Pilkada Serentak 2020
Hasil Survei Elektabilitas Gibran di Solo Masih Kalah dari Petahana, Begini Pembelaan PDIP
Gibran Rakabuming Raka telah resmi mendaftarkan diri sebagai bakal calon wali kota Solo. Berikut hasil survei elektabilitas Gibran.
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Putra pertama Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka telah resmi mendaftarkan diri sebagai bakal calon wali kota Solo untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020.
Gibran mendaftar sebagai bakal calon lewat Dewan Perwakilan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Jawa Tengah, pada Kamis (12/12/2019) lalu.
Sebagaimana diketahui, pencalonan Gibran ini menjadi polemik karena artinya saat ini PDIP akan memiliki dua bakal calon wali kota Solo.
• Pilkada Solo 2020: Elektabilitas Gibran Masih di Bawah Petahana Achmad Purnomo Versi Survei Median
Jika Gibran telah mendaftarkan diri di DPD PDIP Jawa Tengah, maka Dewan Perwakilan Cabang (DPC) PDIP Kota Solo telah memiliki bakal calon wali kota yang telah ditunjuk, yakni petahana Achmad Purnomo.
DPC PDIP Kota Solo memasangkan Achmad dengan Teguh Santosa sebagai bakal calon wali kota Solo.
Lantas bagaimana elektabilitas kedua kandidat pemimpin kota Solo mendatang ini di mata masyarakat?
Hasil survei lembaga riset Media Survei Nasional (Median) mencatat elektabilitas para kandidat calon wali kota Solo dalam Pilkada 2020.
Direktur Eksekutif Median Rico Marbun mengungkapkan, survei yang dilakukan lembaganya digelar pada 3 Desember - 9 Desember 2019.
Adapun survei ini mengambil sampel sebanyak 800 orang responden, yakni masyarakat dari lima kecamatan di Kota Solo yang telah memiliki hak pilih.
Sampel dipilih secara random, dengan teknik multistage random sampling dan proporsional atas populasi kecamatan dan gender.
Margin of error dalam survei ini tercatat sebesar +/- 3,5 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Berikut hasil survei tersebut:
Elektabilitas Gibran masih di bawah petahana
Dalam pemaparan survei bertajuk "Pilkada Kota Solo: Mengukur Elektabilitas di Tengah Isu Dinasti Politik", di Cikini, Jakarta Pusat, Senin (16/12/2019), Rico mengungkapkan, elektabilitas putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, masih di bawah kandidat petahana Achmad Purnomo.
Rico menjelaskan, dalam metode pertanyaan terbuka, pihaknya mengajukan pertanyaan tentang siapa kandidat calon wali kota Solo kepada responden.
Lewat metode ini, responden diperbolehkan memberikan jawaban siapa saja (berdasarkan top of mind).
"Hasilnya, elektabilitas kandidat petahana, yakni Achmad Purnomo tercatat mencapai 40,9 persen. Sementara itu, elektabilitas Gibran Rakabuming Raka hanya sebesar 19,1 persen," lanjut Rico.
Sisanya, yakni sebanyak 30,5 persen menyatakan tidak memberikan jawaban. Kemudian, dengan metode kedua atau pertanyaan terbuka, Median menyampaikan 18 nama kandidat calon wali kota Solo.
Hasilnya, ada tiga besar nama kandidat dengan elektabilitas tertinggi jika menggunakan metode kedua ini.
"Elektabilitas petahana Achmad Purnomo masih unggul dengan meraih 45 persen suara. Sementara itu, elektabilitas Gibran tercatat sebesar 24,5 suara," ungkap Rico.
Nama ketiga yang memperoleh elektabilitas cukup tinggi dalam metode kedua ini yakni Ketua DPRD Kota Solo Budi Prasetyo yang meraih 7,3 persen suara.
• Pakai Sandal Jepit, Gibran Rakabuming Ajak Chef Arnold Blusukan ke Pasar Gede Solo, Lihat Potretnya
Rico mengungkapkan, dengan merujuk kepada dua metode di atas, ekskalasi dalam bursa pencalonan wali kota Solo masih berkisar antara dua calon, yakni Achmad Purnomo dan Gibran Rakabuming Raka.
"Ada nama-nama lain tetapi elektabilitasnya tidak sebesar kedua nama di atas, " tegas Rico.
Pemilih PDIP terbelah
Rico Marbun menuturkan, berdasarkan hasil survei yang dilakukan lembaganya, pemilih di Solo terbelah dengan adanya dua calon wali kota dari PDIP.
