Agenda Presiden
Jokowi Pilih ke SMK daripada KPK saat Peringatan Hari Antikorupsi, ICW: Ini Jadi Tanda Buang Badan
Presiden Joko Widodo tidak memenuhi undangan Komisi Pemberantasan Korupsi untuk menghadiri acara hari antikorupsi sedunia yang digelar KPK.
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Presiden Joko Widodo tidak memenuhi undangan Komisi Pemberantasan Korupsi untuk menghadiri acara hari antikorupsi sedunia yang digelar komisi antirasuah tersebut.
Jokowi justru memilih memperingati hari antikorupsi dengan menyambangi Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK) Negeri 57, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (9/12/2019).
Pantauan Kompas.com, Presiden tiba di lokasi pukul 08.47 WIB.
• Temui Jokowi soal Kasus Novel Baswedan, Polri Sebut Segera Terungkap: Tak akan sampai Berbulan-bulan
Jokowi didampingi Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Mengenakan kemeja putih lengan panjang andalannya, kehadiran Jokowi langsung disambut antusias oleh para siswa SMK yang hadir.
Terpingkal Lihat Akting Menteri
Di SMK ini, Presiden menyaksikan pentas drama bertajuk 'Prestasi Tanpa Korupsi'.
Tiga menteri Jokowi ikut beradu akting diatas panggung.
Ketiganya, yakni Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama, serta Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir.
Nadiem dan Wishnutama berperan sebagai siswa SMA, sementara Erick sebagai tukang bakso.
Ada juga komedian Sogi Indra Dhuaja dan Bedu yang ikut meramaikan pentas.
Para pemeran berdialog untuk memberi pesan bahwa korupsi sekecil apapun tidak dibenarkan.
Misalnya, saat Bedu mengaku bisa masuk universitas favorit karena orang tuanya adalah pejabat.
"Lu enggak tau bapak gue siapa? Bapak gue pejabat. Pak, bedu mau kuliah nih, kasih kampus paling favorit di Indonesia. Pake koneksi bapak gue, selesai," kata Bedu.
Wishnutama lalu mengingatkan Bedu bahwa hal itu adalah praktik nepotisme dan tidak dapat dibenarkan.
Begitu juga Erick yang berperan sebagai tukang bakso ikut-ikutan mengingatkan Bedu.
Dengan nada satir, Erick mengungkit soal penyelundupan Harley yang berujung Pemecatan Dirut Garuda baru-baru ini.
"Jangan mentang-mentang anak bos malah manfaatin fasilitas, relasi. Namanya nepotisme. Nanti kalau lu udah gede, terus jadi dirut, malah nitip barang-barang lu," kata Erick.
Dialog itu membuat Presiden Jokowi dan para siswa tertawa lepas.
• Kata Pengamat Politik soal Majunya Gibran dan Bobby di Pilkada 2020: Jokowi Tak Beri Teladan
Utus Ma'ruf Amin
Seusai acara selesai, Presiden Jokowi mengungkapkan alasannya lebih memilih datang ke SMK 57 ketimbang acara hari antikorupsi dunia di gedung KPK.
Presiden Jokowi mengatakan, ia tak menghadiri acara di KPK karena ingin memberi kesempatan kepada Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
"Ini kan Pak Ma'ruf belum pernah ke sana , ya bagi-bagi lah," kata Jokowi kepada wartawan di SMK 57.
Selama lima tahun terakhir, ia selalu menghadiri acara hari antikorupsi yang digelar KPK.
Oleh karena itu, kali ini ia memberi kesempatan kepada wapres Ma'ruf Amin yang baru saja menjabat.
"Masak setiap tahun saya terus, ini Pak Ma'ruf belum pernah kesana, silahkan Pak Ma'ruf, saya di tempat lain," kata dia.
Disebut Buang Badan

Langkah Jokowi yang memilih datang ke SMK Ketimbang KPK menuai kritik.
Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Adnan Topan Husodo menilai ada yang salah antara hubungan Presiden Jokowi dengan KPK.
Ia memandang sudah tidak ada chemistry dan komunikasi baik antara Jokowi dan KPK pascapolemik pengesahan undang-undang (UU) KPK beberapa waktu lalu.
"Ketika ini diwakilkan dan Presiden memilih acara di tempat lain meski acaranya berkaitan dengan perayaan hari antikorupsi, saya kira ini adalah model yang sekarang ini semakin sering kita lihat sebagai sikap Presiden," kata dia.
"Terutama yang memanfaatkan gimmick-gimmick, sesuatu yang sudah tak perlu lagi digunakan karena ini sudah periode kedua kepemimpinan," sambung dia.
Peneliti Pusat Kajian Antikorupsi Universitas Gadjah Mada (Pukat UGM) Zaenur Rohman menilai, Presiden Jokowi tidak siap bertemu dengan pimpinan KPK.
Menurut Zaenur, Jokowi sengaja tak menghadiri acara tersebut untuk menghindari pertemuan dengan pimpinan KPK.
"Ini jadi suatu tanda bahwa buang badan dengan tidak menghadiri peringatan hari antikorupsi sedunia justru mengutus wapres untuk hadir," ujar dia.
Zaenur mengatakan, revisi UU KPK yang mendapat restu Jokowi jelas membuat pemberantasan korupsi di Indonesia mengalami kemunduran.
Sebab, KPK tak lagi punya kewenangan penuh dalam melakukan penindakan.
"Karena kewenangannya dibatasi lewat dewan pengawas, yang dewas itu untuk pertama dipilih presiden, artinya orang-orang presiden."
"Jadi bisa dikatakan KPK itu bukan lagi lembaga yang independen tetapi berada dibawah kontrol presiden," ucap dia.
Sementara itu, Wakil Ketua KPK Saut Situmorang mengaku tak mempersoalkan ketidakhadiran Presiden Jokowi dalam peringatan Hari Antikorupsi Sedunia.
• Soroti Pencopotan Ari Askhara, ICW: Harusnya Dipecat secara Tak Terhormat Jadi Tak Bisa Dapat Haknya
Meski sebelumnya sempat menyatakan harapan agar Presiden bisa hadir, namun Saut dapat memaklumi padatnya jadwal Jokowi sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan.
"Mungkin sibuk ya. Tapi nanti masih ada lain waktu untuk bertemu. Tadi kan kalau datang ingin dipeluk," kata Saut saat ditemui di sela-sela acara.
(Kompas.com/Ihsanuddin)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Saat Jokowi Pilih ke SMK Ketimbang KPK..."