Breaking News:

Kabar Ibu Kota

Ini Sosok Anggota DPRD DKI Termuda yang Bongkar Anggaran Lem Aibon Rp 82,8 Miliar

William Aditya Sarana adalah anggota DPRD DKI berumur 23 tahun yang membongkar adanya kejanggalan dalam APBD DKI Jakarta

Penulis: anung aulia malik
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
Koleksi foto akun twitter @psi_id
William Aditya Sarana, Anggota DPRD DKI Jakarta yang membuka kejanggalan APBD DKI Jakarta 

TRIBUNWOW.COM - Nama William Aditya Sarana menjadi terkenal setelah mengunggah kejanggalan yang terdapat dalam APBD DKI Jakarta. Ia mengunggah temuan tentang anggaran untuk lem Aibon yang memakan biaya Rp 82,8 miliar.

Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, William merupakan 1 dari 106 anggota DPRD DKI Jakarta yang terpilih periode 2019 - 2024.

William berasal dari partai yang diisi oleh dominan generasi muda yaitu Partai Solidaritasi Indonesia (PSI).

Anggota DPRD DKI Jakarta fraksi PSI William Aditya Sarana
Anggota DPRD DKI Jakarta fraksi PSI William Aditya Sarana (Instagram @willsarana)

Pria kelahiran 2 Mei 1996 ini bercerita bahwa Ia sudah jatuh cinta dengan dunia politik sejak masih duduk di bangku SMA.

Saat itu, William rajin berkecimpung sebagai anggota organisasi siswa intra sekolah atau OSIS.

Lulus dari SMA, William berhasil masuk ke Universitas Indonesia (UI).

Mendagri Tito akan Bicara dengan Anies Baswedan soal Lem Aibon Rp 82,8 Miliar: Saya Kenal Baik

Pria keturunan Tionghoa tersebut menjadi anggota kongres mahasiswa UI dan juga ketua mahkamah mahasiswa UI.

William kemudian menjelaskan anggota DPRD DKI di periode sebelumnya cukup buruk.

Ia mengatakan hal tersebut, karena tak ada anggota yang melaporkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Anggota DPRD sebelumnya yang paling buruk. Anggotanya nggak ada yang lapor LHKPN bahkan wakil ketua KPK bilang jangan pilih petahana," jelas pria yang akrab dipanggil William.

Pria berumur 23 tahun tersebut mengatakan Gubernur DKI juga memiliki kinerja yang buruk.

"Ditambah kita sekarang punya Gubernur Anies yang menurut saya bisa jadi Gubernur terburuk sepanjang DKI Jakarta. Nah kombinasi ini yang membuat saya mau terjun langsung ke politik praktis," ucap William saat berbincang dengan Kompas.com di kantor DPW PSI, Kemayoran, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.

Menurut dirinya, wakil rakyat melakukan korupsi untuk mengembalikan modal yang dikeluarkan saat berkampanye.

"Sistem politik kita itu terlalu termal kampanye caleg itu bisa Rp 10 - 12 milliar jor-joran, jadi enggak cukup dia kalau cuma gaji dan tunjangan. Harus cari masukkan lain," jelas William.

Dinas Pendidikan DKI Jakarta Bantah Anggaran Lem Aibon Rp 82,8 Miliar, Jelaskan Jumlah yang Direvisi

Ia membandingkan hal tersebut dengan dirinya yang hanya mengeluarkan uang sekitar Rp 500 juta.

"Saya hitung dengan gaji dan tunjangan pasti balik modal jadi kalau di PSI kita menjaga betul pengeluaran caleg. Kita nggak diminta uang mahar, pada saat jadi anggota DPRD pun kita nggak ditarikin duit. Malah pengurus DKI Jakarta sndiri yang nyari duit gitu. Jadi sistemnya itu harus diubah nggak bisa kita ngandalin modal perorangan," katanya.

Saat melakukan kampanye, William mengatakan dirinya hanya berkampanye secara sederhana.

"Bikin mahal itu kan sebenarnya kalau kita kasih sembako atau uang ke warga. 1 orang bisa 200 sampai 300 ribu itu yang biikin mahal. Saya enggak melakukan itu, saya enggak membagikan sembako enhhak membagikan amplop-amplop uang. Saksi pun hanya di kecamatan jadi sangat murah," paparnya.

Ia menambahkan untuk alat peraga kampanye, dirinya mendapat bantuan dari Partai PSI.

"Spanduk itu pun di DPP itu membantu kita. Stiker kartu nama jadi kita disupport,"kata William.

Awal Viral Lem Aibon Rp 82,3 miliar

Awalnya, cuitan soal "Aibon" itu viral karena unggahan akun Instagram @willsarana, akun milik Anggota DPRD DKI Jakarta William Aditya Sarana.

Dalam unggahannya, William Aditya Sarana memberikan screenshot rencana pembelian lem aibon Pemprov DKI Jakarta dengan total anggaran mencapai RP 82,3 miliar.

"Murid di sekolah di DKI Jakarta disuplai 2 kaleng lem aibon setiap bulan," tulis akun @willsarana yang diunggah, Selasa (29/10/2019).

Pemprov menganggarkan Rp 82 miliar untuk pembelian lem Aibon dalam program belanja alat tulis kantor untuk SD Negeri di Jakarta Barat tahun 2020. Hal itu disampaikan anggota DPRD DKI, William Aditya Sarana dalam akun Instagramnya @willsarana.
Pemprov menganggarkan Rp 82,3 miliar untuk pembelian lem Aibon dalam program belanja alat tulis kantor untuk SD Negeri di Jakarta Barat tahun 2020. Hal itu disampaikan anggota DPRD DKI, William Aditya Sarana dalam akun Instagramnya @willsarana. (Akun Instagram @willsarana)

Berdasarkan penjelasan pada unggahan akun @willsarana, lem aibon tersebut nantinya akan dibeli untuk 37.500 murid di DKI Jakarta, yang berarti setiap murid akan mendapat dua kaleng lem Aibon setiap bulan.

Dari Lem Aibon Rp 82 Miliar hingga Bolpoin Rp 123,8 Miliar, Inilah Temuan PSI dalam APBD DKI Jakarta

Berikut adalah caption lengkap yang ditulis oleh akun @willsarana yang juga merupakan politisi dari PSI.

"Sampai sekarang publik belum bisa mengakses dokumen APBD 2020 di apbd.jakarta.go.id. Padahal pembahasan anggaran sudah dimulai di DPRD. ⁣

Namun, kami berhasil mendapatkan cara untuk mengakses nya. Lalu kami menemukan anggaran yang cukup aneh lagi yaitu pembelian lem aibon sebesar 82 milliar lebih oleh Dinas Pendidikan⁣

Lem aibon itu dibeli untuk 37500 murid di DKI Jakarta. Artinya Dinas Pendidikan mensuplai 2 kaleng lem Aibon per murid setiap bulanya. ⁣

Buat apa murid-murid kita disuplai 2 kaleng lem aibon tiap bulanya? Tolong jelaskan. ⁣

Note: Jika tulisan ini viral berikut adalah link anggaran lem aibon tersebut. Jangan sampai Pemprov DKI takedown lagi APBD nya dari website mereka."⁣⁣

https://apbd.jakarta.go.id/main/pub/2020/1/4/rka/221/list?cd=dW5pdD0xMDEwMTMwMSZpZGdpYXQ9NTY1NTcz

(TribunWow.com/Anung Malik)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
William Aditya SaranaLem AibonAPBD DKI Jakarta 2020
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved