Menkopolhukam Wiranto Diserang
Tengku Zulkarnain Kritik Asumsi soal Mathlaul Anwar Radikal: Padahal Pak Wiranto 15 Tahun di Situ
Ustaz Tengku Zulkarnain meminta agar kasus penusukan Menkopolhukam tidak berkembang secara liar hingga mengatakan hal ini.
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesi (MUI), Ustaz Tengku Zulkarnain meminta agar kasus penusukan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto, tak berkembang secara liar.
Hal ini diungkapkan Zulkarnain di Indonesia Lawyers Club (ILC) tvOne bertajuk 'ILCMisteriPenusukWiranto', dilansir TribunWow.com dari tayangan YouTube ILC, Selasa (15/10/2019).
Mulanya Zulkarnain menanyakan mengapa anggapan terkait penusukan Wiranto settingan atau sudah diatur beredar.
"Jangan biarkan kasus ini liar, dan kita merasakan benar bahwa ada yang bilang ini skenario, ada yang bilang ini betul," ujar Zulkarnain.
• Sosok Abu Rara, Pelaku Penyerangan Wiranto Diungkap Tetangga, Sempat Terpuruk setelah Bercerai
Dan disebutkannya pula ada bahasan yang menyambungkan aksi ini dengan paham radikalisme ekstrem dan terorisme di Mathlaul Anwar.
Zulkarnain lantas menyakinkan bahwa dirinya telah puluhan tahun di ormas tersebut.
"Ada yang mengkaitkan ini dengan Mathlaul Anwar, saya itu 30 tahun mengabdi berkarya di Mathlaul Anwar. Pernah jadi pengurus besar dan sekarang majelis fatwa di Mathlaul Anwar."
"Saya punya bukti Twitter yang mengatakan ini 'Mathlaul Anwar dipimpin oleh orang PKS, berarti radikal, apalagi Tengku Zulkarnain situ 30 tahun', itu di-screenshot itu datanya di Twitter," papar Zulkarnain.
Dan diungkapkannya, bahwa Wiranto juga memiliki jabatan penting dalam ormas tersebut.
Wiranto memiliki posisi penting di Pengurus Besar Mathla'ul Anwar sebagai Ketua Dewan Penasihat.
"Padahal Pak Wiranto ini ketua penasihat di Mathlaul Anwar 15 tahun," sebutnya.
• Bahas Penusukan Wiranto Settingan, Karni Ilyas Sayangkan Pihak RSPAD yang Tak Mau Hadir di ILC
Karena itu pun pada hari penyerangan, Wiranto berada di Banten untuk meresmikan gedung baru kampus Universitas Mathla'ul Anwar.
"Makanya beliau meresmikan gedung Mathlaul Anwar. Biasa. Karena beliau masih Ketua Dewan Penasihat Mathlaul Anwar," ungkapnya.
Ia lantas memperkenalkan bahwa Mathlaul Anwar merupakan ormas islam yang telah 101 tahun berdiri.
"Mathlaul Anwar ini ormas islam yang berdiri tahun 1916 di Menes, 4 tahun lebih muda dari Muhammadiyah. 10 tahun lebih tua dari Nahdatul Ulama (NU)," katanya.
"Kita punya enam ribuan sekolah, dan Universitas besar di Menes, itu yang gedungnya diresmikan Pak Wiranto," papar Zulkarnain.
Lihat videonya di menit ke 3.25:
Sebelumnya, dikutip TribunWow.com dari Tribunnews.com, Minggu (13/10/2019), Universitas Mathla’ul Anwar (UNMA) Banten membantah dikaitkan dengan paham radikalisme ekstrem dan terorisme.
Wakil Rektor III UNMA, Ali Nurdin dalam keterangan tertuliskan menuturkan UNMA sama sekali tidak ada kaitannya dengan organisasi teroris.
"Seluruh materi pelajaran di UNMA Banten maupun di 2.000 sekolah dan madrasah Mathla’ul Anwar di seluruh Indonesia tidak ada sedikit pun yang mengajarkan paham radikalisme ekstrem dan terorisme," kata Ali.
Ia juga menuliskan jika memang ada keterlibatan guru, dosen, pegawai, mahasiswa atau sivitas akademika UNMA Banten, mengarah pada paham radikal ekstrem yang mengarah kepada tindakan terorisme, untuk diproses sesuai hukum.
• Direktur Indonesia Indikator: Ratna Sarumpaet Diserang Kalian Percaya, Wiranto Kalian Tak Percaya?
UNMA Banten dan PB Mathla’ul Anwar pun menyatakan sikapnya mengutuk keras tindak kejahatan terhadap pejabat negara tersebut.
"UNMA Banten membuka diri dan akan terus melakukan upaya penyadaran dan dakwah dalam rangka deradikalisasi bagi masyarakat yang terpapar paham radikal ekstrem. UNMA Banten yang saat ini mengasuh hampir 6.000 mahasiswa tersebar di 22 program studi dengan 200 dosen dan 120 staff dalam waktu dekat akan membentuk “Pusat Kajian Deradikalisasi."

22 Teroris Ditangkap
Pasca penyerangan terhadap Wiranto, Densus 88 Anti Teror telah menangkap 22 orang yang diduga teroris di sejumlah wilayah di Indonesia, dikutip TribunWow.com dari channel YouTube KompasTv, Selasa (15/10/2019).
Pihak berwajib menduga 22 orang yang ditangkap itu akan melakukan teror dengan sasaran pemerintah dan kepolisian.
Sedangkan 2 orang lainya adalah tersangka penyerangan Wiranto yang berinisial FA dan WB.
Dedi Prasetyo mengatakan penangkapan terduga teroris itu dilakukan oleh Densus 88 sejak Kamis (10/10/2019) hingga Senin (14/10/2019).
"Terduga terorisme dari mulai tanggal 10 sampai dengan tanggal 14 ini, ada 22 tersangka yang sudah dilakukan penegakan hukum," jelas Dedi.
• Istri TNI di Wonosobo Postingan Nyinyir soal Penusukan Wiranto, Suami Dihukum 14 Hari Kurungan
Dedi menuturkan bahwa hingga kini Densus 88 masih berada di lapangan untuk melakukan penyelidikan dan menangkap tersangka lainya.
"Kemudian dari Densus 88 juga masih berada di lapangan, selain mengembangkan para tersangka yang sudah ditangkap," kata Dedi.
"Juga akan melakukan langkah-langkah medikasi secara maksimal agar kelompok-kelompk terorisme tidak melakukan rencana aksi amaliahnya atau aksi terornya," sambungnya.
(TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah/ Desi Intan Sari)