Breaking News:

Kabinet Jokowi

Moeldoko Sebut Jokowi Sering Tanya Kasus Novel: Seolah-olah Mudah tapi Padahal Enggak

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan kasus yang dialami oleh Novel Baswedan merupakan kasus yang sulit untuk diselesaikan

Penulis: anung aulia malik
Editor: Ananda Putri Octaviani
Tribunnews.com/ Theresia Felisiani
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko sebut kasus penyerangan Novel Baswedan bukan kasus yang mudah untuk dituntaskan 

TRIBUNWOW.COM - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengungkapkan pendapatnya soal kasus penyerangan terhadap Penyidik Senior KPK Novel Baswedan.

Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Senin (5/11/2019), Moeldoko menjelaskan kasus yang dialami Novel sulit untuk diungkap.

Ia menjelaskan meskipun terlihat mudah namun pada kenyataannya kasus yang menimpa Novel adalah kasus yang kompleks.

"Kasus Novel seolah-olah mudah tapi padahal nggak mudah juga," kata Moeldoko dalam wawancara khusus dengan Kompas.com di Kantor KSP, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (5/11/2019).

Moeldoko menjelaskan, karena lamanya proses pengusutan kasus, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) sering menanyakan di mana letak kesulitan kasus Novel.

Ia menambahkan kasus tersebut sulit karena minimnya barang bukti yang ditemukan.

"Presiden sering (tanya), di mana persoalan sebenarnya? Pencarian barang bukti itu yang benar-benar menyulitkan," kata Moeldoko.

Tak Hanya Kasus Novel, Kapolri Idham Azis Juga akan Usut Kasus Lainnya setelah Tunjuk Kabareskrim

Purnawirawan Jenderal TNI tersebut kemudian menjelaskan mencari tersangka penyerangan Novel juga hal yang sulit sebab minimnya saksi mata pada lokasi kejadian.

Hal tersebut ditambah kurangnya CCTV di lokasi penyerangan Novel.

"Beberapa kali polisi menetapkan calon tersangka, tahu-tahu enggak," kata dia.

Ma'ruf Amin Sebut Kasus Novel Sulit

Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin mengatakan akan sulit mengusut kasus penyerangan Novel Baswedan.

Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Jumat (1/11/2019), Ma'ruf menjelaskan kasus yang menimpa Novel Baswedan tergolong sebagai kasus yang sulit untuk dipecahkan.

"Ada perkara kan yang tingkatnya tak begitu rumit. Sehingga mudah dipecahkan. Rupanya Novel itu agak tinggi," ujar Ma'ruf di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (1/11/2019).

Dicecar Kasus Novel Baswedan, Kapolri Idham Azis Sebut Cari Perwira Terbaik hingga Singgung Komitmen

Wakil Presiden Jokowi tersebut menjelaskan pelaku penyerangan Novel Baswedan menurutnya sangat pintar.

"Sehingga upaya membentuk tim pencari fakta, sehingga belum ketemu secara cepat, sehingga perlu terus digali. Jadi ternyata pelakunya sangat pintar sekali," ujar Ma'ruf.

Kendati sulit, Ma'ruf mengatakan polisi akan berkomitmen untuk menyelesaikan kasus yang menimpa Novel Baswedan.

"Tapi polisi komitmen untuk terus (melanjutkan penyelidikan)," tambahnya.

Novel Baswedan Sebut Perkaranya Tidak Sulit

Komitmen Kepala polisi Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) baru Idham Azis untuk menyelesaikan kasus Novel Baswedan, disambut negatif oleh Novel.

Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Kamis (31/10/2019), Novel mengakui dirinya sedikit pesimis dengan komitmen Idham Azis untuk menyelesaikan kasus penyerangan terhadap dirinya.

"Tentunya selain dari saya mengatakan bahwa sedikit agak pesimistis, sedikit kecewa," jelas Novel di kampus Universitas Negeri Jakarta, Jakarta Timur, Kamis (31/10/2019).

Novel Baswedan Angkat Bicara soal Perkembangan Kasusnya: Kapan Ditangkapnya, karena Sudah 2,5 Tahun

Meskipun ada rasa pesimis, Novel mengatakan dirinya tetap akan meminta Idham Azis untuk mengungkap kasus yang menimpa dirinya.

