Sastrawan dan Wartawan Senior Arswendo Atmowiloto Meninggal Dunia, Berikut Perjalanan Karirnya

TRIBUNWOW.COM - Sastrawan dan wartawan senior Arswendo Atmowiloto meninggal dunia pada Jumat (19/7/2019), sekitar pukul 17.50.

Meninggalnya Arswendo Atmowiloto lantaran penyakit yang sudah dideritanya selama ini.

Berikut perjalanan karir Arswendo Atmowiloto sebagai sosok yang berdedikasi dalam dunia wartawan dan sastrawan sebelum meninggal dunia, seperti dikutip dari Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan via Kompas.com.

Arswendo Atmowiloto lahir dengan nama Sarwendo, pada 26 November 1948 lalu.

Ia kemudian memutuskan untuk mengubah namanya menjadi Arswendo lantaran menurutnya kurang komersial dan tidak terkenal.

Setelah itu, Arswendo memilih untuk menambahkan nama 'Atmowiloto' sebagai kata kedua dalam namanya.

• Kabar Duka, Arswendo Atmowiloto Meninggal Dunia, Ini Deretan Karya dan Penghargaannya

Nama 'Atmowiloto' diambil dari nama sang ayah.

Arswendo Atmowiloto pernah menempuh pendidikan di Fakultas Bahasa dan Sastra IKIP Solo.

Namun jenjang pendidikan tersebut rupanya tak ia selesaikan.

Arswendo Atmowiloto juga pernah mengikuti program penulisan kreatif di Lowa Ubnoversiti, Amerika Serikat.

Setelah itu, Arswendo Atmowiloto kemudian memulai karirnya dengan bekerja di pabrik bihun.

Kemudian ia juga diketahui pernah bekerja di pabrik susu.

• Arswendo Atmowiloto Meninggal Dunia, Ini Sosoknya, dari Pemungut Bola sampai Jadi Sastrawan

Arswendo Atmowiloto mulai memasuki dunia sastra pada tahun 1972 lalu.

Karya sastra yang mengantarakannya pada kesuksesannya adalah cerita pendek (cerpen) nerjudul 'Sleko'.

Cerpennya itu kemudian dimuat dalam majalah mingguan Bahari.

Setelah cerpen pertamanya mendulang kesuksesan, karya-karyanya kemudian mulai dimuat di berbagai media, seperti Kompas, Sinar Harapan, Aktual, dan Horison.

Setelah sukses dengan cerpennya, Arswendo Atmowiloto mulai merambah dunia novel.

Karya-karya yang ditelurkan Arswendo Atmowiloto dikenal dengan karya sastra yang humoris, fantastis, spekulatif, dan juga bersensasi.

Tak hanya sebagai penulis cerpen dan novel, sosok Arswendo Atmowiloto juga dikenal aktif sebagai pemimpin di Bengkel Sastra Pusat Kesenian Jawa Tengah.

• Arswendo Atmowiloto Meninggal Dunia karena Kanker Prostat

Arswendo Atmowiloto memulai karir komersilnya sebagai konsultan penerbitan di Subentra Citra Media.

Karirnya itu dimulai pada tahun 1974 hingga 1990.

Ia kemudian menjabat sebagai Pemimpin Redaksi Majalah 'Hai' setelahnya.

Selain itu, Arswendo Atmowiloto juga tercatat pernah dipercaya sebagai pengarah redaksi Majalah Senang tahun 1998.

Meninggalnya Arswendo Atmowiloto meninggalkan sosok seorang istri, yakni Agnes Sri Hartati, yang diketahui dinikahinya pada 1971 lalu.

Dari penikahannya, ia dikaruniai tiga orang anak, yaitu Albertus Wibisono, Pramudha Wardhana, dan Cicilia Tiara.

Sastrawan dan wartawan senior Arswendo Atmowiloto dikabarkan meninggal dunia pada Jumat (19/7/2019) petang.

• Sastrawan Arswendo Atmowiloto Meninggal Dunia di Usia 71 Tahun

Dikutip dari Kompas.com, hal itu dibenarkan oleh Wakil Pemimpin Redaksi Kompas yang juga tetangga dekat Arswendo, Tri Agung Kristanto.

Dijelaskan Tri, bahwa Arswendo meninggal dunia di rumahnya karena sakit yang dideritanya selama ini.

"Betul (meninggal dunia), pukul 17.55 anaknya, Soni Wibisono menyampaikan bahwa papa sudah enggak ada," kata Tri, Jumat (19/7/2019) sore.

Sementara itu, kabar Arswendo Atmowiloto meninggal dunia juga diterima TribunWow.com melalui pesan singkat.

“Berita duka: telah meninggal dunia dengan tenang pak Arswendo Atmowiloto hari Jumat, 19 Juli 2019 pukul 17.50 di rumah kompleks kompas jalan damai, pesanggrahan, jakarta. Kabar pemakaman dll menyusul,” bunyi dalam pesan singkat.

Diberitakan sebelumnya, Arswendo Atmowiloto dirawat karena mengalami penurunan kesehatan akibat penyakit kanker prostat.

Arswendo Atmowilotodi rawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina Jakarta.

Arswendo Atmowiloto merupakan penulis dan wartawan Indonesia yang aktif di berbagai majalah dan surat kabar seperti Hai dan Kompas.

Ia menulis cerpen, novel, naskah drama, dan skenario film.

Satu di antara karyanya yang lendegaris dan baru-baru ini difilmkan adalah Keluarga Cemara.

(TribunWow.com)

WOW TODAY: