Kongres PSIS
Ingin Perbaiki Sepak Bola Indonesia, Cawaketum Kusnaeni Justru Dibuat Kecewa PSSI, Ini Alasannya
Calon Wakil Ketua Umum (Cawaketum) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), M Kusnaeni mengaku kecewa terhadap PSSI.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Calon Wakil Ketua Umum (Cawaketum) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), M Kusnaeni mengaku kecewa terhadap PSSI.
M Kusnaeni menyatakan pembatalan sosialisasi hingga debat calon ketua dan calon wakil ketua PSSI sangat merugikannya.
Mengaku tulus ingin memperbaiki sepak bola Indonesia, Kusnaeni justru dibuat kecewa PSSI.
Dalam acara 'Mata Najwa', Rabu (30/10/2019), pria yang kerap disapa Bung Kusnaeni itu menyebut PSSI dalam kondisi yang tidak sehat.
• Jadi Cawaketum, Kusnaeni Sebut Masalah PSSI hingga Dapat Tepuk Tangan Penonton: Prestasi Babak Belur
• PSSI Batalkan Debat Calon Ketua, Caketum Duga Ada Upaya Menangkan 1 Pihak hingga Singgung Iwan Bule
Menurutnya, citra PSSI yang kurang baik itu sudah diketahui banyak pihak.
"Saya pikir Nana (Najwa Shihab -red) juga menyadari bahwa kita punya persoalan organisasi ini tidak sehat," kata Kusnaeni.
Ia lantas menyebutkan beberapa permasalahan PSSI yang hingga kini belum terselesaikan.
"Secara vinansial punya utang salah satunya kepada Pak La Nyalla, secara prestasi kita babak belur di level senior," kata Kusnaeni.
Kusnaeni mengaku memiliki keinginan memperbaiki sepak bola di Indonesia.
Untuk itu, ia akhirnya memutuskan untuk mengajukan diri sebagai cawaketum PSSI.
"Banyak hal yang membuat organisasi ini butuh pembenahan, saya tidak bisa cuma teriak di luar, jadi saya ikut maju," ucap Kusnaeni.
"Jadi kalau cuma teriak di luar kan percuma, harus mau ikut maju, makanya saya memutuskan maju," ucapnya menambahkan.
Kusnaeni pun mengaku merasa kecewa dengan PSSI.
Kekecewaannya itu disebabkan karena menjelang kongres PSSI 2 November 2019 mendatang, semua pihak justru disibukkan dengan kontroversi agenda tersebut.
"Yang saya kecewa ketika persaingan ini sedang menuju titik puliminasi kita bukan berdebat soal gagasan, kita bukan berdebat soal konsep, soal visi, soal misi, tapi soal keabsahan," ujar Kusnaeni.