"Tapi tetap mendesak kepada Pak Idham tetap punya tanggung jawab sebagai Kapolri untuk mengungkap," ungkap Novel

Sepupu dari Anies Baswedan itu mengatakan sebenarnya kasus penyerangan dirinya tidak sulit untuk diungkap.

"Jadi saya pikir saya yakin sebagaimana yang saya sampaikan bahwa perkara ini enggak sulit," sebutnya.

Ia menjelaskan sebenarnya Polri sudah mampu menangkap pelaku yang bersalah.

Tapi setelah menunggu lama tidak ada perkembangan baru dalam kasusnya.

"Kenapa? Sejak awal saya sudah dapat info bahwa Polri sebetulnya sudah bisa dapat kok pelakunya. tapi kan 4 bulan kemudian setelah itu saya tunggu enggak ada," ungkapnya.

Lebih lanjut, Novel menjelaskan pernyataan tersebut ditujukan bukan hanya untuk kasus dirinya.

Ia menjelaskan, seluruh serangan terhadap anggota dari KPK tidak ada yang diusut hingga tuntas.

"Ini bukan saja seorang diri saya, bayangkan semua serangan kepada orang KPK enggak ada yang terungkap. Sampai yang ada CCTV-nya yang buktinya jelas enggak terungkap, terus mau yang mana lagi," katanya.

Novel Inginkan Adanya Penangkapan Pelaku

Penyidik Senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan berharap pelaku penyerangan dirinya dapat ditangkap.

Dikutip TribunWow.com dari video unggahan kanal Youtube KompasTv, Jumat (1/11/2019), mulanya Novel memberikan tanggapan terhadap perkembangan informasi kasusnya.

Novel mengatakan dirinya tidak pernah mendapatkan perkembangan informasi terhadap penyerangan dirinya.

Penyidik Senior KPK Novel Baswedan ingin pelaku penyerangan dirinya ditangkap, menurutnya informasi perkembangan kasus tidak memberikan dampak nyata
Penyidik Senior KPK Novel Baswedan ingin pelaku penyerangan dirinya ditangkap, menurutnya informasi perkembangan kasus tidak memberikan dampak nyata (YouTube KOMPASTV)

"Belakangan ini belum pernah mendapatkan informasi tentang perkembangan penanganan penyerangan terhadap diri saya," ujarnya.

Ia lanjut menjawab terkait informasi yang beredar di media.

"Tentunya terkait dengan informasi belakangan yang saya dapat di media, bahwa ada perkembangan yang signifikan," jelasnya.

Novel mengatakan setelah waktu yang berlalu begitu lama, yang ia inginkan adalah aksi penangkapan pelaku bukan info perkembangan kasus.

"Bagi saya setelah 2,5 tahun tentunya kita tidak sedang bicara soal perkembangan lagi kita sedang bertanya kenapa enggak ditangkap-tangkap," tambahnya.

Ia menekankan seharusnya polisi berfokus kepada penangkapan pelaku.

"Fokusnya kapan ditangkapnya, karena sudah 2,5 tahun," imbuhnya.

Tanggapan Istana soal Vonis Bebas Sofyan Basir dan Langkah KPK: Presiden Tak Lakukan Intervensi

Novel kemudian menjelaskan presiden bahkan sudah memerintahkan hingga tiga kali, dan melewati batas waktu yang ditentukan presiden.

"Padahal presiden sudah perintahkan ke-3 kalinya, bahkan batas waktunya sudah lewat," tegasnya.

Sepupu Anies Baswedan tersebut mengatakan dirinya enggan untuk membahas motif.

"Saya tidak sedang ingin bicara soal motif," jelasnya.

Menurutnya pembahasan tentang motif hanya akan menimbulkan perdebatan.

"Karena kalau kita bicara motif, nanti berdebat," kata dia.

Ia lebih memilih untuk menangkap pelaku penyerangan terlebih dahulu.

"Lebih bagus pelaku lapangan saja ditangkap dulu," kata Novel.

Barulah ia mengatakan boleh bicara motif dengan memeriksa pelaku yang bersangkutan.

"Setelah itu tentunya diperiksa, dan kaitan dengan motif, baru dibicarakan setelah ditangkpanya pelaku lapangan," jelas Novel.

Video selengkapnya dapat dilihat mulai menit 0.27

(TribunWow.com/Anung Malik)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
MoeldokoJokowiNovel BaswedanKabinet Jokowi
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved