Kabinet Jokowi
Pidato Pertama Menteri Pendidikan Nadiem Makarim, Alasan Terima Jabatan dan Strategi 100 Hari
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengungkap strateginya dalam mengemban jadi menteri di 100 hari pertama.
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, mengungkap strateginya dalam mengemban jadi menteri di 100 hari pertama.
Dikutip TribunWow.com. Hal itu dikatakan Nadiem Makarim saat berada di kantor Kementerian Pendidikan yang ditayangkan di kanal YouTube Kompas TV, Rabu (23/10/2019).
• Ini Komposisi Wakil Menteri Kabinet Jokowi, Ada dari Profesional dan Parpol, PSI Ikut Dapat Kursi
Nadiem Makarim mulanya mengakui dirinya masih perlu belajar dari sisi formalitas dan protokol.
“Dari sisi formalitas masih harus belajar, dari sisi protokol masih harus belajar. Tapi kayaknya secara konsisten tema hari ini belajar,” ujar Nadiem.
Baginya, menjadi menteri pendidikan merupakan kehormatan.
Hal ini karena dunia pendidikan merupakan jalan untuk merubah generasi muda yang bisa membuat Indonesia maju.
“Ini merupakan kehormatan yang luar biasa untuk saya hari ini diberi amanah oleh presiden, tapi yang terpenting adalah mengapa suatu kehormatan?"
"Karena menurut saya orang-orang di dalam ruangan ini hari ini adalah ujung tombak terpenting untuk masa depan kita. Karena tanpa mengubah mindset, tanpa mengubah generasi yang berikutnya, Indonesia tidak akan bisa maju semakin tinggi di panggung dunia," ungkap Nadiem.
Ia lantas berujar jika ada masalah di negara hanya bisa dipecahkan dengan meningkatkan kualitas generasi.
"Kalau Anda semua melihat masalah-masalah di negara kita, semua masalah itu sebenarnya bisa dipecahkan dengan meningkatkan kualitas generasi muda kita tapi di masa depan,” tuturnya.
“Bagi saya kenapa menerima jabatan ini, karena menurut saya cara paling efektif untuk mentransformasi sumber daya manusia itu melalui pendidikan. Itulah yang terpenting. Melalui generasi berikutnya. Itulah kenapa suatu kehormatan yang luar biasa bagi saya."

• Tak Punya Pengalaman Bidang Pendidikan, Ini Alasan Jokowi Pilih Nadiem Makarim Jadi Mendikbud
Pendiri ojek online Gojek ini juga membeberkan strategi di 100 hari pertama yang akan dilakukannya.
Ia ingin dalam 100 hari mendengarkan para pakar dalam dunia pendidikan.
“Saya suka ditanya baik dari media maupun orang-orang, apa sih rencana 100 harinya Pak Nadiem? Saya bilang pertama jangan panggil Pak Nadiem, Mas Nadiem saja."
"Rencana saya 100 hari adalah untuk duduk dan mendengar," ujarnya.
"Berbicara dengan pakar-pakar yang ada di depan saya ini yang telah bertahun-tahun berdampak pada kualitas pendidikan di Indonesia dan belajar dari mereka,” papar Nadiem.
Ia pun menyebut ada prinsip yang tak ditinggalkannya.
"Kalau ada satu tema yang akan saya gongkan selama ini yaitu satu prinsip, prinsip gotong royong."
"Itu adalah satu hal yang benar-benar unik di Indonesia, bagian dari adat kita dari dulu sampai sekarang," katanya.
"Dan itu adalah suatu asas, suatu value yang akan saya bawa ke dalam semua aktivitas dan interaksi kita, baik di level kementerian, baik dengan level menteri-menteri lainnya, baik dengan guru-kepala sekolah, pemerintah daerah, semua asas gotong royong ini akan menjadi kata kunci di perjalanan kita bersama," bebernya.
• Sosok Kevin dan Andre yang Gantikan Posisi Nadiem Makarim di Gojek, Berikut Tugas Keduanya
Nadiem juga mengucapkan terimakasih juga permintaan maafnya.
"Mohon enggak apa-apa kalau saya ganggu terus karena saya membutuhkan mentor-mentor yang bisa membantu saya menjadi pemimpin yang lebih baik," ujar Nadiem.
Ia pun berharap menjadi murid yang baik di lembaga kementerian pendidikan.
"Dan bagi semua teman-teman di sini saya berharap bisa mengenal lebih dalam, belajar tiap hari dan menjadi murid yang lebih baik,” pungkasnya.
Lihat videonya:
Profil Nadiem Makarim
Di usianya yang ke-35 tahun, Nadiem Makarim dipercaya oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menduduki kursi menteri.
Bahkan, Nadiem Makarim merupakan menteri termuda dalam Kabinet Indonesia Maju.
Nadiem Makarim lahir di Singapura, 4 Juli 1984.
Ia merupakan anak dari pasangan Nono Anwar Makarim dan Atika Algadri.
Sang ayah merupakan seorang aktivis dan pengacara, sedangkan sang ibu berprofesi sebagai penulis lepas.
Semasa kecilnya, Nadiem Makarim sering berpindah-pindah sekolah di Indonesia dan Singapura.
Hingga pada kahirnya, pendiri perusahaan Startup Gojek ini pernah menempuh pendidikan di jurusan Hubungan Internasional di Brown University, Amerika Serikat.
• Cerita Lucu Nadiem Makarim yang Tak Tahu Siapa Ajudannya: Bapak Siapa?
Setelah lulus, ia kembali melanjutkan pendidikan pasca-sarjana pada jurusan Business Administration di Harvard Bussines School.
Nadiem Makarim memulai kariernya sebagai konsultan manajemen di McKinsey & Company.
Setelah itu, ia terjun sebagai pengusaha dan menjadi satu di antara pendiri Zalora Indonesia.
Keluar dari Zalora, Nadiem Makarim kemudian menjabat sebagai Chief Innovation Officer (CIO) Kartuku, sebelum akhirnya fokus mengembangkan Gojek yang telah ia rintis sejak tahun 2011.
Nadiem Makarim lantas membawa perusahaan Gojek menjadi satu di antara perusahaan terbesar di Indonesia.
Perusahaan Gojek juga membawanya masuk ke dalam daftar 150 orang terkaya di Indonesia versi Majalah Globe Asia.
Sukses mengembangkan Gojek, Nadiem Makarim lantas dipercaya Jokowi untuk menduduki kursi menteri.
Jokowi memperkenalkan Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan periode 2019-2024.
(TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah/ Jayatri Utami)