih peka terhadap apa yang diinginkan atau dibutuhkan oleh masyrakat."

"Dan tidak terlarut dalam birokrasi dalam pemerintah," tambahnya.

Belva juga menjamin tidak akan terjadi konflik kepentingan meskipun dirinya masih menjabat sebagai CEO Ruang Guru.

 Ikut Jokowi Blusukan, Staf Khusus Putri Tanjung Mengaku Terharu karena Hal Ini

Komitmen Independen Belva Devara

Pada kesempatan yang sama, Belva juga membahas komitmennya mempertahankan independensinya.

Ia awalnya menceritakan bagaimana pada awal diminta menjadi Stafsus.

Belva mengaku dirinya tidak langsung serta merta menerima tawaran tersebut.

"Jangankan mengundurkan diri, ketika kami diminta untuk ditelepon, Mas Belva ditunjuk oleh presiden menjadi Staf Khusus Presiden," kata Belva menirukan panggilan yang diterimanya.

"Kita bilang dulu ini tugasnya apa, akhirnya ketemu presiden berapa lama sekali, frekuensinya seperti apa, dan apakah kami tetap bisa menjaga independensi kami."

"Jadi dari awal ditelepon juga kami tidak langsung, iya pak kami pengen banget," tambahnya.

Belva mengaku dirinya selalu siap untuk berhenti dari posisi Stafsus presiden, demi mempertahankan independensinya.

"Jadi kalau misalnya nanti ternyata kami tidak bisa memberikan masukan positif, kalau itu tidak didengar," kata Belva.

"Jangankan mengundurkan diri, kami pas pertama juga (tidak langsung menerima)," tegasnya.

Belva mengakui saat itu dirinya pertama kali dihubungi oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno untuk menjadi Stafsus presiden mendampingi Jokowi.

 Ini Alasan Presiden Jokowi Tunjuk 9 Anggota Wantimpres yang Sudah Resmi Dilantik

Video dapat dilihat di menit 6.40:

(TribunWow.com/Anung Malik)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Aminuddin MarufJokowiYouTube
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved