Demo Tolak RKUHP dan RUU KPK
Keluarga Korban Tewas Demo Kendari Minta Polisi Tanggung Jawab: Kami Mengutuk Keras Tindakan Ini
Keluarga Immawan Randy (21), korban tewas aksi unjuk rasa penolakan RUU KPK dan RKUHP di Gedung DPRD Kendari meminta pertanggungjawaban polisi.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Keluarga Immawan Randy (21), korban tewas aksi unjuk rasa penolakan RUU KPK dan RKUHP di Gedung DPRD Kendari, Sulawesi Tenggara (Sulteng) meminta pertanggungjawaban pihak kepolisian.
Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Jumat (27/9/2019), pihak keluarga menangis histeris ketika jenazah Randy tiba di rumah duka.
Perwakilan keluarga Randy mengaku mengutuk keras tindakan penembakan yang menyebabkan mahasiswa semester 7 Universitas Halu Uleo (UHO) Kendari itu meninggal dunia.
"Kita dari keluarga besar, mengutuk keras tindak ini, kalau itu benar terjadi (penembakan)," kata Rasmin, keluarga Randy, Jumat (27/9/2019).
"Hanya kan informasi belum pasti juga, memang anak ini kebanggan kami."
• Setelah Telan Korban, Demo di DPRD Sultra Juga akibatkan Satu Mahasiswa UHO Kendari Kritis
• Mahasiswa UHO Kendari Tewas Tertembak saat Demo di DPRD Sultra, Polisi Klaim Tak Bawa Senjata Api
Keluarga Randy lantas meminta pihak kepolisian bertanggung jawab atas kematian mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan UHO itu.
"Kami dari pihak keluarga menginginkan bentuk tanggung jawab kepolisian dalam hal ini," ujar Rasmin.
"Jadi bagaimana bentuk tanggung jawabnya, entah seperti apa, kita butuhkan tanggung jawab," lanjutnya.
Randy merupakan anak pertama dari pasangan La Sali dan Wa Nasrifa.
Ia merupakan anak pria satu-satunya dari pasangan tersebut.
Randy selama ini dikenal aktif dalam organisasi di kampusnya.
Pria 21 tahun itu merupakan Ketua Himpunan Pemuda Pelajar Lakarinta.
Ia juga tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah di Kendari.
Rasmin mengungkapkan Randy merupakan anak yang baik.
Selama menjadi warga Desa Lakarinta, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, Sulteng, Randy disebut Ramsin tak pernah terlibat masalah hukum.
"Anak ini kepribadiannya sehari-hari, anak ini baik, dikampung baik dan ramah, dan memang di lingkungan ini tidak pernah terindikasi proses hukum," ucap Rasmin.
Immawan Randy (21) tewas setelah mengalami luka tembak pada dada sebelah kanan saat melakukan demonstrasi di depan Gedung DPRD, Sulawesi Tenggara.
Dikutip TribunWow.com dari TribunTimur.com, Kamis (26/9/2019), ia sempat mendapat perawatan di Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit (RS) Ismoyo, Kendari.
Randy dibawa ke rumah sakit oleh sejumlah rekannya pada pukul 15.30 WITA.
• Kadernya Tewas saat Ikuti Demo di Kendari, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Gelar Salat Gaib di Jalan
• Terungkap Penyebab Tewasnya Mahasiswa Universitas Halu Oleo Kendari, Ada Luka Tembak di Dada
Namun, Ia dinyatakan tewas pada pukul 15.45 WITA pada Kamis (26/9/2019).
"Korban dibawa sudah dengan kondisi terluka di dada sebelah kanan selebar 5 cm, kedalaman 10 cm akibat benda tajam," kata Yudi Ashari, dokter RS Ismoyo, seperti dikutipTribunWow.com dari Kompas.com, Kamis (26/9/2019).
"Luka tembak, belum bisa dipastikan peluru karet atau peluru tajam," lanjutnya.
Dokter Yudi mengungkap pihaknya akan melakukan autopsi terhadap jenazah mahasiswa semester 7 itu untuk mengetahui jenis peluru yang bersarang di dadanya.
"Udara terjebak di dalam rongga dada atau nemotorax, sehingga menyebabkan korban meninggal dunia," ujar Yudi.
Terkait mahasiswa UHO yang tewas tertembak, Kabid Humas Polda Sultra AKBP Harry Goldenhart menyebut pihaknya hanya membekali aparat kepolisian yang bertugas dengan tameng, water canon dan gas air mata.
Ia mengaku aparat kepolisian yang berjaga di depan Gedung DPRD Sultra tak dibekali senjata api
"Anggota tidak pakai peluru tajam, peluru karet maupun peluru hampa dalam pengamanan aksi hari ini," kata Harry, Kamis (26/9/2019).
"Untuk cari penyebab korban meninggal dunia masih kita tunggu hasil otopsi di RS Kendari."
(TribunWow.com/Jayanti Tri Utami)