Kabar Tokoh
Kritisi Ahok di BUMN, Marwan Batubara Emosional saat Didebat Ali Mochtar Ngabalin: Anda Siapa?
Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies, Marwan Batubara terlibat perdebatan sengit dengan Mantan Staf Ahli KSP Ali Mochtar Ngabalin.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies, Marwan Batubara terlibat perdebatan sengit dengan Mantan Staf Ahli Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Ali Mochtar Ngabalin.
Saat membicarakan tentang wacana penunjukan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai petinggi BUMN, keduanya memiliki perbedaan pandangan.
Dilansir TribunWow.com dari YouTube tvOneNews, mulanya Marwan Batubara mengungkapkan Ahok tak pantas menjadi petinggi di BUMN, Kamis (21/11/2019).
• Blak-blakan, Marwan Batubara Sebut Ahok Lebih Pantas Dipolisikan ketimbang Masuk BUMN, Ini Alasannya
• Tak Mau Ahok Masuk BUMN, Rizal Ramli Malah Banggakan Pencapaiannya saat Tangani Bulog di Era Gus Dur
Menurut Marwan Batubara, deretan kasus yang menyeret nama Ahok seharusnya diselesaikan terlebih dahulu sebelum menunjuk mantan Gubernur DKI Jakarta itu sebagai petinggi BUMN.
"Jangan lah terus dipertahankan untuk dipromosikan," ucap Marwan Batubara.
Lantas, ia juga mengimbau Staf Khusus BUMN, Arya Sinulingga, dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk kembali mempertimbangkan wacana tersebut.
"Pak Arya dan Pak Jokowi, tolong orang ini diproses kalau tadi Anda bilang pengadilannya belum selesai buru-buru aja diproses, ditangkap, bukan malah dipromosi gitu loh," ucap Marwan Batubara.
Ia pun menampik tuduhan Ali Mochtar Ngabalin yang menyebutnya membenci Ahok.
Marwan Batubara berdalih tak memiliki kepentingan apapun dalam penunjukan Ahok di BUMN itu.
"Ini bukan bicara soal benci, saya enggak ada benci sama Ahok, enggak ada urusan juga," ucap Marwan Batubara.
"Tapi saya punya fakta-fakta dan bukti-bukti."
Namun, ucapannya itu justru dipotong oleh Arya Sinulingga.
"Ada lah bang, banyak," sahut Arya Sinulingga.

Lantas, Marwan Batubara menyampaikan imbauannya kepada Ali Mochtar Ngabalin.
"Silakan ya, saya mau bilang juga sama Pak Ngabalin ya, saya bilang saya tidak ada bicara kebencian," ungkap Marwan Batubara.
Ia pun mengungkapkan kekesalannya karena sebelumnya Ali Ngabalin berkali-kali memotong pembicaraannya.
"Tadi bolak-balik Anda potong saya mengatakan saya benci (Ahok), enggak ada benci," ungkapnya.
"Kita bicara hukum, ada fakta hukum, kita mau menurut Pasal 27 Undang-undang Dasar 1945."
Ali Ngabalin lantas kembali memotong pernyataan Marwan Batubara.
"Begini, begini, hei Marwan Batubara dengar dulu," kata Ali Ngabalin.
"Tuh kan, Anda potong lagi kan gimana," ucap Marwan Batubara kesal.
Lantas, Marwan Batubawa menanyakan maksud Ali Ngabalin berkali-kali memotong pembicaraannya.
"Jangan begitu dong, Anda sudah berapa kali motong saya, dengar dulu, Anda maunya apa, Anda siapa?," tanya Marwan Batubara emosional.
"Memangnya Anda siapa Bang Ngabalin? Kan saya belum selesai."
• Arya Sinulingga Beberkan Kemungkinan Sandiaga Uno Susul Ahok untuk Berada di Lingkaran BUMN
• Ahok Bebas dari Kasus RS Sumber Waras, Marwan Batubara Sebut KPK Bermasalah dan Ungkit Bukti di BPK
Simak video berikut ini menit 23.16:
Ahok Disebut Pantas Masuk BUMN
Berbeda dengan Marwan Batubara, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono menyebut Ahok layak masuk di BUMN.
Arief Poyuono mengungkapkan, status Ahok sebagai mantan narapidana tak layak dijadikan alasan penolakan.
Menurutnya, Ahok memiliki kemampuan untuk mengubah perusahaan BUMN yang kini bermasalah.
Hal itu disampaikannya melalui tayangan 'DUA SISI' yang diunggah channel YouTube KOMPASTV, Senin (18/11/2019).
Arief Poyuono menyinggung soal penolakan Serikat Pekerja Pertamina terhadap wacana penunjukan Ahok di BUMN.
Disebutnya, menjadi Direktur Utama (Dirut) Pertamina bukan lah hal yang sulit dan banyak orang yang bisa menduduki jabatan itu.
"Ya salah satunya bukannya ketakutan ada kepentingan-kepentingan yang dihilangkan ya, tadi yang saya katakan, menjadi Dirut di pertamina itu gampang, monyet aja bisa," ucap Arief Poyuono.
"Bukan, ini kata-kata Gus Dur," sambungnya.

• Erick Thohir Butuh Pendobrak, Rizal Ramli: Kalau Syok Terapi Saja yang Ada Hanya Drama seperti Ahok
• Ahok Bebas dari Kasus RS Sumber Waras, Marwan Batubara Sebut KPK Bermasalah dan Ungkit Bukti di BPK
Lantas, Arief Poyuono menyebut Ahok lebih pantas menduduki posisi di BUMN yang lebih banyak tantangan.
"Kalau mau menguji seorang Ahok, kinerjanya Ahok, pendobrak, saya lebih prefer Ahok harus ada di BUMN-BUMN yang produknya ada lawannya," jelas Arief Poyuono.
"Misalnya di Krakatau Steel, Garuda, PELNI, kalau dia bisa ubah, saya angkat 10 jempol."
Menurutnya, PLN atau Pertamina tak memberikan tantangan yang terlalu kecil bagi Ahok.
"Tapi kalau cuma PLN sama Pertamina, Ahok memang dibutuhkan di situ kan, tapi kita harus kasih tantangan yang lebih besar lagi kepada Ahok," ungkapnya.
Lantas, Arief Poyuono menyinggung soal pro dan kontra terhadap status Ahok yang merupakan mantan narapidana.
Ia pun mengaku tak mempermasalahkan hal tersebut.
"Enggak masalah dong, jangan disalahkan terus, narapidana kan sudah dihukum, udah ada konsekuensinya dia dihukum," ucap Arief Poyuono.
(TribunWow.com/Jayanti Tri Utami)