Breaking News:

Terkini Daerah

Motif Anak Bunuh Ayah Kandung hingga Cor di Septic Tank, Pelaku: Bapakku Pacaran Lagi

Wahyudi tega bunuh ayah kandungnya dengan tragis. Pada pihak berwajib, pelaku menyebut ayahnya telah berselingkuh dengan tetangganya.

Penulis: AmirulNisa
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Tribun Jateng/Akhtur Gumilang
Polisi menginterogasi pelaku pembunuhan ayah kandung dalam ruang tahanan Mapolsek Warureja, Rabu (30/10/2019) tengah malam. 

TRIBUNWOW.COM - Pembunuhan tragis terjadi di Desa Kendayakan, Kecamatan Warureja, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah pada Selasa (29/10/2019) dengan korban yang bernama Rahadi (58).

Pelaku merupakan anak kandung dari korban yang bernama Wahyudi (28).

Wahyudi mengaku membunuh hingga cor jenazah Rahdi di septic tank.

Dikutip TribunWow.com dari TribunJateng.com, Rabu (30/10/2019), pelaku mengaku tega membunuh karena mengetahui sang ayah memiliki pacar.

Wahyudi Bunuh Ayah Kandung dan Dicor di Septic Tank, Kades Bantah Pengakuan Pelaku soal Selingkuh

Pengakuan itu diucapkan Wahyudi dari dalam jeruji besi di Mapolsek Warureja.

Pada pihak berwajib, Wahyudi mengaku tidak menyesal telah melakukan tindakan keji tersebut.

Wayudi mengatakan bahwa sang ayah memiliki pacar hingga ia tega melakukan hal tersebut.

"Niatnya mau melukai dan membunuh. Bapak ku pacaran lagi soalnya," ucap Wahyudi, Rabu (30/10/2019).

Pelaku mengaku melakukan tindakan kejinya dengan menggunkan kampak besar.

Tanpa ada penyesalan, Wahyudi menjelaskan sikap ayahnya yang bermain dengan wanita lain.

Wahyudi juga mengaku memiliki banyak bukti bahwa sang ayah berselingkuh.

Ia menyebut sang ayah berselingkuh dengan tetangga sebelah rumahnya yang bernama Nana.

Anak Bunuh Ayah di Tegal, sang Ibu Mengaku Sering Diteror dan Minta Pelaku Dihukum Selamanya

"Sudah banyak buktinya. Selingkuhannya pernah dikasih motor oleh bapak saya. Namanya Nana," ucap Wahyudi.

Dengan berbagai prasangka buruk pada korban, Wahyudi pun memutuskan untuk membunuh sang ayah.

Aksi pembunuhan itu dilakukan pada Selasa (29/10/2019) sore di rumahnya.

Setelah membunuh, Wahyudi mencoba untuk menghilangkan jejak dengan membungkus sang ayah dengan karpet.

Tidak hanya itu, jenzah sang ayah langsung dicor di dalam septic tank.

Namun setelah melakukan aksinya itu, Wahyudi menyerahkan diri pada warga sekitar.

Hal itu dibenarkan oleh Kapolsek Warureja, Iptu Nugroho yang dikonfirmasi pada Rabu (30/10/2019) dini hari.

Iptu Nugroho menyebut bahwa warga sekita yang membawa Wahyudi ke Mapolsek Warurejo untuk diproses hukum.

Ternyata Wahyudi sendiri yang mendatangi warga dan mengaku telah melakukan pembunuhan.

Laporan juga didapat dari ibu pelauku yang juga istri korban, Sariah (50).

Sariah mengaku melihat banyak ceceran darah di rumahnya.

7 Fakta Anak Bunuh Ayah Kandung, Kronologi hingga Pengakuan Pelaku: Bapak Pacaran Lagi Soalnya

"Laporan ini kami dapat dari ibu pelaku yang melihat banyak darah bercecer di rumah," ucap Iptu Nugroho, Rabu (30/10/2019).

Tetapi ternyata putranya yang merupakan pelaku langsung menyerahkan diri ke warga sekitar.

Namun, selesai membunuh sang ayah, tiba-tiba pelaku menyerahkan diri ke warga setempat. Lalu, pelaku diboyong bareng-bareng oleh warga ke Mapolsek," jelas Iptu Nugraoho.

Polisi yang mendatangi Tempat Kejadian Perkara mengamankan sebuah kampak yang digunakan pelaku untuk menyerang sang ayah.

Kampak tersebut berukuran sekitar 30 centimeter.

Pengakuan Ibu Pelaku

Sariah (50) yang merupakan ibu pelaku dan istri dari korban mengaku ingin agar putranya dihukum selamanya.

Sariah mengaku sudah lama mendapat teror dari Wahyudi yang merupakan putranya sendiri.

Bahkan teror sudah didapatnya selama 7 tahun lamanya semenjak anaknya pulang dari pelayaran di Taiwan.

"Dia (pelaku) itu tukang ngarang. Keluarga di sini sudah sering diteror oleh tingkahnya. Kakaknya pernah ditusuk pisau. Saya juga sering," ucap Sariah, Rabu (30/10/2019).

Sambil menangis, Sariah mengaku ingin putranya mendapat hukuman yang setimpal.

Bahkan ia ingin anaknya bisa dipenjara selama-lamanya.

Walau Wahyudi darah dagingnya, Sariah mengaku tidak ingin putranya kembali ke rumah atau desa tempatnya tinggal.

Sambil memangis pun, Sariah mengaku takuk bila putranya itu kembali ke tempatnya tinggal.

Pengakuan Pembunuh PNS yang Jasadnya Dicor: Saya Habiskan Beli Minuman Keras untuk Lupakan Kejadian

"Mohon, Udin (sapaannya) jangan kembali lagi ke sini. Saya takut. Saya tak mau anak saya lainnya, saudara, dan saya menimpa nasib yang sama seperti bapak. Kami mau Udin selamanya tak ke Desa ini lagi," ucap Sariah.

Ia mengaku takut bila kejadian yang menimpa suamianya akan kembali terulang bila Wahyudi kembali.

Sariah juga meceritakan tingkah laku Wahyudi yang aneh dan suka berbohong.

Bahkan belum lama ini Wahyudi melakukan tindakan anarki dengan merusak televisi milik tetangga.

Masih terlihat bersedih, Sariah menjelaskah bahwa putranya memiliki kebiasaan menyendiri di dalam kamar.

"Kalau diajak ngobrol nyambung. Dia sering sendiri di dalam kamar rumah. Tapi, tiba-tiba suka berbuat teror. Kami sekeluarga yang sering kena teror," ucap Sariah.

Selain itu Sariah mengaku tidak mengetahui di rumahnya terdapat sebuah kampak sepanjang 30 centimeter.

Kampak yang digunakan Wahyudi untuk membunuh sang ayah tersebut pun masih terlihat baru.

Sariah juga menyebut bahwa putranya sempat meminta uang padanya untuk membeli oli motor.

"Sebelum hari kejadian, Udin sempat minta uang untuk beli oli motor. Tapi sepertinya dia berbohong, saya yakin uang itu dipakai untuk membeli kampak. Itu kampak baru soalnya. Intinya, saya tak mau ada Udin lagi di sini," jelas Sariah.

(TribunWow.com/Ami)

Sumber: Tribun Jateng
Tags:
BunuhTegalJawa Tengahseptic tank
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved