Kabinet Jokowi
Djarot Syaiful Hidayat: Ahok Cocok Ditempatkan di BUMN yang Banyak Masalah
Djarot Syaiful Hidayat nilai Ahok adalah sosok yang mampu membereskan perusahaan yang bermasalah.
Penulis: Fransisca Krisdianutami Mawaski
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Syaiful Hidayat ikut mengomentari soal kabar Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang digadang jadi pimpinan BUMN.
Dilansir dari tayangan YouTube Talk Show tvOne, Jumat (15/11/2019), ia mengungkapkan posisi yang menurutnya tepat untuk Ahok.
"Kalau dia dimasukan dalam BUMN, paling cocok menurut saya, BUMN yang paling banyak masalah, yang banyak kongkalikong di situ" ujar Djarot.
• Tanggapi Penunjukan Ahok Jadi Pimpinan BUMN, Said Didu Soroti Gaya Kepemimpinan: Yakin Enggak Lolos
Djarot menuturkan, dirinya dapat mengatakan hal tersebut karena sudah lama mengenal pribadi Ahok.
"Dia orang yang punya integritas, dia sangat cinta dengan negeri ini, obsesinya adalah bagaimana kita semua itu mampu mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," papar Djarot.
"Dia orang yang tulus dan tanpa kompromi," sambungnya.

Djarot juga menuturkan, Ahok tidak pernah takut pada siapapun selama hal yang dilakukannya itu benar.
"Dia tipe pekerja keras, tipe pendobrak, dan selama yang dilakukannya benar, dia tidak akan pernah takut," kata Djarot.
Mantan wakil Gubernur DKI di era Ahok itu juga meyakini Ahok akan mengubah gayanya dalam memimpin.
"Pasti dia akan berubah, gayanya selama di DKI dan nanti kalau masuk di BUMN kalau dipercaya," ucap Politisi PDIP ini.
Djarot juga mengatakan dirinya sudah sering melakukan pembicaraan dengan Ahok, dan melihat perubahan dalam diri suami Puput Nastiti Devi itu.
"Saya sudah berbicara dengan dia beberapa kali, dia sudah berkontemplasi selama dua tahun, dia sudah belajar untuk menguasai dirinya," papar Djarot.
Jika nanti terpilih sebagai pimpinan BUMN, Djarot menilai Ahok akan dapat menangani permasalahan yang ada di BUMN.
"Dia orang yang cepat belajar dan saya yakin dia kan belajar tentang sistemnya kayak apa, budayanya kayak apa, kita harus masuk lewat mana, dan dia adalah pendengar yang baik ketika dia masuk ke lingkungan baru," tutur Djarot.
Atas dasar itulah, Djarot yakin Ahok dapat membereskan persoalan.
"Saya yakin dia mampu meletakkan dasar-dasar tata kelola perusahaan yang sehat dan baik," kata Djarot.
• Soal Wacana Ahok Jadi Pejabat BUMN, Rizal Ramli: Pak Jokowi Cari Masalah Baru
Sementara itu diberitakan TribunWow.com sebelumnya, analis politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro berpendapat berbeda terkait Ahok.
Dilansir dari akun YouTube KOMPASTV, Sabtu (16/11/2019), ia mengatakan penunjukan Ahok dinilai bermasalah.
"Secara tidak langsung Pak Erick Thohir (Menteri BUMN) melakukan tasting the water ya, ketika disebutkan namanya Pak Ahok, langsung ada reaksi yang luar biasa baik dari media menstream maupun media online maupun sosial media ya," ujar Siti.
Siti menilai, sosok Ahok masih menjadi kontroversi di kalangan masyarakat.
Ia juga menyebut, pihaknya pernah mewanti-wanti Presiden Joko Widodo sebelum pelantikan kabinet untuk tidak memilih sosok yang dianggap dapat menjadi keributan di masyarakat.
"Padahal sejak awal bahkan sebelum pelantikan kabinet mohon untuk tidak merekrut siapapun yang bisa menjadi kontroversi maupun perdebatan di tengah masyarakat," tuturnya.
Hal ini dimaksudkan agar dapat mendukung kinerja Jokowi selama lima tahun ke depan.
"Karena janjinya Pak Jokowi itu luar biasa, bagaimana visi ke depannya tentang lima hal yang penting itu kan, dan itu harusnya dilakukan dengan smooth," papar Siti.
"Tanpa harus ada energi lebih untuk menjelaskan kembali, karena salah pilih kabinet," imbuhnya.
Menurutnya Jokowi lebih baik menghindari hal tersebut agar memenuhi tujuannya di 2024.
"Untuk itu pemilihan pejabat publik itu harus super teliti, super akurat," ujar Siti.
Hal tersebut dilakukan supaya tidak menimbulkan percekcokan di tengah masyarakat.
Ia juga menyatakan ketidakharmonisan dalam masyarakat pun masih berlangsung hingga kini.
"Disharmoni dalam masyarakat itu bukan selesai, tidak. Kita tidak boleh menutup mata untuk itu, dan oleh karena itu kenapa ada Pak Prabowo masuk itu dan sebagainya itu relatif cooling down,"
"Tapi tidak down banget, cooling downnya belum dalam arti sejatinya, jadi mungkin diantara elit oke, ada satu kesesuaian paham, tapi di tataran akar rumput ini masih tidak," lanjutnya.
• Soal Penunjukan Pimpinan BUMN, Analis Politik LIPI: Kita Tahu PDIP Berusaha Melindungi Pak Ahok
Siti juga menilai pemilihan Ahok ini juga terdapat unsur politis di dalamnya.
"Tidak semata-mata profesionalitas, kalau profesionalitas, kalau saya jadi Pak Jokowi saya pilih Pak Djarot (Syaiful Hidayat)," ujar Siti.
Ia kemudian memuji loyalitas Djarot Syaiful Hidayat yang sedang duduk di sebelahnya itu.
"Ini jelas, orang yang tak dipermasalahkan backgroundnya, life historynya, curriculum vitaenya oke," puji Siti pada Djarot.
"Maju DPR RI saja dapet, itupun dari Sumatera Utara bukan di Jawa dan tidak pernah lompat-lompat ke partai lain," tambahnya.
Siti kemudian menjelaskan implikasi politis pada sosok Jokowi.
"Jadi menurut saya ini serius, kita harus mengatakan hal ini pada Jokowi memberikan masukan yang jernih, yang obyektif, jangan sampai Pak Jokowi tersandera oleh katakan sosok-sosok tertentu yang mendowngrade legitimasi Pak Jokowi," papar Siti
"Karena masalah etika itu di atas hukum, masalah etika yang disandang Pak Ahok ini kan serius sekali,"
"Pemilu kemarin kalau dia dikeluarkan kan gaduh sekali, makanya menurut saya ini bagus, ya kita tahu PDI Perjuangan berusaha melindungi Pak Ahok, tapi menjadi pejabat publik itu ceritanya beda lagi," pungkasnya.
Lihat video selengkapnya pada menit ke 0.57
(TribunWow.com/Fransisca Mawaski)