Terkini Nasional
Daftar Mantan Elite Parpol yang Masuk Partai Gelora, Anis Matta, Fahri Hamzah, hingga Deddy Mizwar
Partai baru saja lahir untuk mewarnai kancah perpolitikan Indonesia, terdapat sosok-sosok yang tak asing di dunia politik yang ikut
Penulis: Fransisca Krisdianutami Mawaski
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora) baru saja dibentuk pada Sabtu (9/11/2019) melalui penandatanganan akta pendirian di Hotel Park Regis Arion, Jakarta Selatan.
Dalam partai yang baru dibentuk tersebut, terdapat nama-nama yang tak asing di dunia politik.
Sebut saja Anis Matta, Fahri Hamzah, dan Deddy Mizwar.
• Bentuk Partai Gelora, Fahri Hamzah Kecewa dengan Mantan Partai: Pimpinan Tak Boleh Dipertanyakan
Anis Matta sempat menjadi Presiden PKS pada 2013-2015.
Adapun Fahri Hamzah adalah mantan kader PKS yang dipecat pada 2016.
Ia dipecat karena sikapnya yang bertentangan dengan PKS dalam hal revisi UU KPK.
Setelah dipecat, Fahri Hamzah mendirikan organisasi masyarakat bernama Gerakan Arah Baru (Garbi).
Fahri Hamzah juga mengungkapkan, pembentukan Partai Gelora ini merupakan aspirasi dari para anggota Ormas Garbi.
Menurutnya, banyak anggota Garbi yang ingin membentuk partai politik sebagai saluran perjuangan.
"Itu sekali lagi aspirasi dari temen-temen setelah membuat Ormas, sebagian ingin membentuk parpol. Muncullah ide-ide, mudah-mudahan bulan Oktober akan kita konkret kan di lapangan," ucapnya, Selasa (10/9/2019) seperti dikutip dari Tribunnews.com.
Sementara Deddy Mizwar adalah anggota Partai Demokrat yang resmi keluar beberapa hari sebelum diadakan konsolidasi Partai Gelora.
Dilansir oleh TribunWow, Deddy Mizwar membeberkan alasannya keluar dari Partai Demokrat.
Ia mengatakan dirinya mundur karena ingin berkontribusi dalam Partai Gelora.
Pihak Demokrat sendiri tak mempermasalahkan keputusan Deddy tersebut.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean.
Ferdinand menyebut, pihaknya mengucapkan terima kasih kepada mantan Wakil Gubernur Jawa Barat itu atas dedikasinya terhadap partai.
"Kami tetap mengucapkan terima kasih kepada Deddy Mizwar pernah berada di Partai Demokrat dan sekecil apapun pengabdiannya," ujar Ferdinand seperti yang dikutip dari Kompas.com, Senin (11/11/2019).
Tak hanya itu, Ferdinand mengatakan, pengunduran diri Deddy tersebut tidak membuat partainya tergganggu.
"Namun kami tegaskan, Partai Demokrat tidak merasa terganggu sama sekali dan tidak merasa kehilangan," lanjut dia.
Ternyata Deddy Mizwar memiliki peran cukup penting dalam pembentukan Partai Gelora.
Hal ini dituturkan oleh Fahri Hamzah, Wakil Ketua Umum Partai Gelora.
"Bisa dibilang demikian (Deddy Mizwar pencetus Partai Gelora). Nanti beliau juga akan bicara juga lah, karena tidak mungkin dia sebagai pendiri kalau dia enggak mendalami pemahamannya," kata Fahri saat ditemui di Hotel Park Regis Arion, Jakarta Selatan, Sabtu (9/11/2019).
• Fahri Hamzah dan Anis Matta Dirikan Partai Gelora, PKS: Alhamdulillah Kami Kian Solid dan Kokoh
Fahri juga mengatakan, Deddy mempunyai kedekatan dengan dirinya dan Ketua Umum Partai Gelora, Anis Matta.
