Kabar Tokoh
Pengakuan Anak Tersangka Dugaan Rencana Pembunuhan 4 Jenderal, Beberkan Fakta Lain soal Senjata
Bayu Putra, anak dari AF, satu di antara enam tersangka rencana pembunuhan empat jenderal mengungkapkan kesaksiannya. Fakta lain soal senjata diungkap
Penulis: Nila Irdayatun Naziha
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Fifi alias AF (53) adalah satu di antara enam tersangka yang diamankan kepolisian atas dugaan rencana pembunuhan terhadap 4 pejabat negara.
AF diamankan lantaran diduga memberikan suplai senjata bagi tersangka lain yang berperan sebagai eksekutor.
Terkait senjata yang dimiliki AF, anak tersangka yakni Bayu Putra Harfianto (28) membeberkan fakta lainnya.
Dikutip dari Wartakota.com, Bayu dan tiga adiknya mengaku tidak menyangka soal penangkapan sang ibu terkait kasus rencana pembunuhan empat pejabat negara tersebut.
Bayu menuturkan, sang ibu sebenarnya mempunyai masalah utang piutang dengan tersangka lain yaitu Iwan alias HK.
"Ibu saya pinjam uang ke Iwan dan jaminannya yang diminta senjata itu, pemberian rekan ayah saya," ujar Bayu Rabu (29/5/2019).
Bayu juga mengomentari soal pemberitaan media yang menurutkan bahwa sang ibu adalah orang yang menyediakan senjata.
"Seolah-olah di media, ibu saya nyediain senjata dan nyuruh mereka tembak nih bunuh. Padalah tidak. Ibu saya enggak tahu senjata yang digadaikannya ke Iwan mau dipakai untuk apa," kata Bayu.
• TKN Arya Sinulingga Soroti Kepergian Prabowo ke Dubai: Pihaknya Tunjukkan Ada Kedekatan dengan Asing
Dijelaskan oleh Bayu, senjata api revolver kaliber 8 tersebut adalah pemberian rekan sang ayah berkantor sebagai ketua yayasan dan memiliki gedung di Kantor Cawang Kencana, Jakarta Timur dan sempat menjabat sebagai Sekjen Depsos.
Senjata tersebut hanya disimpan keluarganya di Gedung Cawang Kencana, Jakarta Timur, di mana sang ayah berkantor sebagai ketua yayasan sebagai Sekjen Depsos.
"Lalu senjata itu menjadi jaminan utang ibu Rp 25 juta ke Iwan, atau digadai. Karena ibu butuh uang untuk mempertahankan Gedung Cawang Kencana yang sedang sengketa dengan Kemensos," kata Bayu.
Menjelaskan soal senjata yang dimiliki sang ibu, Bayu lantas menuturkan soal sang ayah yang pernah divonis kasus korupsi Gedung Cawang dan mendekam di tahanan sejak 2014.
Akibatnya, kondisi ekonomi keuangannya memburuk sampai akhirnya AF mencari cara untuk membertahankan Gedung Cawang yang menjadi sengketa.
"Sementara ibu butuh uang untuk mempertahankan Gedung Cawang Kencana yang sedang sengketa dengan Kemensos," kata Bayu.
"Karena butuh uang, ibu saya cari pinjaman. Lalu ada namanya Pak Andi. Pak Andi ini teman ibu-ibu di gerakan Gempur (Gerakan Emak-emak Peduli Rakyat), yang dipimpin ibu saya. Pak Andi lalu mengenalkan ibu saya ke Pak Iwan yang katanya bisa meminjamkan uang Rp 25 Juta," lanjutnya.
Soal penangkapan sang ibu, Bayu mengaku shock dan juga tidak percaya.
"Saya masih shock saja waktu dikasih tahu ibu ditangkap soal ini. Juga yang bikin kita tambah shock, opini yang dibangun media," jelas Bayu.
Menurut Bayu, sang ibu sama sekali tidak mengetahui soal rencana pembunuhan yang melibatkan senjata pemberian rekan sang ayah.
• Bentuk Tim Khusus dan Perbaiki CCTV, Polisi akan Ungkap Kasus Pembacokan di Bandung

Peran AF dalam Rencana Pembunuhan Para Tokoh
Dikutip dari Tribunnews.com, Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Muhammad Iqbal membeberkan siapa saja tersangka perusuh aksi 22 Mei, yang terlibat rencana pembunuhan tokoh politik.
Hal tersebut disampaikannya dalam konferensi pers yang dilakukan di Kantor Kemenko Polhukam, Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (27/5/2019) lalu.
Tersangka rencana pembunuhan tokoh tersebut adalah HK, AZ, IR, dan TJ yang masing-masing berperan sebagai eksekutor.
Sementara dua lainnya yakni AD dan satu perempuan berinisial AF yang merupakan penjual senjata api dari harga Rp 5 juta sampai Rp 50 juta rupiah.
“Awalnya HK diperintahkan seseorang untuk membeli senjata api pada Oktober 2018 yang kemudian berhasil didapatkan dari AD dan AF pada 13 Oktober 2018, senjata yang didapatkan diserahkan juga pada AZ dan TJ," jelas Iqbal, Senin (27/5/2019).
"Kemudian pada Maret 2019 HK menerima perintah untuk membunuh dua tokoh nasional, pada 12 April 2019 ada perintah lagi untuk membunuh dua tokoh nasional lainnya plus satu pimpinan lembaga swasta, yaitu lembaga survei, sehingga total ada empat tokoh nasional yang jadi target,” ungkap Iqbal.
• Mayat Pria Terikat dan Mulut Dibekap Ditemukan Mengapung, Niat Jahat Keluarga Dibongkar Tetangga

Empat Tokoh yang Jadi Target Pembunuhan
Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengungkap nama empat tokoh nasional yang diancam akan dibunuh kelompok perusuh dalam aksi 21-22 Mei.
Dalam jumpa pers di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (28/5/2019), Tito menyebutkan nama Menko Polhukam Wiranto juga termasuk dalam daftar target yang direncanakan akan dibunuh.
Tito menyebutkan, ada 4 tokoh nasional yang menjadi target pembunuhan.
Dijelaskannya, nama-nama tokoh negara ini berdasarkan keterangan dari para pelaku dalam berita acara pemeriksaan (BAP).
"Dasar kami sementara hanya BAP pro justitia, hasil pemeriksaan kepada tersangka yang sudah kita tangkap. Jadi bukan karena berdasarkan informasi intelijen, beda," jelas Tito dikutip dari tayangan Live tvone Selasa (28/5/2019).
"Mereka (para perusuh yang ditangkap) menyampaikan nama Pak Wiranto," kata Tito, disambut acungan jari oleh Wiranto yang duduk di sampingnya.
"Terus ada Pak Luhut Menko Maritim, ketiga itu adalah Pak KaBIN (Budi Gunawan), keempat Bapak Gories Mere," sambung dia.
Selanjutnya, Tito menyebutkan ada juga pimpinan lembaga survei yang menjadi target dari kelompok perusuh itu.
Namun, Tito tak mau menyebutkan nama siapa yang ia maksud.
"Yang jelas kami selalu sejak awal, kami memberikan informasi, memberikan pengawalan-pengawalan," katanya. (TribunWow.com/Nila/Ananda)
WOW TODAY: