Pilpres 2019
Dewan Pembina Demokrat Sebut Rachland akan Dipanggil soal Koalisi Bubar: Ini Melahirkan Penghinaan
Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Ahmad Mubarak membeberkan sikap partai terkait usulan Wasekjen Demokrat, Rachland Nashidik
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Ahmad Mubarok membeberkan sikap partai terkait usulan pembubaran koalisi partai Pilpres 2019 oleh Wasekjen Demokrat, Rachland Nashidik yang ramai diperbincangkan sejumlah pihak.
Hal ini diungkapkan oleh Ahmad saat menjadi narasumber dalam siaran program Sapa Indonesia Pagi, Kompas Tv, Selasa (11/6/2019).
Ia mengatakan atas tindakan Rachland, maka Komisi Pengawas Partai Demokrat akan memanggilnya.
"Ada (respon partai), maka komwas akan memanggil dia (Rachland Nashidik)," ujar Ahmad.
Ditegaskannya, usulan itu merupakan pendapat pribadi Rachland yang bukan keputusan partai.
"Jadi partai tidak pernah memutuskan, namanya koalisi ya jalan terus sampai selesai, kalau pemerintah bergabung ya bergabung, meskipun namanya bukan oposisi, tetapi tetap berlangsung," ungkapnya.
• Prabowo: Kita Percaya pada Hakim MK, Apapun Keputusannya
Ia menjelaskan saat ini internal Demokrat tengah vakum koordinasi lantaran adanya musibah yang dialami oleh Ketum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yakni meninggalnya Ani Yudhoyono.
"Jadi mungkin ada pengaruhnya karena dalam situasi kritis seperti ini ketua umum sedang ada musibah di Singapura, sehingga koordinasi politik internal agak vacum, lalu yang muda-muda ngisi kekosongan, Rachland, ada Ferdinand, tapi itu bukan keputusan partai," ungkapnya.
Ahmad menegaskan usulan Rachland ditolak senior karena membuat Demokrat dipandang negatif.
"Justru yang seperti itu yang ditolak oleh banyak kalangan, kenapa melahirkan penghinaan (kepada Demokrat), partai plin plan, partai mencari keuntungan."
"Jadi para senior mengatakan tidak boleh, koalisi ya konsisten, jangan begitu kalah langsung ke yang menang, jangan seperti itu, begitu ya."

Dijelaskannya lagi, Demokrat tidak akan bermain dalam situasi tikungan politik.
"Bahwa nanti sudah sudah selesai ada perubahan politik apa ya boleh-boleh saja, tapi tidak bermain di situasi tikungan," pungkasnya.
Lihat video di menit ke 4.47
Satu penolakan, Majelis Tinggi Partai Demokrat, Max Sopacua juga menyayangkan ungkapan kontroversi Rachland yang membuat pandangan Demokrat kembali berbenturan dengan kubu 02.
"Kita sayangkan dalam suasana yang seperti ini, gejolak ini timbul sehingga masyarakat menilai seolah-olah Demokrat kok jadi begini, membentur-benturkan, AHY dibenturkan, Pak SBY dibenturkan dengan kebijakan-kebijakan, padahal sebenarnya tak demikian," ujar Max.
Ia lantas menuturkan bahwa ada peraturan yang seharusnya diikuti.
"Kalau kita mau ikut rules of the game dari partai ini, ada keputusan yang boleh diambil, ada keputusan yang harus dijabarkan, berdasarkan konstitusi partai, tapi apalah Anda sampai panggil saya ke sini," ungkapnya.
Lihat videonya di menit ke 1.28:
Tanggapan BPN
Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Andre Rosiade meminta supaya Demokrat justru jangan membuat gaduh jelang keputusan gugatan sengketa pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK).
"Kita fokus gugat di MK jangan bikin gaduh," ujar Andre dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Senin (10/6/2019).
"Kalau mau keluar silakan, kalau memang kebelet menjadi menteri setelah reshuffle Juni-Juli ini ya monggo, silakan," sambungnya.
Andre juga meminta jika Demokrat ada masukan bisa langsung disampaikan ke Gerindra bukan kepada publik langsung.
"Berkoalisi itu kalau punya masukan silakan disampaikan di dalam (secara internal), bukan bikin gaduh," jelas Andre.
"Di situ saling memberikan masukan, tapi di internal bukan merongrong atau bikin gaduh terus."
"Kalau ingin bertahan, ya tolong etika koalisi itu dijaga, jangan bikin gaduh terus," tandasnya.
• Mengaku Tak Terima Prabowo-Sandi Diserang Kader Demokrat, Gerindra: Jika Ingin Keluar Koalisi, Pamit
Ungkapan Rachland
Sementara itu, diketahui Rachland meminta supaya Jokowi dan Prabowo membubarkan koalisi partai politik melalui akun twitternya, @RachlandNashidik, minggu (9/6/2019).
Berikut kicauan lengkap dari Rachland, dikutip dari Kompas.com.
"Anjuran yang sama, bubarkan koalisi, juga saya sampaikan pada Pak @Jokowi. Mempertahankan koalisi berarti mempertahankan perkubuan di akar rumput.
(Perkubuan) Artinya mengawetkan permusuhan dan memelihara potensi benturan dalam masyarakat. Para pemimpin harus mengutamakan keselamatan bangsa.
Pak @Prabowo, Pemilu sudah usai. Gugatan ke MK adalah gugatan pasangan Capres. Tak melibatkan peran Partai.
Andalah pemimpin koalisi, yang mengajak bergabung. Datang tampak muka, pulang tampak punggung," tulis Rachland.

(TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah)
WOW TODAY