Kedekatan ini terjadi sejak Deddy Mizwar maju sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat pada 2013.
Namun, Deddy Mizwar belum benar-benar resmi masuk dalam Partai Gelora.
Hal ini dikarenakan partai tersebut belum disahkan secara resmi oleh Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham).
Dalam kesempatan berbeda, Deddy pun tidak secara tegas menyatakan akan bergabung ke Partai Gelora.
Namun, ia mengisyaratkan akan bergabung dengan Gelora, apabila setelah seluruh proses administrasi di Kemenkumham selesai.
"Saya kira setelah selesai ini baru secara administratif bagaimana rekrut keanggotaan dan segala macam. Sekarang ini baru tanda tangan akta, formulir keanggotaan dari mana," kata Deddy.
Deddy mengatakan, ingin melihat proses berkembangnya Partai Gelora yang rencananya akan ikut dalam kontestasi Pilkada 2020.
Ia mendukung kehadiran Partai Gelora sebagai harapan baru untuk menampung dan aspirasi rakyat.
"Bukan bicara soal posisi, yang penting adalah bagaimana mendukung sebuah arah baru ini, gelombang baru, paradigma baru," pungkas dia.
Alasan Dibentuk Partai Gelora
Sejumlah mantan kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sepakat untuk membentuk partai baru yang dinamakan Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora).
Dikutip dari Tribunnews.com, Selasa (12/11/2019), partai yang diketuai Anies Matta dan wakilnya Fahri Hamzah juga ini didirikan pada 28 Oktober 2019.
Tak hanya oleh Fahri Hamzah dan Anis Matta, partai ini juga digagas oleh Mahfudz Siddiq, Rofi Munawar, dan Achmad Rilyadi.
Menurut Anis Matta, Partai Gelora lahir karena dipicu adanya konflik internal PKS
"Konflik di internal PKS memicu lebih cepat lahirnya atau keputusan untuk melahirkan satu partai baru," ujar Anis Matta seperti yang dikutip Tribun Network, Senin (11/11/2019).
Anis juga mengatakan, partai barunya ini tak terlalu memusingkan ideologi partai.
"Kita ingin menghentikan perdebatan, bahwa Islam dan Nasionalis ini sudah selesai," ujar Anis.
"Tapi untuk itu kita perlu membuka diri kita semuanya kepada seluruh komponen bangsa, dan mengajak seluruh komponen bangsa ini untuk terlibat," tuturnya.
Ia tak ingin Partai Gelora terjebak dalam perdebatan yang tidak produktif, antara nasionalis atau agama.
Partai Gelora disebut Anis ingin menyatukan semua komponen bangsa.
Hal ini sesuai dengan semangat Partai Gelora dalam membangun integrasi Keindonesiaan.
"Jadi satu narasi besar yang diperlukan Indonesia adalah narasi yang mampu menyatukan seluruh komponen bangsa," ucap Anis.
Anis menilai dengan bersatunya para elite negara, maka negara akan memasuki masa baru.
"Menyatukan elitenya untuk sama-sama memasuki gelombang baru dalam sejarah kita itu. Itu idenya yang paling fundamental," tambahnya.
Berikut susunan kepengurusan Partai Gelora Indonesia:
DPN (Dewan Pimpinan Nasional):
Ketum: M Anis Matta
Waketum: Fahri Hamzah
Sekjen: Mahfudz Sidik
Bendum: Ahmad Riyaldi
Ketua Bidang Pengembangan Wilayah:
1. Sumatera (M Syahfan)
2. Jabar, DKI, Banten (Ahmad Zairofi)
3. Jateng, DIY, Jatim (Ahmad Zainudin)
4. Kalimantan, Bali Nusra (Rofi Munawar)
5. Sulawesi Indonesia Timur (A Faradise)
(TribunWow.com/Fransisca Mawaski)