Breaking News:

Staf Khusus Presiden

Kecewa Presiden Angkat Staf Khusus Milenial, BEM Trisakti Justru Singgung 'Bagi-bagi Kue' Era Jokowi

Perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Trisakti, Edmund Seko mengungkapkan kekecewaannya terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Tangkapan Layar YouTube KOMPASTV
Edmund Seko, Perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Trisakti. 

TRIBUNWOW.COM - Perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Trisakti, Edmund Seko mengungkapkan kekecewaannya terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Kekecewaannya itu berkaitan dengan keputusan Jokowi menunjuk tujuh pemuda milenial sebagai staf khusus (Stafsus) presiden.

Edmund Seko lantas menyoroti alasan Jokowi merekrut tujuh stafsus milenial tersebut.

Soal Staf Khusus Milenial Jokowi, Putra Nababan: Memberi Masukan ke Presiden yang Out of the Box

Pakar Komunikasi Politik Lely Arrianie: Staf Khusus Milenial Jokowi Tak Kejar Kekuasaan

Melalui tayangan 'DUA ARAH' dalam kanal YouTube KOMPASTV, Senin (25/11/2019), Edmund Seko mengaku memiliki pandangan berbeda terkait penunjukan tujuh stafsus milenial tersebut.

"Pertama, selamat buat Kakak Billy yang sudah terpilih," jelas Edmund Seko.

"Namun demikian bahwa saya memiliki pandangan yang berbeda ketika mendengar salah satu alasan atau salah satu latar belakang kehadiran atau kerja dari staf khusus ini adalah menjadi teman diskusi presiden," imbuhnya.

Secara gamblang, Edmund mengutarakan kekecewaannya terhadap keputusan Jokowi tersebut.

"Saya merasa sangat kecewa, kenapa demikian?," ucap Edmund.

Menurut Edmund, tanpa harus merekrut stafsus milenial, pihak istana sebenarnya sudah sering mengajak disukusi kaum muda.

Sebab, disebutnya pihak Kantor Staf Presiden (KSP) kerap mengundang para mahasiswa untuk berdikusi.

"Satu bahwa kita punya KSP, kalau untuk diajak teman diskusi mahasiswa sudah sering diundang ke KSP untuk mendengarkan aspirasi-aspirasi orang muda, itu yang ke satu," jelas Edmund.

Lantas, ia juga menyinggung kekhawatiran terkait sikap kritis para stafsus milenial yang bisa saja hilang seusai menduduki posisi tersebut.

"Yang kedua bahwa ketujuh orang milenial itu adalah beberapa orang yang luar biasa menurut saya," ungkap Edmund.

"Namun demikian, saya bukan suudzon (buruk sangka) tetapi jangan sampai kemudian keterlibatan mereka di dalam justru mengikis sikap-sikap kritis mereka, inovasi-inovasi mereka, yang telah mereka punya di luar pemeirntah," sambungnya.

Perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Trisakti, Edmund Seko
Perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Trisakti, Edmund Seko (Tangkapan Layar YouTube KOMPASTV)

Kritisi Penunjukkan 7 Staf Khusus Millenial Presiden Jokowi, Jubir PKS: Jangan Suka Baperan

Politisi PDIP Putra Nababan Nilai Staf Khusus Presiden Dapat Bantu Jokowi: Tak seperti Zaman Saya

Edmund juga menyinggung kekhawatiran soal 'bagi-bagi kue' di era pemerintahan Jokowi.

"Yang kemudian setelah masuk ke dalam pemerintahan dan akan menjadi modifikasi daripada bagi-bagi kue tahap ketiga," tutur Edmund.

Menanggapi kekhawatiran tersebut, satu di antara stafsus milenial, Billy Mambrasar pun angkat bicara.

Billy menyebut kekhawatiran Edmund tersebut memang wajar dirasakan oleh masyarakat.

Namun, ia menegaskan bahwa Jokowi telah mengimbau stafsus milenial untuk tetap berpikiran terbuka.

"Saya pikir kekhawatiran itu sangat valid, dan itu yang diperingatkan oleh Pak Presiden di hari pertama adalah tadi kita bicara box, and we're out of the box," terang Billy.

"Jadi kalau kita menjadi inside the box atau bahkan buruk-buruknya being the box its self maka ide awal Pak Presiden tidak akan terjadi," imbuhnya.

Lantas, Billy mengajak kaum muda untuk berdikusi dengan stafsus milenial untuk membicarakan keluh kesah mereka terhadap pemerintah.

"Sehingga hal-hal tersebut itu menjadi pengingat untuk kita untuk tetap thinking freshly and out of the box," jelas Billy.

"Dan saat ini jadinya sudah tahu adik-adik teman-teman milenials mungkin bisa berdiskusi langsung dengan kami kalau ada hal-hal yang butuh cepat."

Simak video berikut ini menit 8.43:

Jokowi Umumkan Staf Khusus Presiden

Presiden Joko Widodo mengumumkan tujuh Staf Khusus Presiden kategori milenial, Kamis (21/11/2019) sore.

Dalam keterangan tertulis dari Juru Bicara Presiden, M Fadjroel Rachman, sosok-sosok yang mengisi jajaran staf khusus presiden tersebut tidak asing.

Satu di antaranya adalah Putri Indahsari Tanjung yang merupakan pengusaha muda kreatif.

Gadis 23 tahun tersebut adalah putri sulung pengusaha Chairul Tanjung.

Putri dan enam orang lainnya dipilih untuk membantu kinerja Presiden Jokowi dengan memberi masukan konstruktif-inovatif dunia milenial.

Dalam tayangan YouTube tvOneNews, Kamis (21/11/2019), Jokowi menyampaikan tujuan dipilihnya anak-anak milenial.

"Ketujuh anak muda ini akan menjadi teman diskusi saya, harian, mingguan, bulanan, memeberikan gagasan segar yang inovatif," papar Jokowi.

"Sehingga kita bisa mencari cara-cara baru, cara-cara yang out of the box yang melompat untuk mengejar kemajuan negara kita."

Jokowi berharap dengan hadirnya mereka, dapat menjadi jembatan dengan generasi milenial.

Menurutnya dengan masuknya ketujuh anak muda ini, akan membawa hal baru dalam pemerintahannya.

"Saya yakin dengan gagasan-gagasan segar, dengan gagasan-gagasan kreatif untuk membangun negara ini."

"Kita akan lihat nanti gagasan-gagasan itu apakah dapat diterapkan dalam pemerintahan," pungkas Jokowi. 

Sosok Andi Taufan Garuda Putra, Staf Khusus Presiden Jokowi Berprestasi, Lulusan ITB dan Harvard

Jadi Staf Khusus Presiden, Putri Tanjung Ungkap Jasa Didikan Ayahnya: Dari Kecil Itu Gue Digoreng

Berikut merupakan daftar 7 Staf Khusus Presiden kategori Milenial:

1. Angkie Yudistia, Pendiri Thisable Enterprise

2. Aminuddin Ma’ruf, Mantan Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Periode 2014-2017.

3. Adamas Belva Syah Devara, Pendiri Ruang Guru.

4. Ayu Kartika Dewi, Perumus Pergerakan Sabang Merauke.

5. Putri Indahsari Tanjung, CEO dan Founder Creativepreneur.

6. Andi Taufan Garuda Putra, CEO Amarta.

7. Gracia Billy Mambrasar, Pemuda asal Papua yang mendapatkan beasiwa di Universitas Oxford

Selain tujuh orang tadi, presiden juga menunjuk lima orang lain sebagai tambahan Staf Khusus Presiden.

Berikut adalah daftarnya:

1. Anak Agung Gde Ngurah Ari Dwipayana, akademisi

2. Sukardi Rinakit, intelektual

3. Arif Budimanta, ekonom Megawati Institute

4. Diaz Hendropriyono, Ketua Umum PKPI.

5. Dini Shanti Purwono, Kader PSI, ahli hukum lulusan Harvard

(TribunWow.com/Jayanti Tri Utami/Fransisca Mawaski)

Tags:
Staf Khusus PresidenJokowiTrisaktiBadan Eksekutif Mahasiswa (BEM)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved