Kabar Tokoh
Susi Pudjiastuti dan Ignasius Jonan Dikabarkan Susul Ahok Masuk BUMN, Begini Jawaban Arya Sinulingga
Para mantan menteri dan wakil menteri di era Kabinet Kerja Presiden Jokowi-Jusuf Kalla dikabarkan akan mengisi beberapa jabatan di perusahaan BUMN.
Editor: Claudia Noventa
Hal itu diungkapkan oleh Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga di kantornya, Jakarta, Senin (25/11/2019).
“Ada mantan menteri, wamen (yang akan mengisi jabatan di perusahaan BUMN). Pokoknya ada lagi (mantan menteri dan wamen) yang lain. Kita lagi cari-cari untuk melengkapi BUMN kita, tapi yang cocok ya,” ujar Arya.
• Soal Ahok Masuk Pertamina, Said Didu Ungkit Kontroversi sang Mantan Gubernur: Yang Pro Jangan Marah
Namun, Arya enggan mengungkapkan siapa mantan menteri dan wakil menteri yang dimaksud tersebut. Termasuk, di BUMN mana mereka akan ditempatkan.
“Pokoknya seluruh direksi dan komisaris di BUMN akan kita evaluasi,” kata Arya.
Mengenai informasi soal mantan Menteri ESDM Ignasius Jonan yang akan ditempatkan sebagai Direktur Utama Garuda Indonesia, Arya tak menjawabnya secara lugas.
Begitu pula saat ditanyai soal kemungkinan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti akan menjabat sebagai Direktur Utama Perum Perindo.
“Nanti kita lihat saja,” ucap dia.
Sebelumnya, Sekretaris Kabinet Pramono Anung membenarkan bahwa mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara ditunjuk menjadi Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
"Mudah-mudahan segera dilantik," kata Pramono di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (25/11/2019).
• Soal Ahok di Pertamina, Said Didu Imbau agar Tak Ulangi Kebijakan saat Pimpin DKI: Bisa Dipenjara

• Soroti Gebrakan Erick Thohir, Said Didu Apresiasi Penunjukan Ahok di Pertamina: Angkat Jempol
Sidang TPA itu dipimpin langsung oleh Presiden Jokowi selaku ketua, Pramono selaku sekretaris, Menteri BUMN Erick Thohir, dan sejumlah menteri terkait lainnya.
Kini, Rudiantara tinggal menunggu dilantik oleh Menteri BUMN Erick Thohir.
"(Sidang TPA) sudah selesai. Bolanya di Menteri BUMN," kata dia.
Ferdinand Hutahean Pesimis dengan Keputusan Erick Thohir
Politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean mengaku pesimis terhadap kinerja Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai Komisaris Utama (Komut) Pertamina.
Ferdinand Hutahaean pun menyayangkan keputusan Menteri BUMN Erick Thohir yang menempatkan Ahok pada posisi tersebut.
Melihat karakter Ahok sebagai pendobrak, Ferdinand Hutahaean menyebut bahwa Mantan Gubernur DKI Jakarta itu disebutnya lebih cocok menduduki posisi direktur utama (dirut).
Hal itu disampaikan Ferdinand Hutapea melalui tayangan YouTube Talk Show tvOne, Minggu (24/11/2019).
Mulanya, Ferdinand Hutahaean menyoroti tentang harapan publik yang menurutnya terlalu besar pada Ahok.
"Jadi misi-misi yang diembankan ke Ahok ini saya pikir jangan jadi berlebihan," terang Ferdinand.
"Kasihan juga nanti Ahok kalau kemudian ekspektasi besar yang ditumpukan di pundak Beliau ternyata tidak bisa diraih," sambungnya.
• Sebut PR Ahok di Pertamina, Said Didu Singgung Ujian Besar hingga Mafia Migas, Ada Apa?
Sebagai contoh, ia pun menyoroti tentang pembangunan kilang minyak Pertamina di Bontang, Kalimatan Timur.
"Contohnya tadi masalah kilang, ini kan sebuah proses yang sudah berjalan, sudah ditandatangani, tinggal sekarang yang Cilacap belum mencapai kepada kesepakatan dengan Arab," ujar Ferdinand.
"Kita tahu Dirut Pertamina baru ke Arab sana negosiasi karena terkait dengan perhitungan evaluasi aset di Cilacap."
Lantas, Ferdinand pun menduga peran Ahok di Pertamina tak akan maksimal.

Bahkan, ia mengaku pesimis terhadap kinerja Ahok selama menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina.
"Jadi saya pikir peran Pak Ahok di sini kemungkinan besar tidak akan banyak, saya agak pesimis melihat," ucap Ferdinand.
Ferdinand juga menyebut posisi Ahok di Pertamina sebagai keputusan yang tanggung.
Sebagai seorang pendobrak, Ahok disebutnya lebih cocok menduduki posisi lain.
"Ini yang saya bilang kenapa kebijakan Kementrian BUMN serba tanggung?," tanya Ferdinand.
"Karena kalau narasinya pendobrak saya minta tadinya kalau Pak Ahok ini tempatkan saja di dirut atau tempatkan di BUMN lain untuk selesaikan yang sedang bermasalah," sambungnya.
Ia lantas menyinggung soal Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan yang kini dikabarkan mengalami defisit keuangan.
"Contohnya BPJS Kesehatan, Beliau punya karakter dan punya kemampuan," kata Ferdinand.
"Kita lihat waktu Beliau jadi gubernur, mampu membangun Jakarta Simpang Susun Semanggi tanpa APBD, barangkali BPJS bisa Beliau selesaikan tanpa APBN, tidak ada defisit lagi," imbuhya.
Ferdinand pun mengimbau pemerintah untuk lebih jeli dalam memilih posisi yang cocok untuk Ahok.
"Nah hal-hal seperti ini yang perlu dilihat di mana Ahok ini lebih pas ditempatkan," ucapnya.
• Ini Alasan Arya Sinulingga Yakin Serikat Pekerja Pertamina akan Pandang Ahok Positif
"Kalau sekarang ditempatkan di Pertamina ya saya agak pesimis meskipun punya harapan sedikit-sedikit."
Simak video berikut ini menit 9.00:
(Kompas.com/TribunWow.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Ikuti Ahok, Susi dan Jonan Akan Jadi Petinggi di BUMN?