Viral Medsos
Viral di Medsos, Fenomena 'Awan Topi' di Gunung Rinjani, Keindahan Alam yang Tenyata Simpan Bahaya
Sebuah fenomena awan berbentuk topi terlihat melingkari puncak Gunung Rinjani di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Sebuah fenomena awan berbentuk topi terlihat melingkari puncak Gunung Rinjani di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Rabu (17/7/2019).
Sebuah video dan foto juga terlihat dibagikan di media sosial dan menjadi viral.
Dikutip TribunWow.com, sebuah akun Facebook bernama Lilik Sukmana membagikan video dan foto fenomena tersebut.
Ia sembari menulis keterangan bahwa awan tersebut memiliki bentuk yang berubah-ubah dan semakin melebar.
• Kritis, Petani di Bali Sempat Dipulangkan Paksa karena Biaya Operasi Rp 150 Juta Tak Masuk BPJS
Disebutkannya juga ia mengambil foto dari depan rumahnya.
"Penomena awan menutupi gunung rinjani pagi ini.. bentuknya berubah2 semakin besar
Langsung di foto dr depan rumah.
Sungguh indah ciptaan Tuhan," tulis Lilik Sukmana
Berikut foto yang ia bagikan.



Unggahan ini jug atelah dibagikan oleh pengguna lainnya sebanyak 3 ribu kali.
Banyak pula yang memberikan komentarnya terkait fenomena ini.
Ada yang menyangkut pautkan dengan indikasi pertanda fenomena alam lain.
Namun ada juga yang memberikan penjelasan.
"Itu namanya cap cloud, lumrah kok ga ada kaitannya bencana. Mikir positif aja, cr d google buat yg ga paham cap cloud," tulis Ayuw Adhe.
Dikutip dari Tribunnews.com, sebelumnya, Gunung Semeru yang berada di Jawa Timur pada Selasa (11/12/2018), juga pernah mengalami fenomena yang sama.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho lalu juga pernah mengunggah potret keindahan gunung tertinggi di Pulau Jawa itu pada Selasa (11/12/2018).
Dari caption yang ditulis Sutopo diketahui bahwa puncak Semeru tengah diselimuti awan altocumulus lenticularis.

• Viral di FB Aksi Polisi Nyamar Jadi Emak-emak Pakai Daster dan Jilbab, 3 Begal Berhasil Diciduk
Awan topi atau Cap Cloud ini merupakan jenis stratus (tumbuhnya menyamping), yang melayang di atas atau puncak gunung dan terpisah.
Pembentukan awan ini terjadi akibat pendinginan dan kondensasi udara lembab yang dipaksakan naik ke atas karena orografi atau ada gunung dan di atas puncak gunung.
Bentuk lenticular (cekung-cembung) nya dibentuk oleh angin lapisan atas pada arah horizontal.
Meski indah, namun fenomena alam ini justru berbahaya bagi para pendaki gunung.
Turbulensi atau pusaran angin yang membentuk awan tersebut menyebabkan suhu di puncak gunung menjadi sangat dingin.
Hal ini berbahaya bagi para pendaki karena dapat menyebabkan hypothermia, yang mana ini adalah mekanisme tubuh kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin.
Gejala hypothermia ringan ditandai dengan penderita berbicara melantur, detak jantung melemah, tekanan darah menurun, dan terjadi kontraksi otot sebagai usaha tubuh untuk menghasilkan panas.
Pada penderita hypothermia moderat, detak jantung dan respirasi melemah hingga hanya 3-4 kali bernapas dalam satu menit.
Sementara itu, jika telah parah, penderita tidak sadar diri, badan menjadi sangat kaku, pernapasan sangat lambat hingga kehilangan panas tubuh.
• Video Muda-mudi di Alun-alun Caruban Madiun Viral di Media Sosial, Satpol PP Beri Klarifikasi
Tak hanya di Gunung Semeru, netizen juga sempat dihebohkan dengan penampakan awan tersebut di atas Gunung Lawu Magetan, Jawa Timur, Jumat (8/3/2019).
Beberapa netizen pun mengunggah foto kondisi awan di puncak Gunung Lawu, Magetan di media sosial.
Tampak dalam foto itu, awan tersebut seperti melingkar dan membentuk topi di Puncak Gunung lawu.
Berikut foto-foto yang diunggah netizen :
(TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah)
WOW TODAY: