Kabinet Jokowi
Komentar NasDem soal Isu 'Beri Panggung' Anies Baswedan, Singgung Pertemuan Prabowo dan Megawati
Ketua DPP Partai Nasional Demokrat (NasDem), Irma Suryani Chaniago membantah pihaknya akan mengusung Anies Baswedan dalam Pilpres 2024 mendatang.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Ketua DPP Partai Nasional Demokrat (NasDem), Irma Suryani Chaniago membantah pihaknya akan mengusung Anies Baswedan dalam Pilpres 2024 mendatang.
Kabar NasDem akan mengusung Anies Baswedan di Pilpres 2024 mencuat setelah Gubernur DKI Jakarta itu diundang dalam Kongres Kedua Partai Nasdem di JIExpo Kemayoran Jakarta Pusat, Jumat (8/11/2019).
Terkait isu 'memberi panggung' Anies Baswedan, Irma pun membantahnya.
Hal itu disampaikan dalam acara 'Apa Kabar Indonesia Malam' yang diunggah channel YouTube Talk Show tvOne, Jumat (8/11/2019).
• Tanggapan Nasdem soal Jokowi yang Singgung Pertemuan Surya Paloh dan PKS: Itu Lelucon Lah Biasa
• Surya Paloh Singgung Ujian Berat: Jangan-jangan Hanya Tinggal Nasdem yang Bersama Presiden
"Untuk undangan kepada Pak Anies Baswedan itu tentunya harus dilihat secara positif," tegas Irma.
"Pak Anies itu kan gubernur DKI, dan kami mengadakan Kongres kan di DKI," sambungnya.
Irma mengungkapkan, Anies Baswedan diundang dalam kongres tersebut karena melihat posisinya sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Ia menegaskan tak ada agenda lain yang lebih dari itu.
"Maka kemudian kita mengundang beliau sebagai tuan rumah, sebagai penguasa DKI, enggak ada yang perlu harus di framing-framing enggak karu-karuan deh menurut aku, jadi santai-santai aja," ujar Irma.
Lebih lanjut, Irma juga menyebut Pilpres 2024 masih terlalu jauh untuk dipersiapkan sekarang.
"Toh juga Pak Anies juga kan kalau mau bicara 2024 masih jauh banget, enggak ada urusan dengan itu," ujar Irma.
Lantas, ia menyinggung tentang pertemuan Megawati Soekarnoputri dengan Prabowo Subianto.
"Pada saat misalnya Ibu Mega mengundang Prabowo pun kami enggak masalah, padahal jelas saat itu Prabowo lawan paling berat, calon presiden yang menjadi lawan Jokowi," terang Irma.
"Kalau PKS kan bukan lawan Pak Jokowi secara langsung, tapi kami pun tidak mempermasalahkan itu," sambungnya.
Irma kemudian membantah istilah 'Memberi panggung' untuk Anies Baswedan.
"Sekarang kami bukan memberikan panggung kepada Pak Anies, tapi kami memberikan kehormatan kepada tuan rumah untuk bisa membuka rakernas karena beliau adalah tuan rumah di sini, di DKI," tuturnya.
"Seperti misalnya PDIP menggelar rakernas di Bali, kan gubernur Bali juga diundang."
Partai NasDem disebut Irma juga tak pernah melakukan manuver politik.
"Jadi menurut saya tidak ada yang perlu dikhawatirkan, kami juga enggak pernah bermanuver sebenarnya kalau dilihat secara positif," imbuh Irma.
• Surya Paloh: Jika Ada Ujian Berat, Jangan-jangan Hanya Tinggal Nasdem yang Bersama Presiden
• Saat Anies Baswedan dan Surya Paloh Dapat Sambutan dari Para Kader di Kongres Nasdem
Ia menegaskan bahwa NasDem tetap menjadi partai pendukung Jokowi.
"NasDem sebagai partai yang mendukung Pak Jokowi tanpa syarat dan mahar tidak boleh hanya berhenti mengawal Pak Jokowi sebatas pembagian kursi kabinet," kata Irma.
"Tapi harus juga mengawal Pak Jokowi sampai dengan 2024 berakhir."
Menjalin hubungan baik dengan partai oposisi disebut Irma merupakan langkah NasDem untuk turut mendukung pemerintahan Jokowi.
Sebab, oposisi menurutnya oposisi juga berperan penting dalam pemerintahan.
"Untuk itu komunikasi politik yang intensif dengan partai-partai di luar koalisi kan juga harus di jalin, jangan cuma di partai-partai koalisi saja, tapi yang di luar pun kita juga harus jalin," terang Irma.
"Agar teman-teman yang menjadi check and balance itu dapat melakukan kritisi secara konstruktif, solutif dan elegan, ini sudah saya sampaikan berkali-kali."
Simak video berikut ini menit 2.15:
Pernyataan NasDem soal Pertemuan dengan PKS
Ketua DPP Partai Nasdem Martin Manurung menyebut Partai Nasdem tidak tersinggung dengan pernyataan Presiden Joko Widodo mengenai pertemuan dengan PKS.
Hal ini ia sampaikan dalam tayangan YouTube Kompas Tv, Jumat (8/11/2019).
"Ya enggak lah, kenapa harus tersinggung, kan Pak Surya dengan Pak Jokowi secara pribadi dekat," ujar Martin.
Martin mengatakan, Jokowi sering memanggil Surya Paloh dengan sebutan abang dalam berbagai kesempatan.
Tak hanya itu, ia mengungkapkan Jokowi dan Surya Paloh sering berbincang tiap minggunya.
"Jadi itu bukan sindiran, ya lelucon lah biasa."
"Kan kita makin dekat dengan seseorang kayak saya sama Bung Dedi (Sitorus) tuh dekat hubungan makin enak kalau saling ledek, saling menyindir," ucapnya.
Saat ditanya mengenai rangkulan Surya Paloh dengan Presiden PKS Sohibul Iman, Martin punya jawabannnya sendiri.
• Surya Paloh: Jika Ada Ujian Berat, Jangan-jangan Hanya Tinggal Nasdem yang Bersama Presiden
• Saat Anies Baswedan dan Surya Paloh Dapat Sambutan dari Para Kader di Kongres Nasdem
Menurutnya, rangkulan tersebut rangkulan biasa layaknya teman yang sudah tidak lama bertemu.
Hal ini dikarenakan posisi Nasdem dan PKS yang selalu bersebrangan selama dua kali pemilihan presiden.
"Mungkin ada ketegangan-ketegangan yang terbangun dalam kompetisi, nah ketika bertemu lalu rangkulannya agak hangat, saya pikir biasa saja,"
Martin menilai, hal ini tidak perlu ditafsirkan secara berlebihan.
Ketua DPP Partai Nasdem ini kemudian menjawab mengenai pertanyaan rangkulan Surya Paloh terhadap Sohibul Iman, akibat tidak diajak salaman oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri saat pelantikan anggota DPR beberapa waktu silam.
Sambil terkekeh, Ia menjawab hal ini hanya merupakan persoalan teknis.
"Itukan kalau di gedung MPR DPR banyak sekali tokoh-tokoh, Bu Mega kan datang setelah Pak Surya Paloh, lalu ada orang-orang di depan Pak Surya Paloh, mungkin nggak melihat," ujar Martin.
"Tapi kan waktu pelantikan presiden, itukan bersalaman, Pak Surya dengan Bu Mega, jadi artinya nggak ada persoalan," lanjutnya.
(TribunWow.com)