Demo Tolak RKUHP dan RUU KPK
Sebelum Meninggal, Yusuf Mahasiswa yang Tewas saat Demo di Kendari Sempat Jalani Operasi 6 Jam
Mahasiswa Universitas Halu Oleo Muhammad Yusuf Kardawi meninggal dunia di Rumah Sakit Bahteramas, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Jumat (27/9/2019).
Penulis: Desi Intan Sari
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Mahasiswa Universitas Halu Oleo, Muhammad Yusuf Kardawi, meninggal dunia di Rumah Sakit Bahteramas, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Jumat (27/9/2019), pukul 04.17 WITA.
Sebelum menghembuskan napas terakhir Yusuf diketahui dalam kondisi kritis dan sempat menjalani operasi, seperti dikutip TribunWow.com dari Kompas.com.
Mahasiswa angkatan 2018 itu harus menjalani operasi lantaran mengalami pendarahan parah di bagian kepala.
• Jokowi Minta Masyarakat Tak Berspekulasi atas Penembakan Mahasiswa dalam Demo Tolak RKUHP di Kendari
Seorang kerabat Yusuf bernama Rahmat mengatakan korban sempat mejalani operasi selama enam jam.
"Operasi dimulai pada pukul 18.45 dan membutuhkan 16 kantong darah dan ditangani oleh banyak dokter," jelas Rahmat saat ditemui pada Jumat pagi.
Menurut dokter yang menangani Yusuf, bagian kepala korban mengalami pendarahan yang sulit untuk dihentikan.
"Karena tengkoraknya lebih kurang 70 persen rusak total. Saya sampai tidak tega melihat, ada luka besar di bagian dahi sebelah kiri," ungkap Rahmat.
Sementara itu, Direktur Utama RS Bahteramas, Sjarif Subijakto, menjelaskan Yusuf mengalami benturan benda tumpul di kepala.
Mahasisa jurusan teknik dari Universitas Halu Oleo itu mendapatkan banyak luka yang tidak beraturan akibat benda tumpul.
Luka yang paling panjang di bagaian batok kepala Yusuf sekitar 4 sampai lima sentimeter.
Sjarif mengatakan Yusuf mengalami retak pada bagian kepala dan menderita gegar otak.
Diketahui, bahwa pihak keluarga Yusuf telah membawa jenazah korban pulang pada Jumat pagi pukul 06.00 WITA.
Phak keluarga membawa jenazah Yusuf ke kampung halamanya di Kelurahan Laimpi, Kecamatan Kabawo dengan menggunakan mobil ambulans dengan menempuh jalur laut penyeberangan Torobulu-Tampo.
• Polri Bentuk Tim Gabungan Selidiki 2 Mahasiswa Tewas saat Demo: Jika Bersalah, Kami Tindak Tegas
Yusuf adalah korban kedua yang tewas saat menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Sulawesi Tenggara, pada Kamis (26/9/2019).
Selain Yusuf korban tewas lainya adalah Immawan Randy (21) mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Halu Oleo Kendari.
Dokter Yudi Ashari yang menangani Randy mengatakan bahwa korban mengalami luka di dada sebelah kanan.
"Korban dibawa sudah dengan kondisi terluka di dada sebelah kanan selebar 5 cm, kedalaman 10 cm akibat benda tajam, jelas Yudi, dikutip dari Kompas.com pada Kamis (26/9/2019) malam.
"Luka tembak, belum bisa dipastikan peluru karet atau peluru tajam," lanjutnya.
Ia menuturkan sampai saat ini jenazah Randy masih diotopsi untuk bisa memastikan jenis peluru apa yang menewaskan mahasiswa itu.
Yudi mengungkapkan bahwa peluru yang bersarang di dada Randy tidak mengenai organ vital.
Namun udara yang masuk ke rongga dada tidak dapat keluar dan menekan ke dalam.
• DPR Minta Jokowi Copot Wiranto, Buntut 2 Mahasiswa Tewas akibat Demo di Kendari
"Udara terjebak di dalam rongga dada atau nemotorax, sehingga menyebabkan korban meninggal dunia," jelas Yudi.
Semantara itu Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta masyarakat tidak membuat spekulasi lebih dahulu terkait pelaku penembakan mahasiswa di Kendari, Sulawesi Tenggara pada Kamis (26/9/2019).
"Yang menembak itu juga belum (diketahui), jadi jangan ditebak-tebak lebih dulu sebelum investigasi selesai," ujar Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Jumat (27/9/2019), dikutip dari Kompas.com.
• DPR Minta Jokowi Copot Wiranto, Buntut 2 Mahasiswa Tewas akibat Demo di Kendari
Diketahui, bahwa Randi dan seorang temannya Yusuf memang ikut dalam aksi demo di depan Gedung DPRD Sulawesi Tenggara.
"Ananda Randi meninggal dunia karena luka tembak saat berlangsungnya demo dan ananda Yusuf meninggal setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit," jelas Jokowi.
Presiden Indonesia itu telah memberikan instruksi kepada Kapolri agar aparat keamanan tidak bertindak represif saat mengamankan aksi demo.
Jokowi pun telah meminta Kapolri untuk menginvestigasi insiden yang menewaskan dua mahasiswa itu.
"Saya perintahkan juga agar menginvestigasi seluruh jajarannya karena yang disampaikan Kapolri kepada saya, tidak ada perintah apapun dalam rangka demo ini membawa senjata. Jadi ini akan ada investigasi lebih lanjut," ujar Jokowi.
(TribunWow.com/Desi Intan)