Kabar Tokoh
Sindir Intel Indonesia, Rocky Gerung Sebut Masalah Radikalisme: Kerjakan Diam-diam
Rocky Gerung sebut permasalahan radikalisme berasal dari ekonomi negara yang buruk, ia sebut selama ekonomi masih buruk radikalisme akan terus ada
Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Pengamat politik Rocky Gerung jelaskan masalah utama dari radikalisme ada di permasalahan ekonomi negara, menurutnya selama masalah ekonomi ada, radikalisme akan terus ada.
Dikutip TribunWow.com dari kanal Youtube Deddy Corbuzier, Kamis (31/10/2019), mulanya Rocky Gerung menanggapi pernyataan Mantan Wakil DPR RI Fahri Hamzah soal pemberantasan radikalisme secara diam-diam.
Ia mengatakan sudah seharusnya penanganan radikalisme dilakukan secara tersembunyi.
"Memang begitu semestinya," jelasnya.
Pria yang juga merupakan seorang filsuf tersebut kemudian menyindir intel Indonesia yang menurutnya d****.
"Intel kita kan juga d****," katanya.
• Komentari Prabowo Jadi Menteri, Rocky Gerung Coba Bayangkan Jadi Relawan Jokowi: Jadi Dangkal
Rocky memaparkan kesalahan yang dibuat oleh intel Indonesia.
Ia heran dengan langkah intel yang justru membuka data tentang radikalisme di Indonesia.
"Idham (Kapolri) mengatakan ada 30 persen kaum radikal," jelasnya.
"Kalau sudah tahu 30 persen ya kerjakan aja kan diam-diam. Ngapain dibuka," katanya.
Rocky mengatakan hal tersebut sebagai kegagalan penguasa dalam mencari solusi.
"Itu ketidakcukupan pikiran dari kekuasaan (penguasa)," terangnya.
Rocky kemudian memaparkan ada dua hal yang memperjelas pernyataannya tentang penguasa yang tidak mampu berfikir.
Pertama ia menjelaskan soal radikalisme yang berasal dari mayoritas.
"Pertama, dia enggak ngerti bahwa yang dia sebut radikal itu, dengan sendirinya soal politik Islam, muslim. Muslim itu dominan di Indonesia 80 persen, 85 persen, 30 persen (presentase radikalisme) itu berarti sekian puluh juta," jelasnya.
• Didebat Rocky Gerung soal Menag hingga Isu Radikalisme, Ade Armando: Kalau Anda Enggak Masalah, Fine
Rocky mempertanyakan cara fikir pemerintah yang dia anggap tidak masuk akal.
Ia menambahkan hal tersebut bertentangan dengan kultur masyarakat Indonesia.
"Bagaimana mungkin sekian puluh juta orang yang potensial untuk melakukan kekerasan, padahal kultur masyarakat Indonesia selalu yang moderat itu yang dianggap aman untuk berpolitik," jelasnya.

Rocky Gerung sebut masalah radikalisme berasal dari ekonomi negara yang buruk (KOMPAS.com/Walda)
Menurutnya, negara hanya menyebarkan kecemasan yang berlebih.
"Jadi kecemasan negara yang berlebih membuat keakraban berwarganegara terganggu," terangnya.
Ia menjelaskan alasan pemerintah menyebarkan kepanikan radikalisme adalah untuk menutupi kegagalan pemerintah.
"Negara yang melakukan itu biasanya negara yang lagi panik soal kesejahteraan, keadilan sosial," jelasnya.
Isu sebenernya menurut Rocky ada di ekonomi, selama isu ekonomi belum diperbaiki maka isu radikalisme akan terus ada.
"Selama eknomi enggak bisa diperbaiki oleh pemerintah, selama itu isu radikalisme ini akan diucapkan terus," katanya.
Video dapat dilihat mulai menit 15.00
Rocky Gerung Sebut Radikalisme Hanya di Pikiran
Dikutip TribunWow.com dari kanal Youtube Deddy Corbuzier, Kamis (31/10/2019), pada awalnya Rocky Gerung menjelaskan saat ini pemerintah mengatakan mahasiswa sudah mulai terserang radikalisme.
Penyebabnya adalah karena kurangnya kritisisme dari mahasiswa.
"Sekarang dalil pemerintah, mahasiswa itu terpapar radikalisme karena kurang kritisisme," jelas Rocky.
Rocky mengatakan ketika dirinya ingin masuk ke kampus untuk mengajarkan kritisisme, dirinya justru dilarang.
"Nah saya masuk universitas untuk mengajarkan kritisisme justru dilarang, kan ngaco pikirannya," katanya.
Ia menambahkan setiap orang memiliki potensi untuk menjadi radikal.
"Setiap orang bisa jadi radikal," tambahnya.
• Singgung Radikalisme, Rocky Gerung: Rezim Biasanya Mulai Asal Tuduh kalau Gagal Sejahterakan Rakyat
Namun ia mengatakan radikalisme tidak dapat dirasakan.
"Tapi terasanya di mana?," kata Rocky.
Rocky lanjut mencontohkan dirinya yang kapan pun bisa memiliki pikiran radikal.
"Saya setiap hari bisa bikin negara Islam, negara Kristen, negara PKI, negara liberal," jelas Rocky.
Ia menambahkan hal tersebut ada namun hanya sebatas di pikirannya saja.
"Tapi itu kan cuma di pikiran," imbuhnya.
Alumni Universitas Indonesia (UI) tersebut mengeluhkan pemerintah yang menutup-nutup ide radikalisme.
"Jadi ngapain ditutup," tegasnya.
Dirinya justru menganjurkan orang-orang untuk berdebat tentang ide tersebut.
"Biarin orang berdebat tentang ide itu," jelasnya.
Video dapat dilihat mulai menit 2.47
(TribunWow.com/Anung Malik)