Terkini Nasional
Tito Karnavian Bakal Mengelompokkan Ormas, FPI Ungkit Penjajahan, Pernusa Singgung si Anak Emas
Wacana pengelompokan ormas oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menuai kontroversi. Apa kata Ormas?
Penulis: Laila N
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Wacana pengelompokan ormas oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menuai kontroversi.
Dilansir TribunWow.com dari tayangan YouTube iNews Talkshow, perwakilan Ormas Front Pembela Islam (FPI) dan Ormas Perjuangan Rakyat Nusantara (Pernusa) memberikan tanggapan, Rabu (27/11/2019) terkait wacana itu.
Tim hukum FPI Ali Alatas mengungkit soal penjajahan saat membahas mengenai wacana pengelompokan ormas, sementara Ketum Pernusa Norman Hadinegoro menyinggung soal si anak emas pemerintah.
• Bahas Usaha Rizieq Shihab untuk Pulang, Fadli Zon Temui Banyak Keganjilan: Ada Invisible Hand
Ali Alatas mengatakan, secara konsep pembeda-bedaan sudah ada sejak zaman dulu.
"Dari zaman penjajahan pun sudah ada," ujar Ali Alatas.
"Artinya memang ada pecah belah, ada pemisahan-pemisahaan, mana yang dukung penjajahan, mana yang dukung kemerdekaan, dari dulu sudah ada."
Pembawa acara kemudian menanyakan kaitan hal itu dalam konteks kekinian.
"Dalam konteks kekinian, makanya kita kaget justru masih ada konsep-konsep begini ditawarkan pada masa modern," jawab Ali Alatas.
"Kenapa masih ada, biarpun bagaimana pun, konsep kita kan mau sekriminal apa pun seseorang, sebenarnya dia anak bangsa yang masih perlu dibina."
"Jadi sebenarnya enggak bisa, ada ormas yang 'Wah karena ini dukung pemerintah, program pemerintah', dikasih keleluasaan."
Pembawa acara kemudian menanyakan soal terminologi anak emas dan anak tiri.
Mengenai hal itu, Ali Alatas enggan menjawab posisi FPI ada di mana.
"Silakan lihat saja," ujarnya.
Ia pun menyinggung soal posisi Pimpinan FPI Habib Rizieq Shihab yang hingga kini tak bisa pulang.

Pembawa acara lantas menanyakan soal klasifikasi ormas kepada Ketum Pernusa Norman Hadinegoro.
"Bang Norman, benar demikian, klasifikasi soal positif negatifnya ormas itu berdasarkan dukungan pada pemerintah, namun yang berseberangan dengan pemerintah mendapat perlakukan berbeda?," tanyanya.
Menanggapi hal itu, Norman menyebut tidak demikian.
Ia pun mengaku ormasnya selama ini mendukung pemerintah, namun tidak mendapat apa-apa.
"Itu kan kata pemerintah, kita dukung pemerintah setengah mati juga enggak dapat bantuan," kata Norman.
Norman lantas justru menyebut FPI lah anak emas pemerintah.
"Ini jujur saja, kalau bicara anak emas, FPI itu anak emas sebenarnya, karena di belakang itu siapa dia," ungkapnya.
Mendengar hal itu, pembawa acara langsung tertawa, sementara Ali Alatas hanya tersenyum.
"Ya pasti ada yang melindungi, ini kita jujur saja ya, ada yang melindungi," beber Norman.
"Sudah tahu visi misinya, Pasal 6, mendukung khilafah, iya kan, tindakannya," imbuhnya yang langsung dipotong Ali Alatas.
"Baca dulu ADART-nya," kata Ali Alatas.
"Ini kan ada visi misi yang jelas," jawab Norman sembari menunjukkan isi ponselnya.
Sementara itu, Ali Alatas kukuh memintanya membaca ADART FPI terlebih dahulu.
"Enggak ada kata Pancasila di sana," lanjut Norman.
"Apapun, saya minta kepada pemerintah, mau (FPI) minta maaf, Pancasila, buktikan di depan rakyat Indonesia, gua insaf, FPI akan bersama-sama dengan pemerintah," kata Norman sembari menunjuk-nunjuk.
"Bukan masalah itu," potong Ali Alatas.
"Dari awal kita, boleh cek, Habib Rizieq itu ada rekaman yang mengatakan siap bela Pancasila, siap bela NKRI, siap bela bhineka tunggal ika."
"Habib Rizieq ada rekaman itu," imbuhnya.
Menanggapi hal tersebut, Norman kemudian menyinggung soal hal yang jelek.
"Ada yang jelek juga, kalau dibuka malu kita," ucapnya.
Ali Alatas menyebut, selama ini FPI dibilang radikal hingga khilafah karena sering mengkritik pemerintah.
"Tindakan terlalu radikal ke masyarakat," sahut Norman saat Ali Alatas memberikan penjelasan.
"Terlalu banyak dosa-dosanya," sambung Norman.

Pembawa acara kemudian mencoba menengahi perdebatan dua narasumbernya itu.
"Apakah benar FPI ini tidak sesuai dengan padangan negara, Pancasila, NKRI?," tanya pembawa acara.
Menanggapi hal itu, Ali Alatas menegaskan FPI sangat Pancasila.
"Dari awal kita ini, bahkan Habib Rizieq itu tesisnya tentang Pancasila," terang Ali Alatas.
"Soal Pancasila enggak ada masalah kita, kita justru mendorong pemerintah untuk melaksanakan Pancasila secara konsekuen."
"Salah satu contohnya apa? Sekarang ini kita bahas, kita bicara Pancasila sila ketiganya apa? Persatuan Indonesia."
"Tapi ketika bicara persatuan Indonesia, justru Mendagri bicara pecah belah."
"Ada ormas yang begini, ada ormas yang begitu, kan dibeda-bedakan anak bangsa."
"Bagaimana mau bicara persatuan Indonesia kalau anak bangsanya dibedakan," jelas Ali Alatas.
Sementara itu, Norman memberikan pernyataan berbeda.
"Saya belum yakin, pemerintah pun harus tunjukin, bahwa dia (FPI) harus deklarasi besar-besaran di lapangan," kata Norman yang sangsi dengan pernyataan Ali Alatas.
"Menyatakan ke seluruh rakyat Indonesia, kalau mau dapat pengakuan," sambungnya.
Norman juga menyebut bahwa FPI perlu meminta maaf terkait tindakan anggotanya.
Menanggapi hal itu, Ali Alatas menyebut bahwa anggota FPI yang bermasalah secara hukum, sudah diproses sesuai aturan yang berlaku.
• Bahas Usaha Rizieq Shihab untuk Pulang, Fadli Zon Temui Banyak Keganjilan: Ada Invisible Hand
Simak selengkapnya dalam video di bawah ini mulai menit awal:
Dikutip dari Tribunnews.com, Tito Karnavian menyebut bahwa pengelompokan ormas ini dilakukan karena tidak semua ormas itu positif.
"Ada ormas yang positif, mampu paralel dan mendorong," ujar Tito di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (26/11/2019).
"Selain mengkritik pemerintah ya, tapi juga ada yang berkolaborasi dengan pemerintah tanpa menghilangkan independensinya. Ini banyak sekali dan kita dorong," imbuhnya.
Tito mengungkapkan, ormas-ormas yang membawa nilai-nilai yang jauh dari Pancasila akan diluruskan.
Sementara itu, Plt Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri, Bahtiar memaparkan, maksud Kemendagri melakukan pengelompokan adalah untuk tata kelola ormas yang sehat.
Bahtiar menyebut, klasifikasi ini sudah dibuat Kemendagri bersama akedmisi dan ormas, dengan nama indeks kinerja ormas. (TribunWow.com/Lailatun Niqmah)