Meski demikian, elektabilitas calon petahana, Achmad Purnomo masih unggul jika dibandingkan dukungan untuk Gibran Rakabuming Raka.
"Kita bisa melihat, dari 100 persen pemilih PDIP di Solo, sebanyak 43,7 persen menyatakan memilih Achmad Purnomo," ujar Rico.
Sementara itu, pemilih PDIP yang menyatakan mendukung Gibran tercacat sebanyak 36,7 persen.
"DPC PDIP Kota Solo sudah memiliki pasangan calon wali kota-calon wakil wali kota sendiri (Achmad Purnomo-Teguh Prakosa) yang bukan lagi hanya sebagai kandidat. Bisa kita lihat di sini konstituen PDIP terbelah," jelas Rico.
Rico menyimpulkan separuh dari konstitusien PDIP, memilih Achmad Purnomo sementara hampir separuhnya lagi mendukung Gibran.
Lebih lanjut Rico mengungkapkan hasil survei soal kecenderungan partai pendukung koalisi pemerintah dan partai oposisi dalam menyikapi Pilkada Solo.
Adapun selain PDIP, partai pendukung pemerintah yang mendukung majunya Gibran adalah PSI (50 persen), PKB (42,9 persen), Perindo (14,3 persen), Partai Nasdem (9,1 persen) dan Partai Golkar (5,8 persen).
Sebaliknya, partai oposisi yang mau mendukung Gibran di Pilkada solo adalah Partai Demokrat (50 persen), Partai Gerinda (31,8 persen).
• Gibran Maju di Pilkada, Henry Indraguna Akui Siap Danai hingga Miliaran Rupiah jika Mau Lakukan Ini
Sementara itu, partai oposisi seperti PKS dan PAN tidak memberikan dukungan untuk Gibran.
Sebaliknya, calon wali kota petahana Achmad Purnomo mendapat persentase dukungan tinggi dari partai pendukung pemerintah maupun partai oposisi.
Sebanyak 43,7 persen pemilih PDIP tercatat memberi dukungan kepada Achmad, sebanyak 72,5 persen pemilih Golkar juga memberi dukungan.
Adapun dukungan dari PKS tercatat sebanyak 55 persen dan dari Gerindra sebanyak 43,2 psrsen.
Dukungan lain juga disampaikan oleh PAN (6,7 persen) dan Partai Nasdem (18,2 persen).
Bukan yang terpopuler
Berdasarkan hasil survei Median, nama Gibran Rakabuming Raka yang telah mendaftarkan diri maju dalam Pilkada Solo rupanya tidak berada pada posisi puncak.
"Ada lima tokoh yang meraih persentase tertinggi dari tingkat pengenalan. Pertama itu Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo, dengan raihan 94,5 persen," papar Direktur Eksekutif Median Rico Marbun.
Nama Gibran berada di urutan kedua dengan dipilih sebanyak 82,3 persen.
Nama ketiga, yakni Teguh Prakoso yakni sebesar 50 persen.
Nama Teguh mengemuka karena oleh DPC PDIP Solo diajukan sebagai bakal calon wakil wali kota Solo mendampingi Achmad Purnomo.
Kemudian, nama keempat yang meraih persentase tinggi, yakni anggota DPRD Kota Solo Dinar Retna Indrasari, yakni sebesar 41,9 persen.
Dinar diketahui merupakan politikus PDIP. Kelima, yakni Paundrakarna Sukmaputra Jiwanegara atau Paundrakarna. Paundrakarna yang merupakan cucu Presiden Soekarno dan kerabat Mangkunegaran Solo itu meraih 40 persen.
Selain itu, ada 13 nama lain yang juga masuk dalam daftar terpopuler bursa calon wali kota Solo.
Nama-nama tersebut, yakni Ketua DPRD Kota Solo Budi Prasetyo, pengasuh Ponpes Al Quraniy Azzayadiy Solo Gus Kharim, pengacara Henry Indraguna dan mantan Rektor Universitas Sebelas Maret Ravik Karsidi.
• Gibran Maju di Pilkada, Henry Indraguna Akui Siap Danai hingga Miliaran Rupiah jika Mau Lakukan Ini
Kemudian, aktor senior Slamet Rahardjo, Wakil Ketua DPRD Kota Solo Sugeng Riyanto, Ketua Kadin Solo Gareng S Haryanto, pengusaha Farid Sunarto dan Wakil Ketua DPD Golkar Kota Solo Taufiqurrahman.
Ada pula anggota DPRD Kota Solo PAN Achmad Sapari, Ketua DPD KNPI Solo Bambang Nugroho, pendiri PT Persis Solo Saestu (PSS) Her Suprabu dan putra Menhan Prabowo Subianto Didit Hediprasetyo.
"Tapi persentase ketigabelas nama itu masih di bawah 40 persen atau jauh di bawah lima nama yang paling populer di atas, " papar Rico.
Alasan masyarakat dukung Gibran
Survei yang digelar Median menunjukkan, mayoritas pemilih Gibran Rakabuming Raka pada Pilkada Solo 2020 mendasarkan pilihannya atas faktor sosok Gibran yang dinilai mewakili kaum muda.
"Tiga alasan responden memilih Gibran adalah karena muda (27,3 persen), karena putra Jokowi (18,5 persen), dan karena melihat sosok Gibran ini sebagai pengusaha kreatif (13 persen)," ujar Rico Marbun.
Hasil survei juga menunjukkan, Gibran unggul di kalangan pemilih pemula, yakni pemilih berusia 17-19 tahun dan 20-29 tahun.
Responden berusia 17-19 tahun yang memilih Gibran sebanyak 40 persen.
Sementara responden yang berusia 20-29 tahun sebanyak 45,8 persen.
Merujuk pada hasil survei itu, Rico menilai, apabila Gibran ingin elektabilitasnya meningkat, harus ada inovasi program dan kompetensi yang
"Tidak cukup hanya dengan dianggap muda saja. Tidak cukup hanya dengan dianggap bahwa beliau ini putra Pak Jokowi. Dia harus adu gagasan," tegas Rico.
"Harus meyakinkan bahwa dia memang bisa mengantarkan Solo lebih baik ketimbang Pak Achmad Purnomo, atau lebih baik ketimbang ayahnya (Jokowi)," tambah dia.
Selain Gibran, nama yang memiliki elektabilitas tinggi pada Pilkada Solo yakni Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo.
Berbeda dari Gibran, pemilih Achmad Purnomo dinilai cenderung rasional.
"Yang memilih petahana karena tiga faktor, pertama berpengalaman (42,5 persen), merakyat (8,3 persen), dan alasan belum ada calon lain (6,1 persen)," tutur Rico.
• Sebut Pencalonan Gibran sebagai Aji Mumpung, Pengamat Politik Turut Sindir Bobby Nasution
Bukan politik dinasti
Sebagaimana diketahui, maunya Gibran di Pilkada Kota Solo mendapat respons dari berbagai pihak.
Salah satunya yang menyoroti perihal potensi politik dinasti dan nepotisme.
Namun, Rico Marbun mengatakan, mayoritas responden dalam survei terkait Pilkada Solo menganggap majunya Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wali kota bukan merupakan bentuk politik dinasti.
Hal itu didukung dengan hasil survei yang mencatat pernyataan sebanyak 55,5 persen responden.
"Kemudian, sebanyak 41,6 persen responden setuju jika majunya Gibran di Pilkada Solo merupakan politik dinasti. Sisanya, yakni sebanyak 2,9 persen menyatakan tidak tahu," ujar Rico.
Jika dirinci secara lebih lanjut, kata Rico, ada tiga alasan utama responden menilai majunya Gibran bukan merupakan politik dinasti.
Sebanyak 41,3 persen responden berharap Gibran ke depannya bisa seperti ayahnya, Presiden Joko Widodo dalam memimpin Kota Solo.
Kemudian, sebanyak 19,4 persen responden menilai Gibran merupakan sosok yang masih muda.
Alasan ketiga, sebanyak 14,7 persen responden berharap Gibran bisa membawa perubahan untuk Kota Solo.
Kemudian, hasil survei Median juga mencatat sebagian besar responden pemilih pemula menganggap majunya Gibran bukan merupakan bentuk dinasti politik.
Hasil ini dilihat dari pernyataan 68,5 responden berusia 17-19 tahun, 70,3 persen responden berusia 20-29 tahun dan 63 persen responden berusia 30-39 tahun.
Sebaliknya, juga ada tiga alasan yang mendasari responden menilai majunya Gibran sebagai bentuk dinasti politik.
"Pertama, karena Gibran dinilai terlalu muda (23,4 persen), kedua dianggap sebagai bentuk nepotisme (18,9 persen) dan ketiga Gibran dinilai belum berpengalaman (18,9 persen)," jelasnya.
Kemudian, para pemilih usia tua mayoritas menganggap majunya Gibran di Pilkada Kota Solo merupakan bentuk dinasti politik.
Hasil ini dilihat dari pernyataan sebanyak 63 responden berusia 50-59 tahun dan 55,6 persen responden berusia di atas 60 tahun.
Jokowi dinilai berpengaruh
Rico Marbun mengatakan, kinerja Presiden Jokowi bisa memengaruhi elektabilitas Gibran Rakabuming Raka pada Pilkada Kota Solo 2020.
Hal ini merujuk hasil survei terhadap responden yang menyatakan mendukung Gibran di Pilkada Kota Solo.
"Jadi kami bisa mengatakan bahwa mungkin dalam sembilan bulan ke depan, kinerja Pak Jokowi akan memengaruhi pilihan (masyarakat) terhadap Gibran," ujar Rico.
Berdasarkan hasil survei Median, responden mendukung Gibran maju pada Pilkada Solo karena figur muda (27,3 persen), putra presiden (18,5 persen), dan punya kompetensi sebagai pelaku usaha kreatif (13 persen).
Jika dihadapkan pada elektabilitas calon wali kota petahana, Achmad Purnomo, menurut Rico, Gibran memiliki peluang untuk lebih unggul.
"Jangan lupa waktunya masih panjang, masih sembilan bulan ke depan sehingga (Gibran) masih bisa menyalip. Apalagi pemilih PDIP itu juga terbelah," ujar Rico.
Menurut dia, pemilih PDIP terbelah menjadi dua kubu, yakni yang cenderung struktural dan pemilih yang cenderung kultural.
Pemilih struktural, kata Rico, cenderung merujuk kepada calon-calon yang memiliki jabatan struktural di partai.
Sebaliknya, pemilih kultural merujuk kepada pengalaman sebelumnya.
"Kita tahu Pak Jokowi itu ya bukan pengurus teras PDIP, Gibran pun juga demikian, tetapi dia punya massa. Ini yang harus dipertimbangkan baik-baik oleh PDIP," ucap Rico.
• Setelah Gibran, Kini Menantu Jokowi, Bobby Nasution Resmi Daftar Bakal Calon Wali Kota Medan
Tanggapan PDIP dan Gerindra
Ketua DPP PDI Perjuangan bidang Politik dan Keamanan Puan Maharani tak mempersoalkan hasil survei Media Survei Nasional (Median) yang menunjukkan putra sulung Presiden Joko Widodo Gibran Rakabuming Raka menjadi kandidat yang tidak terpopuler di Pilkada Solo 2020 mendatang.
Puan mengatakan, penyelengaraan Pilkada masih cukup lama, yakni September 2020.
Sehingga, masih banyak waktu bagi Gibran untuk meningkatkan elektabilitas.
"Pilkadanya juga masih 2020 bulan September. Masih lama banget ini lho, ini pergantian tahun 2020 aja belum," kata Puan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (16/12/2019).
Puan menegaskan, saat ini Gibran tengah mengikuti mekanisme menuju Pilkada 2020 melalui PDIP.
Ia mengatakan, apabila Gibran lolos seluruh tahapan di internal partai, tentu tidak ada larangan putra sulung Presiden Jokowi itu maju dalam kontestasi Pilkada Solo.
"Kalaupun nanti mendapatkan rekomendasi, ya silakan rakyat yang memilih, bahwa memang calon yang dipilih calon pilihan rakyat. Itu aja. Itu hak warga negara untuk bisa maju," ujarnya.
Lebih lanjut, ketika ditanya apakah Partai Gerindra akan ikut mengusung Gibran dalam Pilkada Solo.
Puan mengatakan, partainya dan Gerindra akan berkomunikasi terkait hal tersebut.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, partainya akan mempertimbangkan ikut mengusung Gibran Rakabuming Raka dalam Pilkada Solo maupun Bobby Nasution pada Pilkada Medan.
Dasco mengatakan, dukungan itu bukan melihat status sosial Gibran dan Bobby yang merupakan anggota keluarga Presiden Joko Widodo.
Dasco mengatakan, keputusan Gerindra akan mendukung atau tidak mendukung Gibran dan Bobby bergantung pada hasil survei.
"Kita kan nanti parameternya survei," ujar dia di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (16/12/2019). (Kompas.com/Dian Erika Nugraheny)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Elektabilitas Gibran di Solo Masih Kalah dari Petahana dan Pembelaan PDIP "