Ahli Psikologi Forensik Soroti Kemungkinan Polisi Bunuh Diri, Singgung Keterpanggilan Hati Jokowi

TRIBUNWOW.COM - Ahli Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel menyoroti soal tingkat bunuh diri anggota polisi.

Berdasarkan rilis yang diterima TribunWow.com pada Jumat (8/11/2019), Reza mengatakan soal adanya kejadian polisi yang ditemukan bunuh diri.

Seperti kasus yang sempat menghebohkan di Sumatera Utara pada Oktober 2019 lalu.

Bahkan, Reza menyebut tingkat bunuh diri anggota polisi lebih rentan dibanding masyarakat sipil.

• Depresi karena Dibully, Ariel Tatum Pernah Ingin Bunuh Diri, dari Minum Pil hingga Sewa Pembunuh

"Ada data yang menunjukkan bahwa rasio bunuh diri di kalangan personel polisi lebih tinggi daripada di masyarakat sipil. 'Wajar'-lah, karena bekerja sebagai polisi sama sekali tidak enteng," kata Reza.

Ia lalu mencontohkan soal fenomena yang terjadi di Amerika Serikat.

"Jangan-jangan fenomena di Amerika Serikat juga bisa berlangsung di sini," tambahnya.

Anggaran dana untuk psikologi seorang polisi pun seharusnya juga lebih diperhatikan.

"Sebagai perbandingan, 'sekeji-kejinya' Donald Trump, dia menandatangani anggaran sebesar 7,5 juta dolar per tahun khusus untuk pencegahan bunuh diri, pemeriksaan kesehatan mental, dan pelatihan daya lenting (resiliensi) bagi personel kepolisian."

"Siapa tahu Presiden Jokowi punya keterpanggilan hati setara."

"Sehingga, secara spesifik menyebut bahwa 40 persen anggaran Polri dimanfaatkan untuk kepentingan yang sama," tambah Reza.

• TERNYATA di Usia 13 Tahun Ariel Tatum Pernah Coba Bunuh Diri, Apa Alasannnya?

Diketahui sejumlah pemberitaan soal polisi yang bunuh diri kerap menjadi pembicaraan.

Sebelumnya, seorang polisi di Sumatera Utara melakukan bunuh diri setelah sebelumnya membunuh istrinya di bulan Oktober 2019.

Di Bulan September seorang anggota Propam Polda Sulawesi Utara juga meninggal dunia di asrama polisi.

(TribunWow.com/Tiffany Marantika)