Breaking News:

Gempa di Bali

BREAKING NEWS: Gempa Magnitudo 4,9 Guncang Jembrana Bali, Terasa hingga Kuta dan Denpasar

Gempa berkekuatan magnitudo 4,9 kembali mengguncang wilayah Bali, pada Rabu (24/7/2019).

TribunWow.com/Rusintha Mahayu
Gempa Bumi 

TRIBUNWOW.COM - Gempa berkekuatan magnitudo 4,9 kembali mengguncang wilayah Bali, pada Rabu (24/7/2019).

Gempa 4,9 SR itu mengguncang Bali pukul 09.29.13 WITA.

Hasil analisa Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa gempabumi ini berkekuatan 4,9 SR, dimutakhirkan menjadi 4,6 SR.

Info BMKG - Prakiraan Cuaca Hari Ini, Rabu 24 Juli 2019: Hujan Mulai Turun

Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 8.98 Lintas Selatan (LS) dan 114,17 Bujur Timu (BT).

Atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 84 kilometer barat daya Jembrana, pada kedalaman 71 kilometer.

Beberapa petugas dan WBP di Lapas Klas IIA Denpasar, Kerobokan, Badung, Bali turut merasakan adanya guncangan gempa.

"Iya memang gempa. Ada 5 detikan," ujar salah satu WBP.

Guncangan gempa bumi ini dilaporkan dirasakan di di Kuta IV MMI, Denpasar III MMI, Banyuwangi III MMI, Jember III MMI, Gianyar II MMI, Tabanan II MMI, Lombok Utara II MMI.

"Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,"

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah," ujar Kepala Balai Besar BMKG Wilayah III Denpasar, M. Taufik Gunawan, dalam rilis tertulis.

Gempa Bumi di Seram Maluku 5,4 SR, BMKG Sebut Tidak Berpotensi Tsunami

Seperti diketahui, Gempa memiliki sejarah kelam bagi semua orang, termasuk juga di Bali.

Terakhir, Bali kembali diguncang gempa berkekuatan 5,8 magnitudo pada Selasa (16/7/2019) lalu.

Nah, berdasarkan catatan sejarah dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), ternyata memiliki sejarah panjang dalam urusan gempa, terbilang ada memiliki tiga sumber gempa di Bali selama ini.

Kepala Bidang Manajemen Operasi Seismolgi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu, Ardika Rudyanto, mengatakan, selama sepanjang sejarah gempa di Bali terdapat tiga sumber gempa dan tsunami di Bali.

Sumber gempa tersebut ialah ada di bagian utara laut Bali, Kecamatan Seririt (Kabupaten Buleleng) dan bagian selatan Bali.

"Catatan pertama terjadi di perairan utara Bali, ada namanya sesar naik Flores. Gempa ini sangat pelan, silent, dan tidak selalu menimbulkan gempa tapi dia konsisten mengumpulkan energi," kata dia.

Gempa ini bahkan pernah tercatat pada era setelah kolonial, di antaranya pada tahun 1815 dengan kekuatan 7 magnitudo Skala Richter (SR), diikuti dengan tsunami dan memakan korban jiwa meninggal dunia mencapai ribuan.

"Namun kita tak tahu pastinya, ada yang bilang 1500-an ada 1000-an. Tsunami juga tercatat banyak versi ada yang lebih 10 meter ada lebih 12 meter," terangnya.

Berikutnya, pada tanggal 13 Mei 1857, tercatat gempa juga melanda wilayah Bali Utara, kali ini berkekuatan 7 magnitudo. Gempa bumi kuat dengan episenter di laut ini dilaporkan memicu tsunami yang menyebabkan sebanyak 36 orang meninggal dunia.

Ketiga, sumber gempa kali ini terjadi di wilayah Seririt, Kabupaten Buleleng hingga berkekuatan 6,5 magnitudo pada 14 Juli 1976.

Gempa ini dikenal dengan nama Gempa Bumi Seririt dan dikenal sebagai gempa terparah sepanjang sejarah Bali.

Tercatat sebanyak 573 orang meninggal dunia di Buleleng, Jembrana, dan Tabanan.

Sementara empat ribu orang lainnya luka-luka dan sekitar 450 ribu orang kehilangan tempat tinggal.

Gempa bumi ini dilaporkan memicu tsunami kecil di pantai utara Bali.

Bahkan hingga saat ini, gempa Seririt belum bisa diketahui periode ulangannya.

''Kalau yang aktif itu Sumatera. Pulau lain relatif dibilang nihil, tidak. Tapi sangat amat kurang. Jawa Bali sama, kurang penelitian," terangnya.

Update BMKG soal Potensi Gempa 8,8 SR dan Tsunami yang Capai 20 Meter di Pantai Selatan Jawa

Berikutnya, Bali juga pernah dilanda gempa episentrum (gempa yang terjadi di luar permukaan bumi), tepatnya pada 21 Januari 1917.

Sumber gempa terletak di sebelah tenggara Pulau Bali.

Gempa bumi ini menyebabkan longsoran yang hebat di berbagai tempat di Bali.

Sekitar 80 persen jumlah korban gempa diakibatkan oleh longsoran.

Gempa bumi ini menelan korban jiwa sebanyak 1500 orang, merusak 64 ribu rumah termasuk istana, 10 ribu lumbung beras dan 2431 pura, termasuk Pura Besakih.

Karena itu, Masyarakat Bali juga menjuluki tragedi musibah ini dengan nama "gejer Bali" yang artinya "Bali Berguncang".

Bahkan, berdasarkan catatan Soloviev and Go (1974), gempa bumi ini mampu memicu tsunami di Klngkung dan Benoa di Denpasar dengan tinggi mencapai dua meter.

Gempa berikutnya, juga pernah terjadi di wilayah Selatan Bali pada medio 2011 silam.

Gempa yang melanda selatan Bali, Jawa, dan Lombok ini disebabkan oleh adanya lempeng Indo-Australia.

Gempa dari lempeng ini relatif energinya kecil namun tetap perlu kesiapsiagaan.

Contohnya, gempa yang terjadi pada tahun 2011 dengan kekuatan 6,8 magnitudo.

Episenter terletak di 143 km arah barat Nusa Dua ini juga dirasakan di Malang, Mataram bahkan hingga Yogyakarta.

Gempa terakhir juga melanda wilayah selatan Bali berpusat di Nusa Dua dengan kekuatan magnitudo 5,8 SR.

Gempa ini tergolong lebih aktif dan banyak mengeluarkan energi kecil.

''Seperti kemarin ada gempa 5,8. Di selatan Bali, Jawa, Lombok itu ada namanya lempeng Indo-Australia. Tiga ini yang membentuk tatanan tektonik dari Bali, ini tidak perlu kita khawatirkan tetapi kesiapsiagaan itu penting," jelasnya. (TribunBali.com/Noviana Windri)

Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Breaking News! Galungan, Gempa 4,9 SR Guncang Jembrana, Guncangan dirasakan Hingga Kuta & Denpasar

WOW TODAY

Sumber: Tribun Bali
Tags:
Gempa di BaliBaliBadan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)Kabupaten JembranaDenpasar
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved