Breaking News:

Kabar Tokoh

Staf Khusus BUMN Arya Sinulingga Menduga Penolakan Serikat Pekerja pada Ahok karena 2 Alasan Ini

Penolakan yang ditujukan atas penunjukan Ahok sebagai pimpinan BUMN, ditanggapi oleh staf khusus BUMN, Arya Sinulingga. Seperti apa tanggapannya?

Penulis: Fransisca Krisdianutami Mawaski
Editor: Claudia Noventa
Channel Youtube Kompas TV
Serikat pekerja Pertamina bahkan menolak Ahok menjadi pimpinan BUMN. Menanggapi hal tersebut, Staf Khusus BUMN, Arya Sinulingga menduga ada dua alasan penolakan Ahok. 

TRIBUNWOW.COM - Penolakkan terhadap Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok untuk memimpin BUMN oleh sejumlah karyawan BUMN dianggap memiliki nuansa politis.

Hal ini dinyatakan oleh Staf Khusus BUMN, Arya Sinulingga seperti yang dikutip dari tayangan YouTube KOMPASTV, Minggu (17/11/2019).

Arya mengatakan Ahok dipilih karena sosoknya yang dianggap mempunyai kredibilitas dan mampu bekerja secara transparan.

Dukung Ahok Jadi Bos Pertamina, Ferdy Hasiman Singgung Penolakan Serikat Pekerja: Sangat Masuk Akal

Ia juga menyatakan Kementerian BUMN tidak pernah terlibat dalam hal-hal berbau politik dan menjunjung tinggi profesionalisme.

"BUMN yang kita lihat adalah tempat yang lepas daripada itu (politik) fokus pada profesionalitas," ujar Arya.

Arya Sinulingga saat memberikan komentar terkait dengan penolakan karyawan BUMN
Arya Sinulingga saat memberikan komentar terkait dengan penolakan karyawan BUMN (YouTube KOMPASTV)

Terkait dengan penolakan yang diungkapkan oleh Ketua Serikat Pekerja Pertamina, ia menduga ada unsur politis yang terkandung di dalamnya.

"Jadi kalau ada penolakan dari kawan-kawan di BUMN di tempat-tempat tertentu itu, bisa dua ini (alasannya)," tutur Arya.

"Pertama, mereka takut terhadap masuknya Pak Ahok di dalam BUMN. Takut seperti di DKI, takut bagaimana Pak Ahok itu melakukan pembersihan seperti di DKI,"

"Kedua, ini jangan-jangan politik, kalau politik ini lucu banget, kenapa sampai kawan-kawan di BUMN bermain politik," pungkasnya.

Lihat video berikut:

Ahok Dilirik Jadi Bos BUMN, Deddy Sitorus Singgung Gebrakan Ahok saat Pimpin DKI: Lawannya Garong

Pada kesempatan sebelumnya, Arya Sinulingga juga sempat meminta publik agar tidak merisaukan rekam jejak Ahok yang sempat masuk bui.

Ia menyebut sosok Ahok mempunyai kapasitas untuk masuk ke BUMN.

Dilansir TribunWow.com dari video unggahan kanal YouTube Talk Show tvOne, Sabtu (16/11/2019), Arya Sinulingga mulanya menyanggah pernyataan yang dilontarkan oleh Mantan Menko Maritim Rizal Ramli.

Ia tidak setuju soal pernyataan Rizal tentang Ahok yang dicap kelas Glodok.

"Enggak lah ini Bang Rizal mengada-ada saja ini," kata Arya.

Arya menjelaskan masyarakat sudah tahu kualitas yang dimiliki oleh Ahok.

"Kita tahu kapasitasnya Pak Ahok dalam sisi transparansi, akuntabilitas, dan sebagainya," tambahnya.

Ia juga mengatakan Ahok sudah mendapat banyak pengakuan saat menjadi Gubernur DKI Jakarta.

"Kinerja Beliau untuk membersihkan birokrasi DKI Jakarta juga diakui banyak orang," katanya.

Arya meminta orang-orang untuk melihat Ahok dari sisi profesionalitasnya.

"Dari sisi profesionalitas, jangan lihat politiknya," tutur Arya.

"Lihat dari sisi profesional," tambahnya.

Menurut Arya banya orang yang sudah mengakui bahwa Ahok profesional dalam bekerja.

"Dari sisi itu (profesionalitas), banyak orang mengakui itu (profesionalitas Ahok)," kata Arya.

Ia kembali mengungkit pernyataan kelas Glodok yang disebutkan Rizal Ramli.

Menurutnya Ahok bukan orang yang merupakan kelas Glodok.

"Tadi dibilang bahwa levelnya Glodok enggak lah," jelas Arya.

Arya menyebut itu hanya gaya Rizal Ramli yang mengkritik Ahok.

Ia menyebut hanya karena beberapa hal, Ahok langsung mendapat predikat negatif.

"Ini kan gaya-gaya Bang Rizal aja ini," jelas Arya.

"Gaya-gaya aktivis zaman kita kan begitu ya Bang," canda Arya.

"Suka langsung tek, disimbolisasi seperti itu," tambahnya.

Arya kemudian memaparkan pertimbangan BUMN menunjuk Ahok untuk menjadi petinggi BUMN.

"Kalau kita lihat banyak pertimbangan kita," kata Arya.

Ia kemudian memaparkan alasan Ahok dipilih untuk menjadi calon petinggi BUMN.

"Kenapa Pak Ahok yang kita minta masuk ke BUMN yang memang kita tuju," katanya.

"Pertama adalah ini BUMN yang berhubungan dengan energi," imbuhnya.

"Yang kedua berhubungan dengan pelayanan publik," tambah Arya.

Arya yakin dengan ditempatkannya Ahok dalam BUMN, yang mengurus pelayanan publik dan hajat hidup orang banyak, hal itu akan semakin meningkatkan pelayanan BUMN kepada publik.

"Nah ini yang kita lihat kemampuan Pak Ahok untuk bisa masuk di sana bisa membantu membesarkan BUMN," kata Arya.

"Akan semakin baik kapada publik," tambahnya.

Tanggapi Wacana Ahok Jadi Bos BUMN, Djarot Saiful Hidayat: Dia Sudah Selesai dengan Dirinya Sendiri

Politisi PDIP Djarot Saiful Hidayat menyebut Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok cocok untuk menjadi direksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Hal ini, kata Djarot, dikarenakan Ahok merupakan tipe eksekutor.

"Kalau melihat karakternya dia seperti itu, kemudian integritas seperti itu dia adalah seorang pekerja, dia adalah seorang eksekutor, maka akan lebih tepat dia di jajaran direksi," ucap Djarot seperti yang dikutip TribunWow.com dari tayangan YouTube Talk Show tvOne, Jumat (15/11/2019).

Menurut Djarot, akan lebih bagus jika Ahok menjadi direksi perusahaan BUMN, dibanding komisaris.

Hal ini dikarenakan Ahok lebih cocok dalam mengeksekusi pekerjaan.

"Sehingga secara langsung bisa menunjukan kinerjanya, bisa memperlihatkan inovasi kreativitas yang akan dia kerjakan di situ," tutur Djarot.

"Kalau komisaris kan lebih banyak masalah ke evaluasi, controlling, dan sebagainya," tutur Djarot.

Djarot juga menyebutkan posisi yang pas untuk mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

"Kalau dia dimasukan dalam BUMN, paling cocok menurut saya, BUMN yang paling banyak masalah, yang banyak kongkalikong di situ" ujar Djarot.

Djarot menuturkan, dirinya dapat mengatakan hal tersebut karena sudah lama mengenal pribadi Ahok.

"Dia orang yang punya integritas, dia sangat cinta dengan negeri ini, obsesinya adalah bagaimana kita semua itu mampu mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," papar Djarot.

"Dia orang yang tulus dan tanpa kompromi," sambungnya.

Djarot juga menuturkan, Ahok tidak pernah takut pada siapapun selama hal yang dilakukannya itu benar.

"Dia tipe pekerja keras, tipe pendobrak, dan selama yang dilakukannya benar, dia tidak akan pernah takut," kata Djarot.

Mantan wakil Gubernur DKI di era Ahok itu juga meyakini Ahok akan mengubah gayanya dalam memimpin.

"Pasti dia akan berubah, gayanya selama di DKI dan nanti kalau masuk di BUMN kalau dipercaya," ucap Politisi PDIP ini.

Djarot juga mengatakan dirinya sudah sering melakukan pembicaraan dengan Ahok, dan melihat perubahan dalam diri suami Puput Nastiti Devi itu.

"Saya sudah berbicara dengan dia beberapa kali, dia sudah berkontemplasi selama dua tahun, dia sudah belajar untuk menguasai dirinya," papar Djarot.

Jika nanti terpilih sebagai pimpinan BUMN, Djarot menilai Ahok akan dapat menangani permasalahan yang ada di BUMN.

"Dia orang yang cepat belajar dan saya yakin dia kan belajar tentang sistemnya kayak apa, budayanya kayak apa, kita harus masuk lewat mana, dan dia adalah pendengar yang baik ketika dia masuk ke lingkungan baru," tutur Djarot.

Atas dasar itulah, Djarot yakin Ahok dapat membereskan persoalan.

"Saya yakin dia mampu meletakkan dasar-dasar tata kelola perusahaan yang sehat dan baik," kata Djarot.

(TribunWow.com/Fransisca Mawaski/Anung Malik)

Tags:
Badan Usaha Milik Negara (BUMN)Arya SinulinggaAhok
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved