Kabar Tokoh
Tersangkut Kasus Penyelundupan Harley, Ini Kondisi Terkini Rumah Eks Dirut Garuda Ari Askhara
Begini kondisi kediaman eks Dirut Garuda Indonesia Ari Askhara yang sering ia tinggalkan di Bali.
Penulis: Fransisca Krisdianutami Mawaski
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Nama mantan Direktur Utama (Dirut) PT Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara, masih menjadi perbincangan publik, termasuk para tetangga yang tinggal di sekitar rumahnya di Badung, Bali.
Dikutip dari TribunBali, Minggu (8/12/2019) para tetangga menyebut Ari jarang sekali pulang ke rumahnya di kawasan Kuta Utara tersebut.
Akibat jarang dikunjungi Ari Askhara, rumah itu kini hanya dijaga oleh asisten rumah tangganya (ART).
• Said Didu Sebut Ari Askhara Jadi Orang Istimewa di BUMN: Tahun 2014 Baru Masuk, Langsung Direksi
Dari penuturan tetangga, tidak terlihat aktivitas berarti dalam rumah yang tertutup pagar rapat itu.
Keluarga Ari memang sudah lama tinggal di lingkungan tersebut, namun Ari sendiri lahir dan besar di Jakarta.
"Iya memang dia punya rumah itu, cuma dia jarang pulang. Penduduk asli sini dia, cuman lahir di Jakarta. Sekolah juga dia di Jakarta, dan kuliah katanya di luar negeri," ujar seorang tetangga Ari yang enggan disebut identitasnya.
Ari juga disebut jarang menempati rumahnya tersebut apabila pulang ke Bali, ia lebih memilih tempat lain untuk menginap.
"Dia sebentar aja kalau kesini, pagi datang, siang atau sore sudah balik. Enggak nginep di rumah dia, tidur di hotel. Ia cuma datang pas acara besar aja," lanjut si tetangga yang enggan menyebutkan namanya.
Menurut Kelian Banjar (kepala desa) Dinas Padang Bali, I Gede Mustika, akibat intensitas Ari Askhara yang jarang berkunjung ke rumahnya membuat para tetangga jarang melakukan interaksi langsung dengannya.
Terlebih dirinya dan keluarganya merupakan sosok yang tertutup.
Berbeda halnya dengan ayah Ari, I Gusti Ngurah Sudana yang sering pulang.
Namun Mustika berujar, saat berinteraksi dengan ayah Ari Askhara tersebut hanya sekadar membahas seputar piodalan dan urusan administrasi Banjar.
• Kini Dipecat, Berikut 6 Keburukan Ari Askhara yang Diungkap Awak Kabin Garuda Zaenal Muttaqin
Miliki sejumlah aset
Mustika juga mengatakan, Ari Askhara mempunyai sejumlah aset seperti rumah dan tanah yang tersebar di Bali.
"Dia emang termasuk jajaran orang kaya di Dalung. Kurang lebih ada sekitar 12 sertifikat tanah atas nama milik dia di Banjar sini saja," ujar Mustika.
Mengingat keluarga Ari Askhara hanya pulang enam bulan sekali saat upacara keagamaan Hindu, Piodalan.
"Ketemu yang bersangkutan pas saat piodalan, sembahyang saja, sekitar 1-2 jam selesai udah lagi pergi dah gak tau kemana," bebernya.
Dikenal Royal
Meski dikenal tertutup dan jarang berinteraksi, Mustika mengatakan keluarga Ari Askhara dikenal royal apabila terdapat kegiatan di kampung mereka.
"Sering mereka bantu-bantu kegiatan Banjar dalam bentuk dana sumbangan" ujarnya.
• Soal Kasus Penyelundupan di Pesawat Garuda, Wakil Ketua KPK Saut Situmorang: Sudah Jadi Cerita Umum
Curahan hati pegawai
Ketua Umum Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI), Zaenal Muttaqin mengaku bahwa kebijakan eks Direktur Utama (Dirut) Garuda, Ari Askhara selama ini menyengsarakan pegawai.
Sebagaimana diketahui, Ari Askhara baru dicopot menjadi Dirut lantaran penyelundupan sparepart Harley Davidson dalam Pesawat Garuda.
Dilansir TribunWow.com melalui acara Sapa Indonesia Malam Kompas TV pada Jumat (6/12/2019), Zaenal mengatakan selama ini para awak kabin Garuda Indonesia tidak pernah bisa menolak kebijakan Ari Askhara yang dianggap menyengsarakan.
"Karena temen-temen kita itu tidak mampu untuk melakukan gerakan atau penolakan terhadap kebijakan-kebijakan yang menyengsarakan kita sebagai awak kabin," ucapnya.
Sehingga inilah alasan mengapa para awak kabin segera mengirimkan karangan bunga tanda terima kasih pada Menteri BUMN, Erick Thohir yang sudah tegas mencopot Ari Askhara.
"Sehingga luapan emosi ini muncul dengan dengan ekspresi karangan bunga yang dikirimkan ke Kementerian BUMN," kata Zaenal.
• Terang-terangan, Said Didu Sebut Ari Askhara Pernah Diberhentikan sebagai Direktur Keuangan Garuda
Ia melanjutkan, selama ini para awak kabin hanya bisa menahan diri untuk mengikuti aturan.
"Jadi hal-hal yang memang selama ini kami menahan diri ini untuk mengikuti aturan-aturan atau peraturan tanpa melihat keadaan atau kondisi kita sebagai awak kabin," ungkapnya.
Saat ditanya satu di antara kebijakan apa yang janggal, Zaenal mengatakan anehnya peraturan penerbangan Jakarta-Sydney dan sebaliknya.
Ia menyebut awak kabin disebut dipaksa harus kembali dan tidak mendapat waktu istirahat menginap di Sydney.
"Salah satu adalah penerbangan jarak jauh pulang pergi mbak, jadi di sini awak kabin pergi dari Jakarta-Sydney, Sydney Jakarta sementara pilotnya itu nginep di Sydney," ucapnya.
Menurut Zaenal, peraturan itu tidak pernah terjadi sebelumnya.
Zaenal mengakui hal itu sangat menyakitkan sebagai pegawai Garuda.
"Ini tidak pernah terjadi sebelumnya kepemimpinan Garuda sebelumnya, jadi sangat-sangat menyakitkan kami sebagai awak kabin," katanya.
Bahkan dari kebijakan itu, tidak jarang awak kabin jatuh sakit.
"Bayangkan Jakarta Sydney, Sydney Jakarta itu kan dimulai di penerbangan di malam hari sampai sangat pagi kemudian kita balik lagi ke Jakarta sore hari itu banyak temen-temen kita yang mengalami kelelahan berkepanjangan, banyak yang di opname sekitar 6-7 orang."
"Itu yang membuat temen-temen kita ini peraturan apa yang dibuat oleh Ari Askhara," jelasnya.
Tak berhenti di sana, Ari Askhara juga disebut membuat kebijakan yang bersifat diskriminasi.
Pegawai darat diberi usia pensiun normal 57 tahun berbeda dengan awak kabin Garuda Indonesia.
"Kemudian juga ada diskriminasi terhadap kebijakan usia pensiun normal 56 jadi 57, ini dilakukan hanya pegawai darat. Sementara kami pegawai Garuda tapi khususnya awak kabin, sama-sama pegawai Garuda kenapa kebijakan ini berbeda," ungkapnya.
(TribunWow.com/Fransisca Mawaski/Mariah Gipty)