Breaking News:

Demo Tolak RKUHP dan RUU KPK

Di ILC, Pakar Hukum Irman Putra Akui Belum Baca RKUHP: Saya Takut Ikut Menolak Nanti

Pakar Hukum Tata Negara, Irman Putra Siddin menyebut belum membaca RKUHP karena takut akan ikut memberikan penolakan.

Tangkapan Layar YouTube Indonesia Lawyers Club
Pakar Hukum Tata Negara Irman Putra Siddin dalam acara ILC, Selasa (24/9/2019). 

TRIBUNWOW.COM - Pakar Hukum Tata Negara, Irman Putra Siddin menyebut belum membaca Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP) karena takut akan ikut memberikan penolakan.

Irman Putra mengungkap masyarakat tak seharusnya meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menarik kembali keputusan yang telah menyetujui RKUHP.

Hal itu ia sampaikan saat menjadi narasumber di acara 'Indonesia Lawyers Club', Selasa (24/9/2019).

Irman menjelaskan, masyarakat juga tidak dapat memaksa presiden membuat Peraturan Presiden Pengganti Undang-Undang (Perppu) untuk menolak RKUHP.

"Ketika presiden sudah menyetujui, jangan dibuat lagi untuk dia menganulir apa yang dia setujui dengan mamaksanya mengeluarkan Perppu," kata Irman.

Awkarin Berikan 3.000 Makanan untuk Mahasiswa yang Demo: Tolong Jangan Duduk Nontonin Doang

Beredar Kabar Mahasiswa Al Azhar Faisal Amir Meninggal saat Demo di DPR, sang Ibu: Hoaks

Ia menyarankan, lebih baik penolakan terhadap RKUHP itu disampaikan kepada Mahkamah Konstitusi (MK).

"Jalan yang paling baik adalah ke Mahkamah Konstitusi karena kita ini akan berbicara tentang masa depan konstitusionalisme kita," tutur Irman.

Irman lantas menyinggung tentang ucapan Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Laoly yang meminta mahasiswa untuk membaca RKUHP dengan benar.

"Dan di satu sisi lagi soal saya mau memulai soal bicara-berbicara ini Pak Karni, tadi Pak Menteri mengingatkan mahasiswa supaya baca (RKUHP) dulu, soal baca membaca," kata dia.

Irman mengaku dirinya juga belum membaca poin-poin dalam RKUHP.

"Jangan-jangan tidak baca katanya, jadi saya juga ini Pak Menteri, saya juga belum baca juga ini RUKHP ini," lanjutnya.

Ia menyatakan tak berani membaca RKUHP karena khawatir akan ikut memberikan penolakan.

"Saya takut baca, saya (nanti) ikutan menolak RKUHP ini," ungkap Irman.

Irman menambahkan selama ini mengetahui usaha pemerintah dalam menyusun RKUHP tersebut.

Menurutnya, tidak membaca RKUHP itu dapat memberikan manfaat.

"Sementara saya menghargai kerja pemerintah, kerja DPR yang sudah puluhan tahun ini harus segera selesai," kata dia.

"Jadi terkadang itu Pak Menteri, kita tidak mau membaca itu justru mendatangkan sesuatu yang bermanfaat," terang Irman.

Berfoto di Antara Mahasiswa yang Berdemo, Rachel Amanda: Nggak Banyak yang Saya Lakukan

Haris Azhar Bela Mahasiswa dan Contohkan Menkumham Ikut Demo, Yasonna Langsung Menoleh ke Arahnya

Ia lantas mengaku maklum jika para mahasiswa tidak membaca RKUHP.

"Soal baca membaca ini pula, kalau mahasiswa tidak membaca sesuatu kemudian dia bicara, menurut saya, saya bisa pahami," ungkapnya.

Lebih lanjut Irman menyinggung tentang para penguasa yang tak membaca RKUHP namun menandatanginya.

"Tapi yang perlu juga kita ingatkan adalah jangan sampai kekuasaan itu tidak membaca sesuatu yang kemudian dia tanda tangani, itu yang berbahaya," kata dia.

Ucapan Irman itu lantas mengundang tepuk tangan para penonton.

Simak video selengkapnya berikut ini menit 0.43:

Menkumham Berdebat dengan Presiden BEM UI

Ketua BEM UGM, Fatur membantah pernyataan Menkumham terkait dugaan adanya penumpang gelap dalam aksi unjuk rasa penolakan RKUHP.

"Saya akan menjawab pertanyaan dari Pak Menteri," ujar Fatur.

"Saya ingin sampaikan kayak gini pemerintah sering sekali pola-pola gerakan, ketika muncul dipandang tidak normal gitu, dituduh ditunggangi gerakannya kayak gitu."

Menurutnya, pemerintah yang telah salah memandang protes itu.

"Saya ingin katakan gerakann kami independen, dan barang kali kenapa sih tidak melihat gelombang-gelombang besar ini bukan tidak normal,"

"Tapi mungkin cara menjalankan pemerintahanya yang tidak normal," tegas Fatur.

Sementara itu, Manik, Presiden BEM UI lantas menimpali bahwa dirinya kecewa dengan anggapan pemerintah kalau gerakan mereka karena adanya motif lain dan tidak murni.

"Kami juga sangat kecewa, di sini kami juga sangat kecewa mengapa karena ketika pemerintah kemudian tidak bisa membantahkan begitu banyaknya permasalahan yang ada di negeri ini malah membuat isu baru yang membuat publik ingin berpikir ulang kembali."

"Saya rasa kira publik juga sudah bisa menilai, mana gerakan massa yang bergerak secara organik dan mana gerakan massa yang diarahkan dengan uang," papar Manik.

Bagikan Makanan saat Mahasiswa Demo di Depan DPR, Awkarin: Saya Juga Bukan Orang Taat

Yasonna kemudian menyinggung adanya massa yang membakar hingga menimbulkan korban

"Jadi gini dek, kalau sudah membakar sampai ada korban tell me? Memang itu tujuanmu?," ujar Yasonna balik bertanya.

Manik lalu mengangkat mikrofonnya lagi dan menegaskan itu bukan bagian dari mahasiswa.

"Tentu bukan, tentu bukan dan itu bukan kami, dan itu jelas," tegas Manik.

Sehingga, Yasonna merasa bahwa penumpang-penumpang gelap itu benar-benar ada.

"So? Thats it (Jadi itu dia)," kata Yasonna.

(TribunWow.com/Jayanti Tri Utami/Mariah Gipty)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Indonesia Lawyers Club (ILC)Irman PutraRKUHP
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved