Pilkada Serentak 2020
Maju Pilkada Medan, Ini Kata Menantu Jokowi Bobby Nasution soal Tudingan Politik Dinasti
Bobby Nasution akhirnya buka suara terkait dengan tudingan politik dinasti akibat dari pencalonannya sebagai Walikota Medan.
Penulis: Fransisca Krisdianutami Mawaski
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Langkah menantu Presiden Joko Widodo, Bobby Nasution untuk maju sebagai Walikota Medan dituding publik sebagai upaya untuk membangun politik dinasti.
Dilansir dari tayangan YouTube KOMPASTV, Selasa (10/12/2019), ditemui seusai mengikuti nonton bareng pertandingan Timnas Indonesia, Bobby membantah tudingan tersebut.
Ia mengaku serius dengan pencalonannya sebagai kepala daerah di Sumatera Utara.
• Kata Pengamat Politik soal Majunya Gibran dan Bobby di Pilkada 2020: Jokowi Tak Beri Teladan
Suami Kahiyang Ayu ini mengatakan, dirinya termotivasi dari sosok Joko Widodo dalam menjalankan kinerja sebagai pemimpin negara.
"Yang dinasti itu mungkin motivasinya, kalau dibilang dinasti dari mertua saya kan bisa dilihat sendiri kinerjanya."
"Tapi kalau dinasti politik, dinasti kekuasaan itu untuk apa."
Bobby menyebut pencalonannya ini murni karena ingin membangun Medan, bukan untuk mencari kekuasaan.
"Kalau tujuannya mencari kekuasaan, lebih enak jadi warga aja daripada mencemplung langsung (jadi wali kota)," beber Bobby.
Ia juga mengklaim sudah berkomunikasi dengan sejumlah partai untuk menyukseskan pencalonannya tersebut.
Lihat video selengkapnya:
• Bobby Nasution Ajukan Diri Jadi Wali Kota Medan, M Qodari Singgung soal Peluang sang Mantu Presiden
Resmi Daftarkan Diri
Sebelumnya Bobby Nasution mendatangi kantor Dewan Pengurus Daerah (DPD) PDIP Medan, Sumatera Utara untuk menyerahkan berkas pendaftaran sebagai bakal calon Walikota Medan, Selasa (3/12/2019).
Kedatangan suami Kahiyang Ayu ini pun disambut oleh sejumlah pengurus daerah PDIP, termasuk Sekretaris PDIP Medan.
Dikutip dari tayangan Kompas Tv, Selasa (3/12/2019), Sekretaris DPD PDIP Medan, Soetarto memberikan keterangan terkait dengan kedatangan Bobby Nasution tersebut.
Selain Bobby, juga ada sembilan orang lainnya yang sudah mengembalikan berkas pendaftaran.
"Mas Bobby Nasution telah kami terima untuk mengembalikan formulir untuk balon (bakal calon) walikota Medan," ujar Soetarto.
Meski berstatus sebagai menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Soetarto mengatakan Bobby siap mengikuti semua aturan yang ada.
"Beliau tadi sampaikan, akan mengikuti kinerja partai sebagaimana yang diatur oleh PDI Perjuangan," ujar Soetarto.
Setelah menerima berkas para bakal calon walikota, pihak DPD PDIP Medan akan melakukan survei kepada masyarakat terhadap bakal calon ini, termasuk Bobby Nasution.
"Sesuai dengan mekanisme internal sekarang ini, seluruh balon kepala daerah yang akan diusung oleh PDI Perjuangan akan dilakukan survei sampai akhir Desember," papar Soetarto
Hasil survei ini nantinya akan dijadikan pertimbangan oleh DPD PDIP Medan untuk menentukan calon Walikota Medan yang berasal dari PDIP.
Peluang Bobby
Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari menanggapi soal pengajuan diri menantu dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), Bobby Nasution sebagai bakal calon Walikota Medan.
Dikutip dari tayangan Kompas Petang, Rabu (4/12/2019), ia mengatakan tidak dapat memastikan peluang Bobby Nasution.
"Siapa penentu utama, penentu utamanya adalah masyarakat Medan, karena partai politik termasuk PDIP akan punya dua jenis pertimbangan dalam menentukan siapa calon terpilih," ujar Qodari.
Terlebih kini sudah ada 14 orang yang mendaftarkan diri ke Dewan Pengurus Daerah (DPD) PDIP Medan, termasuk petahana.
Menurut Qodari, dua pertimbangan tersebut adalah pertimbangan kuantitatif dan kualitatif.
"Pertimbangan kuantitatif itu apa, hasil survey, bagaimana elektabilitasnya, bagaimana popularitasnya, disukai masyarakat atau tidak," beber Qodari.
Qodari menilai PDIP saat ini akan mengutamakan seorang calon yang punya elektabilitas tinggi.
"Jadi kalau Pak Akhyar (Nasution, plt Walikota Medan) itu lebih tinggi atau signifikan lebih tinggi, maka Bobby akan sulit maju, karena prioritas ada pada Pak Akhyar," papar Qodari.
Berkaca pada Pilpres 2019, Qodari kemudian membandingkan peluang yang dimiliki Bobby dengan Gibran Rakabuming Raka, Putra Sulung Jokowi yang mendaftarkan diri jadi calon Wali Kota Solo.
Gibran disebut akan lebih mudah dalam menggapai elektabilitas di Kota Solo, hal ini dikarenakan rekam jejak sang ayah, Joko Widodo yang menang saat Pilpres di Kota Solo.
Namun, hal ini berbanding terbalik dengan persentase kemenangan Jokowi di Kota Medan.
Saat itu pasangan Jokowi-Maruf Amin mengalami kekalahan.
"Apalagi figur Gibran lebih populer dibanding dengan Bobby Nasution," ucap Qodari.
(TribunWow.com/Fransisca Mawaski)