Kabinet Jokowi
Jika Prabowo Bergabung dalam Koalisi, Rocky Gerung: Oposisi Biar Saya Ambil Alih
Pengamat politik Rocky Gerung menyatakan akan mengambil alih posisi oposisi jika Partai Gerindra akhirnya bergabung dalam koalisi.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Pengamat politik Rocky Gerung menyatakan akan mengambil alih posisi oposisi jika Prabowo Subianto akhirnya memutuskan bergabung dalam koalisi.
Rocky Gerung menyebut dalam pemerintahan seharusnya tetap ada oposisi sebagai penyeimbang pemerintahan.
Dikutip TribunWow.com, hal itu disampaikan Rocky Gerung dalam acara 'KABAR PETANG' yang diunggah kanal YouTube tvOneNews, Selasa (15/10/2019).

• Soroti Manuver Prabowo, Rocky Gerung: Mending Usir Saja Dia dari Kekuasaan
• Bantah Prabowo Dapat Tawaran Kursi Menteri, Dahnil Anzar: Bagaimana Dibahas kalau Tak Ditawarkan?
Rocky Gerung mulanya mengaku belum dapat memperkirakan Prabowo akan menjadi koalisi atau tetap di oposisi.
"Enggak, saya enggak duga itu (Prabowo ke koalisi), bahkan mungkin satu persen," ucap Rocky.
Ia lantas menyinggung tentang gelagat Prabowo.
"Yang ada kan gesture Prabowo, Prabowo kan orang yang tajam melihat persoalan," terang Rocky.
Rocky mengaku berharap banyak orang yang akan mengkritik Prabowo.
"Iya, bahkan dalam satu persen saya hasut 'C*bong' ini supaya kritik Prabowo dong, kan pasti kalian enggak suka kan," ucap Rocky.
Ia juga berharap para pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin untuk menolak kehadiran Prabowo dalam koalisi.
"Jadi konsisten kalian itu usir dia dari kata kasarnya begitu, jangan biarkan Prabowo masuk ke koalisi kalau 'C*bong'-nya ini mau konsisten gitu," imbuhnya,
Rocky menilai tak semua pihak menyetujui Prabowo bergabung ke koalisi, termasuk beberapa partai politik (parpol).
"Itu kan tanda sebetulnya kan enggak semua orang suka Prabowo di situ (koalisi) kan," kata Rocky.
Menurutnya, memang seharusnya Prabowo tetap menjadi oposisi.
"Menurut saya memang enggak di situ (koalisi)," imbuhnya.
Rocky menuturkan jika Prabowo masuk dalam koalisi, kemungkinan besar kekuasaan akan menjadi milik Ketua Umum Partai Gerindra itu.
"Tapi mereka (parpol) enggak suka Prabowo masuk (koalisi) karena bagian kekuasaan ini akan dipindahkan ke piring Prabowo kan, itu logikanya," papar Rocky.
Namun, Rocky mengaku memiliki pemikiran lain.
Menurutnya, jika Prabowo masuk dalam koalisi, tak ada lagi partai oposisi.
"Tapi logika saya adalah kalau Prabowo bergabung berarti kosong oposisi itu, dalam ketiadaan oposisi kalau terjadi crack dalam rezim siapa yang mengkolase suara alternatif? Itu bahayanya kan?," ucapnya.
Rocky menilai, tidak adanya oposisi itu juga berbahaya.
"Itu artinya tanpa oposisi negara atau pemerintah versus rakyat head to head, itu berbahaya," tukasnya.
Menurutnya, oposisi selama ini berfungsi sebagai penyalur keresahan rakyat terhadap pemerintah.
Ia lantas mengaku akan mengambil alih posisi oposisi jika benar Gerindra akan menjadi koalisi.
"Kalau ada oposisi keresahan publik bisa disalurkan lewat oposisi, sekarang enggak ada oposisi coba, saya ambil alih," ucap Rocky.
"Itu kan blok parlemen akan musti pindah ke istana, begitu enggak ada oposisi, siapa yang beroposisi di parlemen? Semua jabatan di eksekutif kan?," imbuhnya.
• Dahnil Anzar Sebut Belum Pernah Ada Tawaran Posisi Menteri ke Prabowo: Bagaimana Mungkin Dibahas?
• Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno Janjikan Hadiri Pelantikan Jokowi-Maruf Amin
Lebih lanjut Rocky menilai oposisi seharusnya tetap ada dalam suatu pemerintahan.
"Itu yang saya mau katakan, politik tanpa oposisi artinya sama seperti tubuh enggak ada imunitas, begitu kena penyakit sedikit satu tubuh selesai," kata dia.
Rocky melanjutkan, akan mengambil alih posisi oposisi.
"Kan oposisi itu penangkal otoriterisme, kalau enggak ada ya saya ambil alih meskipun saya enggak punya kekuasaan," ucap Rocky.
Menurutnya, oposisi berperan sebagai pengontrol kekuasaan.
"Tapi saya ingin orang sadar dalam etika politik harus ada yang mengontrol kekuasaan frontal dari luar," katanya.
Simak video berikut ini menit 4.30:
Dalam kesempatan itu, Rocky Gerung sebelumnya juga mengaku akan menjadi oposisi Prabowo jika benar akan bergabung dalam koalisi.
Seperti diketahui, pada kontestasi Pilpres 2019 lalu Rocky Gerung menjadi pendukung Prabowo Subianto.
"Karena itu tadi saya katakan, publik akhirnya merumuskan bahwa kekuasaan Prabowo terlihat dua tiga hari ini, semua orang kan fokusnya kan ke Pak Prabowo nih," ucap Rocky.
"Saya enggak ingin menyebut Pak Prabowo sebagai perdana menteri, itu berlebihan memang."
Rocky lantas menyinggung tentang safari politik yang dilakukan Prabowo ke beberapa partai koalisi.
"Tetapi faktanya begitu, keahlian Pak Prabowo untuk manuvering pergi ke semua lokasi kekuasaan, PKB, Golkar, NasDem, membuktikan bahwa kekuasaan sudah sedang dimainkan, entah dalam bentuk proksi, insinguasi," kata Rocky.
Rocky dengan tegas mengaku ingin mengusir Prabowo dari kekuasaan.
"Lalu saya bilang, 'Eh c*bong, kalau lu marahin ke gue, mending lu usir Prabowo dari kekuasaan, kan itu hak kalian'," ujar Rocky.
Ia menambahkan akan tetap menjadi oposisi kekuasaan, meskipun jika Prabowo bergabung di koalisi.
"Kata kasarnya begitu, tapi saya ucapkan itu pakai satire," terang Rocky.
"Saya bilang saya akan beroposisi pada kekuasaan, di dalamnya ada Prabowo pasti saya beroposisi pada Prabowo kan dengan sendirinya."
Rocky bahkan mengaku ingin mengajak masyarakat untuk menjadi oposisi.
"Ya seharusnya begitu kan, kan saya berniat untuk jadi oposisi, saya ingin orang juga beroposisi," ucapnya.
Namun, ia mengimbau masyarakat untuk tetap menyampaikan argumentasi dengan cara yang baik.
"Saya bilang mari sama-sama beroposisi, lakukan dengan cara yang masuk akal, ucapkan argumentasi setiap hari, uji kebijakannya, itu kan maksudnya," papar Rocky.
(TribunWow.com/Jayanti Tri Utami)