Terkini Nasional
Akhirnya Terlihat Lagi di Acara ILC, Rocky Gerung Jawab Alasan Menghilang: Saya Bosan
Pengamat Politik, Rocky Gerung kini kembali terlihat di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) pada Selasa (3/11/2019).
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Pengamat Politik, Rocky Gerung kini kembali terlihat di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) pada Selasa (3/11/2019).
Kehadiran Rocky Gerung ditunggu-tunggu oleh pemirsa ILC setelah sekian lama tak terlihat di acara mingguan tersebut.
Dilansir TribunWow.com melalui channel YouTube Indonesia Lawyers Club, Karni Ilyas sempat bertanya mengapa Rocky Gerung menghilang.
• Di Depan Mahfud MD, Rocky Gerung Terang-terangan Sebut Pancasila Bisa Diubah, Ini Alasannya
"Anda ke mana saja katanya," ungkap Karni Ilyas.
Rocky Gerung tak segan menjawab dirinya sempat bosen hadir di acara tersebut.
"Saya lagi bosen di ILC," ungkap Rocky Gerung.
Pengamat politik asal Manado ini mengatakan, dirinya selama ini naik gunung hingga berbulan-bulan.
"Saya naik gunung aja tuh berbulan-bulan," ungkap Rocky Gerung.
"Dia baru dari Himalaya," imbuh Karni Ilyas.
Rocky Gerung Sengaja Cari Ide agar Viral
Rocky Gerung kemudian mengatakan memang sengaja mencari isu radikal hingga bisa diviralkan.
"Gimana mulai ya, saya cari satu ide isu radikal biar ada diviralkan hari ini," katanya.
Menanggapi kasus Surat Keterangan Terdaftar (SKT) Front Pembela Islam (FPI) yang hingga kini belum ada kejelasan, Rocky Gerung menilai hal itu unik.
"FPI akhirnya jadi kasus belli sekaligus kasus celebre bahan uji tentang negara sekaligus ditonton sebagai keunikan Indonesia," katanya.
Menurut Rocky Gerung, syarat ormas untuk mendapatkan SKT cukup aneh.
• Abu Janda Sindir Rocky Gerung, Haikal Hassan: Dibuka Kamusnya, Dipelajari Dulu agar Tidak Malu
"Unik karena tadi Haikal Hassan membacakan syarat ormas tidak boleh seperti lambang negara memang betul."
"Karena ormas itu bukan negara, tapi kemudian dikasih syarat yang kontroversi lagi tuh," jelasnya.
Rocky Gerung menilai, negara kini sangat mengatur kebebasan warga negaranya.
"Ormas harus berdasarkan ideologi negara, loh di depan bilang enggak perlu sekarang dibilang perlu, itu kan dua hal yang ngaco logikanya."
"Kenapa? Karena negara ingin mengangkangi segala hal, jadi dia mengatur mana yang boleh mana yang bukan," ujar Rocky Gerung keras.
Lihat videonya mulai menit awal:
Rocky Gerung Ungkap Pancasila Belum Final
Rocky Gerung turut mengomentari soal penerbitan Surat Keterangan Terdaftar (SKT) Front Pembela Islam (FPI) yang hingga kini belum ada kejelasan.
Rocky Gerung menganggap organisasi masyarakat (ormas) termasuk FPI wajar memiliki ciri khasnya masing-masing.
• FPI Tak Cantumkan Asas Tunggal Pancasila di AD/ART, Ahmad Sobri: Seingat Saya Tidak Ada Kewajiban
"Lalu, kalau dia ormas memang dia mesti berbeda dengan pemerintah," kata Rocky Gerung dikutip TribunWow.com dari Indonesia Lawyers Club.
Rocky Gerung lantas mengkritik pemerintah yang disebut menginginkan ormas memiliki ideologi seperti negara.
"Kalau ormas sama dengan pemerintah namanya Orneg, organisasi negara, eneg tuh jadinya tuh," protes Rocky Gerung.
"Jadi banyak logika yang kacau, disampaikan di publik itu," imbuhnya.
Rocky Gerung kemudian mengatakan masih banyak orang yang tidak paham cara bernegara.
"Karena apa, karena kita enggak tahu sebetulnya apa dalil pertama bernegara," ungkapnya.
Menurut Rocky Gerung, jika ada orang yang mengatakan tidak Pancasilais namun justru menjadi perdebatan itu merupakan sesuatu aneh.
"Kalau saya bilang 'Saya enggak Pancasilais', lalu orang usir saya dari NKRI tuh, 'Saya bilang tidak Pancasilais', bukan anti Pancasila tentu orang mesti tanya 'Kenapa Anda tidak Pancasilais', karena bagi saya tidak masuk akal," jelas Rocky Gerung.
• Bachtiar Nasir Sebut Tito Karnavian Salah Kaprah soal FPI: Tak akan Ditemukan Apa yang Dituduhkan
Menurutnya, Pancasila dijadikan ideologi sebuah negara merupakan hal yang aneh.
Pasalnya, Rocky Gerung menganggap bahwa ideologi hanya dapat dimiliki oleh manusia.
"Pancasila dijadikan ideologi negara tuh, negara itu barang abstrak, benda mati pula."
"Yang berideologi tuh orang, individu, yang punya keyakinan hidup," ungkapnya.
Namun, Rocky Gerung menegaskan bahwa apa yang diungkapkannya itu tanpa kepentingan politik di baliknya.
"Jadi negara yang berideologi itu dua kali ngaco, saya terangkan ini secara pikiran bukan dalam rangka politik," katanya.
Lalu, ia memprotes pernyataan-pernyataan soal Pancasila merupakan hal yang sudah tidak bisa diganggu gugat.
Rocky Gerung merasa, sifat mutlak hanya terjadi di akhirat.
"Jadi kalau dikatakan tadi bahwa ideologi Pancasila itu sudah final, di mana finalnya?."
"Kalau sudah final, artinya potensial pikiran manusia itu berhenti di akhirat, juga di akhirat itu namanya final itu," ungkap pengamat politik asal Manado ini.
• Ditanya soal Keinginan Jadi Presiden Indonesia, Rocky Gerung: Saya Tak Punya Hasrat pada Kekuasaan
Ia berpendapat bahwa pikiran atau ideologi manusia itu selalu berubah-ubah.
Seperti orientasi seksual hingga pendapatnya mengenai Pimpinan FPI, Habib Rizieq.
"Selama kita hidup, kita selalu berubah pikiran per detik."
"Orientasi seksual saya berubah setiap detik, imaji saya tentang Jokowi berubah setiap dua detik, pengetahuan saya tentang Habib Rizieq itu berubah setiap tiga detik itu, apa yang final," papar Rocky Gerung.
(TribunWow.com/Mariah Gipty)