Kabinet Jokowi
Mendikbud Nadiem Makarim Ungkap Alasan Dirinya Ingin Ubah Ruangan di Kantor Kemendikbud
Nadiem Makarim beberkan alasan keinginannya untuk merombak ruangan di Kantor Kemendikbud.
Penulis: Fransisca Krisdianutami Mawaski
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim sempat mengatakan ingin merubah tatanan ruangan di kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Rupanya, Mendikbud Nadiem Makarim punya alasan sendiri terkait dengan keinginannya tersebut.
Hal ini ia ungkapkan dalam program Mata Najwa on stage, Minggu (1/12/2019).
• 2 Alasan Nadiem Tinggalkan Aset Triliunan Rupiah demi Jadi Mendikbud, Jujur Akui Nyaman di Gojek
Mulanya, presenter Najwa Shihab menyinggung soal pengalaman Nadiem Makarim seusai ditetapkan sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud).
"Masih jet lag enggak? Ngaku deh. Ini baru satu bulan kan? Dari pengusaha dari urus macam-macam, sekarang jadi pejabat, jet lag?," tanya Najwa Shihab.
Nadiem lalu menyebut, dirinya perlu penyesuaian terhadap lingkungan barunya ini yang sangat berbeda saat dirinya menjadi pimpinan start up.
"Jadi waktu pertama kali sih grogi, lingkungan dalam pemerintahan itu banyak juga orang baik, banyak orang yang berintegritas tinggi," ujar Nadiem Makarim.
"Cuma sistemnya itu kadang-kadang aturannya banyak, ada surat-surat, izin-izin, banyak tanda tangan, itu hanya sedikit perlu adjusment."
Najwa Shihab kemudian menyinggung soal keinginan perombakan ruangan oleh Nadiem.

Nadiem Makarim saat beberkan alasannya ingin merombak ruangan di Kemendikbud (YouTube Najwa Shihab)
Nadiem Makarim mengatakan, ada alasan khusus di balik perombakan tersebut.
"Jadi ruangan itu tertutup semua, jadi kita enggak bisa saling melihat, saling transparan."
"Karena kalau milenial ya, enaknya kerja itu kan kita berbenturan ya, tiba-tiba ketika lagi ngopi, lagi makan, akhirnya ada perbincangan, dapat ide baru, terus langsung dilaksanakan gitu," beber Nadiem Makarim.
Menurutnya, kondisi ruangan yang bersekat-sekat akan menyulitkan dalam proses berinovasi.
"Makanya saya kepengen untuk dilonggarin, dibuka-buka sedikit sekatnya," papar Nadiem.
Perombakan ruangan menjadi lebih terbuka juga disebut sebagai simbol keterbukaan birokrasi.
Ia lalu menambahkan, adanya open office tersebut tidak serta merta membuat organisasi menjadi inovatif.
Namun lebih kepada paradigma dalam bekerja.
"Paradigmanya kita lebih ke solution oriented, hasilnya apa yang kita ciptakan,caranya ke sana harus fleksibel,"
"Kita enggak bisa liniar-liniar aja, seperti arahan Pak Presiden, kita harus buat lompatan," tutur Nadiem Makarim.
Lihat video selengkapnya mulai menit ke 11.00:
• Mendikbud Nadiem Makarim Ungkap Alasan Wacana Penghapusan UN: Inginnya Bukan Menghapus
Dilansir oleh TribunWow, keinginan Mendikbud Nadiem Makarim untuk merombak ruangan di Kemendikbud diutarakannya saat pertama kali berkantor.
Aktivitas pria berusia 35 tahun itu terekam video yang diunggah akun twitter Radio Elshinta, Sabtu (26/10/2019).

Saat berada di ruang rapat, Nadiem bertanya pada pegawainya mengenai tata ruangan tersebut.
Ia berencana untuk mengubah ruang rapat agar tercipta suasana yang lebih terbuka.
"Jadi ini secara teknis ruangan meeting saya?," tanya Nadiem kala itu.
"Bisa," ujar seorang pegawai Kemendikbud.
"Kalau saya misalnya mau ubah-ubah sedikit bisa?," tanya Nadiem kembali.
"Untuk bisa menciptakan kantor yang lebih open gitu bisa?"
• Wacana Penghapusan UN oleh Mendikbud Nadiem Makarim, Pengamat: Ujian Digunakan sebagai Evaluasi
Gebrakan Nadiem Makarim
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim ungkapkan dua hal yang harus dilakukan untuk mengakomodir para anak muda saat memasuki dunia kerja.
Dilansir dari laman Kompas.com, Kamis (28/11/2019), Nadiem mengatakan, pihaknya sedang berupaya untuk melakukan perubahan dalam sistem pendidikan Indonesia.
"Makanya arahan Presiden lakukan deorganisasi, yakni mengurangi aturan organisasi dan tingkatkan SDM."
"Caranya kita buat flexibility dari kurikulum dan sekolah tersebut," papar Nadiem dalam acara KOMPAS100 CEO Forum, Kamis (28/11/2019).
Menurut Nadiem, semua pihak yang terlibat dalam pendidikan, baik guru, orang tua, masyarakat, dan juga siswa harus aktif terlibat dalam perubahan sistem pendidikan yang sedang ia usahakan ini.
"Kalau guru dan orang tua tidak bergerak dulu maka program ini akan gagal, di mana yang dibutuhkan adalah gerakan, bukan hanya kebijakan. Kemendikbud hanya memfasilitasi," ujar dia.
Solusi ini digunakan untuk mengatasi keluhan-keluhan yang kerap diungkapkan oleh generasi muda.
Nadiem Makariem menyebut, anak-anak muda yang baru memasuki dunia kerja umumnya punya keluhan yang sama.
Di antaranya adalah soal kemampuan dan juga keterampilan.
"Komplainnya sama, yakni anak-anak muda kalau masuk ke dunia kerja komplainnya sama, yakni nggak bisa komunikasi dengan baik, skill-skill dalam melakukan kolaborasi kurang baik, kurang baik dari sisi disiplin diri, tepat waktu, follow up suatu penugasan, dan dia tidak bisa buat keputusan secara mandiri."
"Itu isu-isu yang dihadapi," ujar dia
Mendikbud juga berujar, persoalan ini tak hanya menimpa para anak muda di Indonesia.
Tetapi juga terjadi pada anak-anak muda di Amerika Serikat.
(TribunWow.com/Fransisca Mawaski)