Jam 12 Siang Jambi Gelap
Kabut Asap Pekat di Jambi pada Siang Hari, Warga Nyalakan Kipas selama 24 Jam hingga Lampu Kendaraan
Kabut asap yang menyelimuti Kota Jambi dan Kabupaten Muarojambi yang membuat langit tampak berwarna merah, Sabtu (21/9/2019).
Penulis: Desi Intan Sari
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Kabut asap yang menyelimuti Kota Jambi dan Kabupaten Muarojambi yang membuat langit tampak berwarna merah, Sabtu (21/9/2019).
Amna yang merupakan warga Muaro Jambi menceritakan pengalaman yang ia rasakan saat itu, dikutip TribunWow.com dari Tribunnews.com, Minggu (22/9/2019).
"Mencekam kondisinya sekarang. Langitnya oranye," kata Amna.
Amna diketahui juga sempat merekam kejadian itu dengan kamera dari ponselnya.
Ia mengatakan kondisi di daerah tempat tinggalnya itu semakin parah.
Diketahui bahwa jarak pandang sempat hanya berjarak 20 meter, selain itu warga yang sedang berkendara juga menyalakan lampu di siang hari.
• Pria Asal Jambi Meninggal saat Mencari Ikan, Diduga Asma Kambuh akibat Kabut Asap
Selain terjadi di kawasan Muaro Jambi, fenomena langit menjadi merah juga terjadi di Desa Pematang Raman, Kecamatan Kumpeh Ilir.
Seorang warga, Lisa menungkapkan kondisi pada saat itu sangat parah dan berbeda dengan sebelumnya.
"Kondisi sekarang (langit) masih memerah dari jam 10-an pagi tadi. Tadi pagi sudah sedikit cerah malah sinar matahari sudah mulai nyinar, dak kek sebelumnyo," jelas Lisa.
"Tapi sekitar jam 10 lewat kalo mulai parah lagi cuacanya sampai sekarang," lanjutnya.
Lisa mengatakan kabut asap membuat masyarakat khawatir, takut kesehatan mereka bisa terganggu.
Diketahui untuk mengurangi kabut asap yang masuk ke dalam rumah sejumlah warga menyalakan kipas angin selama 24 jam.
• Info BMKG - Prakiraan Cuaca 33 Kota Hari Ini, Minggu 22 September 2019: Waspada Asap dan Hujan
"Kalo waktu hari normal dulu malah setiap hari panas nauzubillah. Kalo sekarang malah gak lagi cuma sesak nafas kipas 24 jam hidup biar asap nya keluar yang masuk rumah," kata Lisa.
Plt Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo Soetarno menjelaskan bahwa warna merah terjadi akibat pergerakan kabut asap dari titik api atau hotspot, dikutip dari Kompas.com.
"Warna merah tersebut merupakan kabut asap yang bergerak dari hotspot yang ada di provinsi bagian selatan Provinsi Riau," ujar Agus saat dihubungi pada Sabtu (21/9/2019) malam.
Agus mengungkapkan titik api sudah ada sejak Agustus 2019 lalu.
Sementara itu astronom amatir Indonesia, Marufin Sudibyo mengatakan fenomena langit berwarna merah bukan disebabkan oleh tingginya suhu atau pun pengaruh api.
"Ini nampaknya fenomena Hamburan Rayleigh. Hamburan Rayleigh itu hamburan elastis pada cahaya oleh partikel-partikel mikro/nano di udara yang ukurannya lebih kecil dari panjang gelombang cahaya tampak," ujar Marufin pada Sabtu (21/9/2019).
• Fakta Kabut Asap di Lokasi Ibu Kota Baru, Rencana Bangun Bendungan hingga Tak Berpotensi Karhutla
Marufin menuturkan fenomena Rayleigh sebenarnya sudah sering terjadi.
Diketahui bahwa fenomena Rayleigh juga menjadi penyebab langit berwarna biru pada siang hari dan merubah warna menjadi merah saat senja atau fajar datang.
"Dalam kasus Jambi ini, kepadatan partikel-partikel mikro/nano di udara nampaknya cukup besar sehingga lebih padat ketimbang konsentrasi partikel pada udara normal," jelas Marufin.
"Karena lebih padat maka berkas cahaya Matahari yang melewatinya akan dihamburkan khususnya pada panjang gelombang pendek (spektrum biru dan sekitarnya) hingga medium (spektrum hijau dan sekitarnya)," lanjutnya.
Hingga kini usaha untuk memadamkan api terus dilakukan oleh petugas.
Pengurus PC PMII Cabang Kota Jambi, Deno Agustrianto yang ikut memadamkan api, menuturkan kondisi di Desa Pudin, Kumpeh Uli sangat parah.
"Kami ikut memadamkan api di Desa Puding, Kumpeh Ulu, kondisinya sangat parah, persis seperti tengah malam, sangat parah," ujar Deno.
• Penjelasan BNPB soal Fenomena Langit Jambi yang Berubah Jadi Merah, Dampak dari Karhutla Riau?
Deno menjelaskan di sekitar lokasi, terdapat lebih dari 30 titik api yang harus dipadamkan.
"Sekarang tim gabungan sedang mencoba memadamkan, ada dari TNI dan Polri serta tim lain," kata Deno.
(TribunWow.com/Desi Intan)