Breaking News:

Terkini Nasional

Anak Muda Keluhkan soal Keterampilan, Mendikbud Nadiem Makarim Paparkan Solusinya

Mendikbud Nadiem Makarim mengatakan, pihaknya sedang berupaya untuk melakukan perubahan dalam sistem pendidikan Indonesia.

Penulis: Fransisca Krisdianutami Mawaski
Editor: Ananda Putri Octaviani
KOMPAS.COM/MUTIA FAUZIA
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim ketika memberi paparan dalam KOMPAS100 CEO Forum di Jakarta, Kamis (28/11/2019). 

TRIBUNWOW.COM - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim ungkapkan dua hal yang harus dilakukan untuk mengakomodir para anak muda saat memasuki dunia kerja.

Dilansir dari laman Kompas.com, Kamis (28/11/2019), Nadiem mengatakan, pihaknya sedang berupaya untuk melakukan perubahan dalam sistem pendidikan Indonesia.

"Makanya arahan Presiden lakukan deorganisasi, yakni mengurangi aturan organisasi dan tingkatkan SDM."

"Caranya kita buat flexibility dari kurikulum dan sekolah tersebut," papar Nadiem dalam acara KOMPAS100 CEO Forum, Kamis (28/11/2019).

Sebarkan Surat Cinta Nadiem Makarim ke Jajaran Kemenkeu, Sri Mulyani: Saya Agak Tersentil

Menurut Nadiem, semua pihak yang terlibat dalam pendidikan, baik guru, orang tua, masyarakat, dan juga siswa harus aktif terlibat dalam perubahan sistem pendidikan yang sedang ia usahakan ini.

"Kalau guru dan orang tua tidak bergerak dulu maka program ini akan gagal, di mana yang dibutuhkan adalah gerakan, bukan hanya kebijakan. Kemendikbud hanya memfasilitasi," ujar dia.

Solusi ini digunakan untuk mengatasi keluhan-keluhan yang kerap diungkapkan oleh generasi muda.

Nadiem Makariem menyebut, anak-anak muda yang baru memasuki dunia kerja umumnya punya keluhan yang sama.

Di antaranya adalah soal kemampuan dan juga keterampilan.

"Komplainnya sama, yakni anak-anak muda kalau masuk ke dunia kerja komplainnya sama, yakni nggak bisa komunikasi dengan baik, skill-skill dalam melakukan kolaborasi kurang baik, kurang baik dari sisi disiplin diri, tepat waktu, follow up suatu penugasan, dan dia tidak bisa buat keputusan secara mandiri."

"Itu isu-isu yang dihadapi," ujar dia

Mendikbud juga berujar, persoalan ini tak hanya menimpa para anak muda di Indonesia.

Tetapi juga terjadi pada anak-anak muda di Amerika Serikat.

Nadiem Makarim Imbau Orang Tua Bacakan Dongeng ke Anak: Mohon Jangan Cuma Ibunya

Terkait perbaikan kualitas pendidikan Indonesia, Menteri Nadiem Makarim pun berencana untuk menghapuskan Ujian Nasional (UN) bagi para siswa.

Hal ini pun mendapat dukungan dari DPR RI.

Menurut Ketua Komisi X DPR RI dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Syaiful Huda, standar yang ditetapkan melalui pelaksanaan UN tidak merata di sejumlah tempat.

"Standarisasi melalui UN di beberapa daerah tidak memenuhi asas keadilan."

"Sebab pelaksanaan kurikulum dan metode pengajaran relatif tidak sama antardaerah," ujar Syaiful Huda seperti yang dikutip dari Tribunnews.com, Jumat (29/11/2019).

Akan tetapi, politisi PKB itu meminta Nadiem Makarim untuk menggodok dengan matang wacana tersebut.

Hal tersebut dikarenakan kualitas pendidikan di sejumlah daerah di Indonesia tak sama.

"Perlu diingat metode pembelajaran dan kualitas sarana dan prasarana sekolah tidak sama di wilayah di Indonesia," kata Syaiful.

"Kompetensi guru juga tidak merata. Dalam konteks ini bisa dipahami muncul opsi untuk meniadakan Ujian Nasional,” jelasnya.

Sofyan ingin Kemendikbud mengkaji dengan benar perbedaan tersebut, agar nantinya perubahan yang dilakukan Nadiem kelak dapat merata di sejumlah wilayah.

Ketika Nadiem Makarim Salah Tingkah Ketemu Sri Mulyani, sampai Keliru saat Ucapkan Ini

Komentar Pengamat

Pengamat kebijakan publik, Mochtar Adam mengomentari wacana yang digaungkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim untuk mengapus ujian nasional (UN) sebagai syarat kelulusan.

Menurutnya, hal tersebut merupakan kabar baik bagi dunia pendidikan Indonesia, karena ternyata di bidang kebijakan terdapat ada dua isu utama.

"Pertama tidak digunakan lagi sebagai penentu kelulusan, kedua tidak lagi digunakan menjadi standar untuk masuk jenjang berikutnya," papar Mochtar seperti yang dikutip TribunWow.com dari tayangan YouTube Talk Show tvOne, Kamis (29/11/2019).

"Tetapi dia (UN) digunakan sebagai alat untuk evaluasi," lanjutnya.

Pengamat Kebijakan Publik Mochtar Adam dukung wacana kebijakan Mendikbud
Pengamat Kebijakan Publik Mochtar Adam dukung wacana kebijakan Mendikbud (YouTube Talk Show tvOne)

Mochtar lalu mengatakan, UN hanya diperuntukan untuk mengevaluasi apa yang dilakukan negara dalam menguji kualitas kurikulum dan keberhasilan.

"Jadi si anak didik digunakan sebagai alat pengujian bahwa nanti ada perubahan kebijakan, si anak yang diuji tadi tidak akan menikmati apa kebijakannya," papar Mochtar.

"Tapi dia tidak menjadi standar untuk dia masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi."

Mochtar berpendapat pola ujian yang harusnya dilakukan adalah menguji kualitas anak didik sejak masuk sekolah.

Sehingga nantinya guru akan memfasilitasi anak didik sesuai dengan minat bakatnya.

"Nah, baru di situ dilakukan model pengembangannya," ucap Mochtar.

Dengan model seperti itu, negara dapat mengevaluasi kualitas siswa melalui catatan yang ada.

Untuk melakukan perubahan makro mengenai kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia, Mochtar menyebut dapat dilakukan sejak lahir.

"Perubahan kebijakan makro pendidikan, basisnya pada mutu manusia," kata Mochtar.

(TribunWow.com/Fransisca Mawaski)

Tags:
Nadiem MakarimMendikbudMenteri Pendidikan dan Kebudayaan
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved