Sidang Sengketa Pilpres 2019
Bukan soal Menang-Kalah, Dahnil Anzar Sebut Momentum Sidang di MK Sudah Buktikan Adanya Kecurangan
Koordinator jubir BPN Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar menilaiyang dilakukan pihaknya dengan bersidang di MK sudah membuktikan adanya kecurangan pemilu.
Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar menilai apa yang dilakukan pihaknya dengan bersidang di Mahkamah Konstitusi (MK) sudah membuktikan bahwa memang ada kecurangan yang terjadi dalam Pemilu 2019.
Diberitakan TribunWow.com, hal tersebut disampaikan Dahnil Anzar saat menjadi narasumber di program Apa Kabar Indonesia Malam tvOne, Minggu (23/6/2019).
"Bagi kami, apa yang dilakukan oleh tim kuasa hukum setidaknya sudah membuktikan satu hal. Pertama adalah ada permufakatan curang yang itu bisa dielaborasi dengan baik oleh kuasa hukum," kata Dahnil.
• Soal Rekonsiliasi Jokowi dan Prabowo, TKN: Jangan Diartikan Keduanya sebelumnya Bermusuhan
Dahnil lantas mengibaratkan cara berpikir pihaknya sebagai sebuah piramida.
"Piramida paling dasar ketika kita mengajukan gugatan ini adalah tuntutan terkait dengan UUD 45 kita yang mengatakan bahwa pemilu kita, atau demokrasi kita harus jurdil. Jujur dan adil sesuai dengan pasal 22 E," ujar Dahnil.

Sebagai fondasi dasar, jelas Dahnil, hal tersebutlah yang sedang digugat di MK.
"Ini yang sedang ingin diingatkan, bukan sekedar digugat secara konstitusional tapi juga mengingatkan pada publik, pada penguasa, pada siapapun, bahwa ada ketidak jujuran, ada ketidak adilan dalam proses demokrasi kali ini," ungkapnya.
Selain itu, jelas Dahnil, pihaknya tentu ingin membuktikan soal adanya kecurangan yang terstruktur, sistematis dan masif.
"Oleh sebab itulah kemudian tadi saya sebut istilah ada permufakatan curang," sambungnya.
• Sebut Gebrak Meja dan Saling Tunjuk Bisa Terjadi, Mahfud MD: Jangan Dikira Hakim Main-main di Dalam
Dahnil menjelaskan, permufakatan curang dibuktikan dari kesaksian yang disampaikan oleh Hairul Anas yang memaparkan soal pelaksanaan TOT.
"TOT dihadiri oleh calon presiden di situ yang posisinya nggak jelas sebenarnya beliau calon presiden atau tokoh senior atau apa, semua sumir," kata Dahnil.
"Kemudian ada banyak tokoh yang memproduksi kata-kata kecurangan adalah bagian dari demokrasi, kemudian ada upaya design melakukan labeling terhadap 02 sebagai kelompok radikalis, islam garis keras."
"Kemudian ada pernyataan aparat untuk apa netral, ada juga pernyataan harus menguasai semua level termasuk KPPS."
• Kubu Jokowi Mengaku Siap Terima Apapun Putusan MK, Bagaimana dengan Kubu Prabowo?
Dahnil menilai, dalil-dalil tersebut disampaikan sebagai awal atau hulu adanya permufakatan curang.
"Itu yang kemudian berusaha kami buktikan di sidang-sidang itu, melalui saksi misalnya," jelas Dahnil.
"Ada keterlibatan aparat di tengah pertarungan pemilu, ada keterlibatan oknum BUMN dan macam-macam, kemudian pada hilirnya, kita ingin membuktikan bahwa situng, kemudian C1 ada editing, ada permasalahan di situ."
"Bahkan kalau kembali ke hulu, ada DPT siluman," tandasnya.
Simak videonya mulai menit ke 22.45:
(TribunWow.com/ Ananda Putri Octaviani)
WOW TODAY