Breaking News:

Kabar Ibu Kota

Curhatan Warga Sunter, Digusur hingga Ungkit Janji Anies Baswedan: Peribahasanya Kita Punya Pemimpin

Seorang warga korban Jalan Agung Perkasa VIII, Sunter Jaya, Tanjung Priok, Jakarta Utara menjadi korban penggusuran, Sutiyo mengungkapkan perasaannya.

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Channel Youtube Talk Show tvOne
Seorang warga korban Jalan Agung Perkasa VIII, Sunter Jaya, Tanjung Priok, Jakarta Utara menjadi korban penggusuran, Sutiyo mengungkapkan perasaannya. 

TRIBUNWOW.COM - Warga Jalan Agung Perkasa VIII, Sunter Jaya, Tanjung Priok, Jakarta Utara menjadi korban penggusuran.

Seorang warga korban dari penggusuran tersebut, Sutiyo mengungkapkan perasaannya.

Hal itu diketahui melalui channel YouTube TalkShow tvOne pada Selasa (19/11/2019).

Politisi PDIP Ungkit Lagi Janji Anies Baswedan pada Warga saat Kampanye: Bulan Madu Itu Hanya Mimpi

Sutiyo mengungkapkan, warga Sunter enggan pindah lantaran di sanalah mereka mencari uang sehari-hari.

Sutiyo menjelaskan, sehari-hari warga bekerja sebagai pengumpul barang bekas.

"Ya masalahnya kita masih bertahan di sini kita usahanya jujur aja bu lapak, lapak kita itu cari apa adanya untuk kita makan sehari-hari," ungkap Sutiyo.

Sutiyo menerangkan, warga akan kesulitan bekerja jika tinggal di rusun.

"Kalo dilokasikan di rumah susun, itu kita tidak mendagang dan tidak bisa berjualan seperti kayak gini ini. Ibu kan bisa melihat sendiri, dagangannya dagangan rosok."

"Kalau di rumah rusun itu kan hanya tempat tinggal dan untuk tempat tidur terkecuali kalau kami orang bekerja, berangkat jam delapan pagi pulang jam 4 sore terus tempat tinggal untuk tidur di sana bisa," jelasnya.

Apalagi, ia mengatakan mayoritas warga tidak memiliki keahlian lain selain mengumpulkan barang-barang bekas.

"Kalau di sini itu mayoritas itu lapak untuk besi tua ya sedapatnya, ya besi tua, ya plastik, ya botol Aqua dan lain-lainnya."

"Kalau untuk relokasi kan kerjaan yang lain itu jujur omong kayaknya enggak bisa, soalnya keahliannya dari nenek moyang, dari mbah-mbah Madura dulu pedagangnya seperti ini."

"Kalau misalkan dialihkan untuk berdagang lainnya terus terang buta enggak ada pengalaman untuk itu bu gitu," ujar Sutiyo panjang lebar.

Tanggapi Anies yang Disebut Ingkar Janji karena Gusur Warga Sunter, Politisi PDIP: Cepat atau Lambat

Pria asal Solo, Jawa Tengah itu mengatakan, belum ada warga yang pindah meski digusur.

"Nggak ada bu, tetep bertahan di sini," lanjutnya.

Lantas dalam kesempatan tersebut, Sutiyo mengungkapkan dirinya sempat protes ke pemerintah.

Pasalnya, saat kampanye Gubernur DKI Jakarta 2017 silam, Anies Baswedan berjanji untuk tidak menggusur warganya.

"Waktu ke sana itu, ya kita punya peribahasanya kita punya pemimpin dan peribahasanya punya sesepuh waktu dia menyalonkan gubernur, dia datang ke kampung-kampung ke pelosok-pelosok ada dia janji katanya tidak ada pembongkaran," ucap Sutiyo.

"Kalau orang jual lapak-lapak ini kalau sudah ada dibenahkan, ditata," imbuhnya.

Saat ditemui ke kantor pemerintah Jakarta, Sutiyo mengatakan bahwa pemerintah awalnya berjanji tidak akan ada penggusuran.

"Terus kita ada jawaban secara lisan katanya tidak ada pembongkaran seperti itu," katanya.

Namun, berselang sekitar satu bulan penggusuran tiba-tiba dilakukan tanpa informasi terlebih dahulu.

"Terus tiba-tiba kurang lebih jarak satu bulan sudah tenang-tenang diam-diam ya sudah seperti itu saya kira tidak ada pembongkaran terus kurang lebih jarak satu bulan setengah seperti ini tanpa sepengetahuan sebelumnya," jelas Sutiyo.

Sutiyo menjelaskan, penggusuran itu terjadi pada pagi hari.

Sehingga, ia kaget sudah banyak Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) berada di daerah tempat tinggalnya.

"Nggak ada pemberitahuan, tiba-tiba jam enam sudah standby para aparat-aparat sudah standby saya jam enam pagi membeli untuk bubur anak aku udah penuh di situ, saya kaget ini mau ada apa," ujar dia.

Tak Mau Jawab soal Penggusuran di Sunter, Anies Baswedan: Tanya ke Wali Kota Jakarta Utara Saja

Lihat videonya mulai menit ke-2:13

Sementara itu dikutip dari Kompas TV, warga korban penggusuran masih tetap bertahan di lokasi penggusuran.

Mereka memilih untuk tetap tinggal lantaran belum ada alternatif tempat tinggal yang ditawarkan oleh pemerintah sesuai kebutuhan.

Seorang ibu bernama Tia mengungkapkan, kini warga tengah meratapi nasibnya.

Mereka tetap bertahan di lokasi penggusuran dengan tempat tidur seadanya.

"Kegiatannya gimana mbak udah enggak ada tempat, meratapi nasib. Tempat udah dibongkar kayak begini gitu, ya tidur seadanya berdiriin tenda gubuk kayak gini gitu," ungkap Tia.

Sedangkan, anak-anak sekarang terpaksa tidak masuk sekolah lantaran peralatan sekolahnya hilang semenjak penggusuran terjadi mulai Kamis (14/11/2019).

"Ya anak-anak semenjak dibongkar enggak sekolah, enggak masuk, mau kemana sepatunya di mana, seragamnya di mana jadi enggak sekolah, nggak ada seragam nggak ada apa, nggak ketemu soalnya kan mendadak enggak bisa beres-beres," jelas Tia.

Akibatnya, Tia meminta agar Presiden Joko Widodo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk memperhatikan nasib warga Sunter.

"Minta tolong ke Bapak Presiden terutama ke Bapak Jokowi terutama tengoklah rakyat kecilnya, sekecil apapun tetap rakyatnya."

"Yang kedua Bapak Gubernur, Bapak Anies mohon-mohon rakyat kecilnya di Podomoro di Jalan Agung Perkasa 8 dibongkar, digusur tanpa sepengetahuan apapun," terang Tia.

 Gara-gara Ungkap Kelemahan Ahok hingga Bandingkan dengan Anies, Politisi PKS Debat Keras dengan PDIP

Saat disinggung pemerintah sebenarnya sudah menawarkan tinggal di rusun, Tia mengaku warga enggan meninggalkan tempat tinggal mereka.

Bagaimanapun mereka sudah tinggal di sana berpuluh-puluh tahun.

"Ya tanggapannya warga tetap di tempat ini karena sudah berpuluh-puluh tahun di sini. Kalau pengennya di sini melulu," kata dia.

(TribunWow.com/Mariah Gipty)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
SunterAnies BaswedanJakarta
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved