Kasus Ninoy Karundeng
Ada 11 Tersangka yang Aniaya Ninoy Karundeng, Punya Peran Memukul, Curi Data, hingga Rekam Video
Penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya telah menetapkan 11 tersangka penganiayaan pegiat media sosial, Ninoy Karundeng. Mereka memiliki peran sendiri.
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya telah menetapkan 11 tersangka penganiayaan pegiat media sosial, Ninoy Karundeng.
Ninoy Karundeng mengalami penculikan dan penganiayaan di daerah Pejompongan, Jakarta Pusat, pada Senin (30/9/2019) lalu.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengartakan 11 tersangka yang menganiaya Ninoy Karundeng memiliki peran masing-masing, dikutip TribunWow.com dari saluran Kompas.com, Selasa (8/10/2019).
• Kronologi Penganiayaan Ninoy Karundeng oleh Sekelompok Orang, Bermula saat Korban Ambil Foto
Sebanyak 11 tersangka ini berinisial AA, ARS, YY, RF, Baros, S, TR, SU, ABK, IA, dan R.
Dijelaskan Argo, tersangka AA, ARS, dan YY memiliki peran menyebarkan video penganiayaan Ninoy dan membuat konten hate speech (ujaran kebencian) untuk disebar di grup WhatsApp.
Kemudian, tersangka RF dan Baros berperan menyalin, mencuri atau mengambil data dari laptop milik Ninoy yang juga relawan Joko Widodo (Jokowi) saat Pilpres 2019 ini.
Tersangka keenam adalah Insinyur S yang merupakan sekretaris dewan kemakmuran masjid (DKM) atau pengurus Masjid Al Falah, Pejompongan, lokasi penganiayaan Ninoy.
Ia memiliki peran menyalin data dari laptop milik Ninoy dan menyerahkan ke Jubir Front Pembela Islam (FPI), Munarman.
Tak hanya itu, Munarman bahkan melarang S untuk menghapus dan menyerahkan rekaman CCTV kepada polisi.
"Dia (tersangka S) melaporkan semuanya kepada Bapak Munarwan. Selanjutnya, dia juga dapat perintah untuk menghapus (rekaman) CCTV dan tidak menyerahkan semua data kepada pihak kepolisian," ujar Argo.
• Terkait Kritikannya pada Jokowi, Rocky Gerung: Saya Enggak Pernah Benci Dia, Itu Kan Urusan Pribadi

Selanjutnya, tersangka SU diperintahkan S untuk memperbanyak data yang disalin dari laptop milik Ninoy.
Sementara itu, tersangka ABK berperan turut merekam dan menyebarkan video penganiayaan terhadap Ninoy.
ABK juga mendukung rencana pembunuhan terhadap Ninoy.
Lalu IA ikut menganiaya dan mengusulkan pembunuhan dengan kapak.
Dan tersangka RM, turut menganiaya dan mengintimidasi.
"Tersangka selanjutnya ada juga IA yang ikut menganiaya dan kemudian mengusulkan untuk dilakukan pembunuhan dengan kapak. Kemudian yang berikutnya tersangka R ini anggota DKM, dia ikut menganiaya korban dan juga ikut mengintimidasi korban," jelas Argo.
Saat ini, 10 tersangka telah ditahan di Rumah Tahanan (Rutan) Polda Metro Jaya.
Dan tersangka yang berinisial TR ditangguhkan penahanannya dengan alasan kondisi kesehatan.
Pengakuan Ninoy Karundeng Dianiaya dan Diintimidasi
Ninoy Karundeng mengatakan ia diculik dan dianiaya di daerah Pejompongan, Jakarta Pusat, dikutip TribunWow.com dari saluran Kompas tv, Senin (7/10/2019).
Kala itu Ninoy Karundeng tengah merekam aksi unjuk rasa saat para demonstrasi yang terkena gas air mata sedang diberikan pertolongan.
Ninoy mengaku tiba-tiba diseret dan diinterogasi dan dianiaya selama dua menit.
Dirinya lalu dibawa oleh sekelompok orang dan dibawa masuk ke dalam Masjid Al-Falah di daerah Pejompongan.
Ninoy menuturkan ada banyak orang yang berada di lokasi tersebut, diucapkannya, lebih dari 10 orang.
Mereka menganiaya Ninoy dan memukulinya.
"Awalnya kan saya habis motret, mereka periksa saya dipukuli di situ, di situ kan sudah banyak sekali orang yang memukuli saya," ujar Ninoy.
"Lebih (dari 10 orang), apalagi kalau di dalam itu lebih banyak lagi karena banyak orang yang datang dan pergi. Saya enggak tahu dari mana, kadang ada rombongan satu atau dua orang mereka mengintrogasi saya langsung memukul," paparnya.
• Blak-blakan, Arief Poyuono Tak Bantah Gerindra Minta 3 Jatah Kursi Menteri Jokowi: Ya Iya dong
Disebutkannya, mereka yang memukuli dirinya menggunakan tangan kosong.
"Semua menggunakan tangan mereka," sebutnya.
Saat ditanyai hal yang paling menakutkan kala dirinya mendapatkan intimidasi, Ninoy mengatakan ada satu kata yang membuatnya hingga kini trauma.
Ia menuturkan diancam oleh seorang yang dipanggil 'habib', bahwa kepalanya akan di pecah menjadi dua.
"Yang paling menakutkan dan sampai sekarang saya rasakan, mereka mau membunuh saya, karena saya hanya diberi waktu sampai sebelum subuh, saya akan dipecah kepala saya, mau dibelah oleh yang dikatakan dia seorang 'habib' itu," sebut Ninoy mengenang.
Saat ditanya apa alasan mereka marah, Ninoy mengatakan hal itu karena tulisannya yang ia bagikan di Facebook.
Ninoy mengatakan dalam tulisannya ada banyak pandangan yang berbeda dari para oknum penganiayaan.
Sehingga saat mereka membaca tulisan di laptopnya, mereka akan menganiaya dirinya.
"Ya mereka marah karena tulisan saya, saya kebetulan di situ, nama saya asli dan saya bawa laptop, di laptop itu ada draft tulisan saya yang saya upload di Facebook," ujar Ninoy.
"Di situ di saat mereka lihat tulisan saya, mereka juga bisa membuka Facebook saya di situ pakai HP masing-masing," katanya.
Lihat videonya:
Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Selasa (8/10/2019), Ninoy menuturkan ia hanya bisa memohon belas kasihan lantaran masih memiliki kelurga.
Ia berkata saat itu mendapat ancaman akan dibunuh dan mayatnya di buang di tengah kerumunan aksi unjuk rasa.
"Saya tidak bisa mengenali sama sekali karena peristiwa itu begitu cepat. Saya dipukul bertubi-tubi dan diseret. Saya tidak tahu itu siapa karena saya enggak melihat," ungkap Ninoy.
Sejumlah data di laptop Ninoy juga disalin oleh orang yang melakukan penganiayaan tersebut.
Peristiwa mengerikan bagi Ninoy itu pun berakhir seusai mereka memesan jasa GoBox untuk memulangkan Ninoy beserta sepeda motor yang telah dirusak.
"Saya dilepaskan itu karena sudah siang, karena saya bawa motor di situ, nah motor saya minta diambilkan sama mereka. Motor saya dirusak dan kuncinya juga dibuang," ujar Ninoy.
(TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah)