Kabinet Jokowi
Ini Momen saat Mahfud MD Kesulitan Ucapkan Kata 'Menyengsarakan': Saya Ulangi, Biar Gak Diketawai
Menko Polhukam, Mahfud MD keliru mengucapkan kata 'menyengsarakan' sebanyak enam kali.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD keliru mengucapkan kata 'menyengsarakan' sebanyak enam kali.
Dalam acara 'Indonesia Lawyers Club', Selasa (29/10/2019), Mahfud MD memberikan penjelasan terkait pengertian kafir dan khalifah menurut ajaran islam.
Kala itu, acara tersebut mengangkat tema 'Kabinet Indonesia Maju: Yang Menangis & Yang Tertawa'.
Melalui sambungan telepon, Mahfud MD lantas menjelaskan upaya deradikalisasi yang sedang digencarkan pemerintah untuk memberantas paham radikal di Indonesia.

• Atasi Permasalahan di Papua, Mahfud MD Fokus Pendekatan Kultural dan Kemanusiaan
• Tanggapi Pernyataan Amien Rais yang akan Buat Perhitungan, Mahfud MD: Saya Mau Bertemu Biar Dijewer
Mahfud MD lantas mengutip pernyataan Ibnu Taimiyah, ulama besar umat islam.
Menko Polhukam itu menyinggung tentang pemerintahan yang zalim.
"Ada pemerintah yang zalim, meskipun tidak adil itu lebih baik dari pada satu malam tidak ada pemerintah yang stabil," ucap Mahfud MD.
Mahfud menyatakan semua pihak harus menjaga negara agar tetap utuh.
"Artinya negara ini harus dijaga karena begitu Anda kacaukan negara, seluruh rakyat akan menderita, itu Ibnu Yaimiyah mengatakan begitu," ujar Mahfud MD.
Ia lantas menyinggung tentang Imam Nawawi, ulama besar umat islam.
"Imam Nawawi yang kuburannya dibom oleh orang ISIS pada 5 Februari, 3 tahun lalu," ucap Mahfud.
Lebih lanjut, Mahfud mengutip perkataan Imam Nawawi.
"(Imam Nawawi) mengatakan begini, 'Hey kamu orang islam yang punya negara, jangan melawan pemerintah yang sah meskipun itu salah'," ujar Mahfud.
"Jangan memberontak, kritik silakan tapi jangan Anda berontak lalu menyatakan ini harus jatuh di luar cara yang sah," ucap Mahfud menambahkan.
Menurut Mahfud, upaya menjatuhkan pemerintah dapat menyengsarakan rakyat.
Saat menyatakan pernyataan tersebut, Mahfud sempat kesulitan dalam mengucapkan kata 'menyengsarakan'.
"Karena apa? Karena kalau itu dilakukan akan menimbulkan kekacauan yang menyesarakan rakyat, menyesengrakyat, menyesengrasan rakyat itu," UCAP Mahfud mengulangi kata 'menyengsarakan' tiga kali.
Sambil menahan tawa, Mahfud lantas mengulangi kata 'menyengsarakan' hingga ia benar melafalkannya.
"Saya ulangi ya, biar tidak diketawai," ucap Mahfud sambil tertawa.
"Menyesengra, menyesengsarakan, menyesengsarakan rakyat itu, itu melanggar prinsip syariah," ucap Mahfud.
Seketika suasana acara yang mulanya serius menjadi cair.
Mendengar ucapan Mahfud itu, beberapa narasumber acara tersebut pun tersenyum.
Mulai dari Politisi Partai Nasional Demokrat (NasDem) Akbar Faizal, Mantan Tenaga Ahli Kantor Staff Presidenan (KSP) Ali Mochtar Ngabalin, hingga Haikal Hassan Ketua II Presidium Alumni 212.
Mahfud MD lantas kembali melanjutkan pembicaraannya.
Ia meminta semua pihak untuk tidak menyebarkan kabar bohong melalui media sosial, terutama yang terkait dengan isu radikalisme.
"Jadi jangan sembarang menuding lalu bilang hoaks ke mana-mana, seakan-akan kita ini menuduh orang islam radikal," ucapnya.
"Justru karena orang islam tidak radikal kita bela yang banyak ini dan negara ini sudah benar."
• Ingatkan Jokowi, Fadli Zon: Kalau Mau Ekonomi Tak Nyungsep, Dengarkan Pendapat Pak Prabowo
• Kata Pengamat Politik soal Jokowi Minta Maaf, Sebut Justru Perkuat Dugaan Bagi Kursi di Kabinet
Mahfud lantas menjelaskan arti deradikalisasi.
"Itu lah tujuan deradikalisasi, deradikalisasi itu maksudnya begitu, bukan kita mau melibas orang lalu didramatisir seakan-akan kita anti-islam," kata Mahfud.
Mahfud lantas menantang pihak-pihak yang menuduh pemerintah kini anti-islam.
"Siapa yang anti-islam? Saya maksud saya, Anda yang selalu mengkritik islam, yang selalu membuat di medsos hit and run nyerang tiba-tiba menghilang gitu, ketika ditanya mana dalilnya enggak ada, saya tantang deh kalau ada," kata Mahfud.
"Datang ke saya atau saya diundang saya datangi, kalau benar anda menemukan satu sistem yang diajarkan secara persis oleh Al-Quran dan Al-Hadist tentang khilafah saya akan jadi pengikutnya."
Simak video selengkapnya berikut ini menit 15.50:
(TribunWow.com/Jayanti Tri Utami)