Kabar Tokoh
Setelah Bertemu Jokowi, Habibie Bandingkan Aksi 22 Mei dengan Kerusuhan 1998: It's Not True
Setelah menggelar pertemuan dengan Jokowi, Habibie tampak menyinggung soal kerusuhan yang terjadi di tahun 1998 di hadapan para awak media.
Penulis: Atri Wahyu Mukti
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Presiden RI ke-3, BJ Habibie buka suara setelah bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka pada Jumat (24/5/2019).
Setelah menggelar pertemuan dengan Jokowi, Habibie tampak menyinggung soal kerusuhan yang terjadi di tahun 1998 di hadapan para awak media.
Dilansir oleh TribunWow.com, hal itu disampaikan Habibie melalui saluran Metro Tv, Sabtu (25/5/2019).
• Amien Rais Mengaku Kecewa dengan GNKR yang Mereda saat BPN Membawa Sengketa Kasus ke MK
Mulanya, terlihat Habibie yang mengenakan kemeja batik berdiri di samping Jokowi dan menggelar pertemuan dengan para awak media.
Saat itu, Habibie menjelaskan bahwa siapa saja presiden yang terpilih maka akan menjadi pemimpin seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali.
"Siapa saja yang nanti akan memimpin dan sedang memimpin, dia tidak memimpin yang memilihnya, dia memimpin yang seluruh bangsa itu," ujar Habibie.
Habibie menegaskan tidak ada kontestasi pilpres yang ingin menghambat proses pembangunan.
• Mantan Ketua MK Hamdan Zoelva Jelaskan Kemungkinan Gugatan BPN yang Ditolak Bawaslu Bisa Diterima MK
Bahkan ia menyebut tidak ada pilpres yang mau mengambil resiko hanya untuk memecah belah bangsa.
"Kita tidak dibenarkan, setiap lima tahun ada pemilihan presiden, apa kita mengambil resiko menghambat pembangunan? Mengambil resiko bahwa kita bisa di adu domba, pecah dan sebagainya? Enggak ada itu," tegas Habibie.
Terkait itu, Habibie lantas membandingkan kerusuhan yang terjadi tahun 1998 silam.
Diketahui bahwa tahun 1998 banyak terjadi aksi kerusuhan dan merupakan tahun di mana Habibie menjadi presiden untuk menggantikan Presiden Soeharto.
"Dan kalau disamakan dengan keadaan waktu bapak tahun 1998, it's not true," ungkap Habibie.
"Banyak laporan Anda tahu sendiri, tidak ada, ini ada masalah, lho dua orang, ada yang bilang sama saya, 'pak kenapa hanya dua itu?', lo kamu yang tentukan mekanismenya."
"Kalau enggak benar mau lebih banyak silakan tentukan, kalau enggak cukup fraksinya lha harus dalam hari ini juga diberikan kemungkinan ditentukan oleh yang tidak interested pada politik."
"Dia harus dibuat, dia juga boleh, jadi kita mempunyai alternatif ini," imbuhnya.
• Fadli Zon Jelaskan Ada Kemungkinan Inisiatif dari Daerah terkait Ambulans Gerindra Angkut Batu
Ia menambahkan bahwa pilpres merupakan ujung tombak bangsa bagi para penerus untuk membawa negara menjadi lebih baik lagi.
"Saya sampaikan ini adalah ujung tombaknya generasi penerus," tandasnya.
Simak videonya dari menit 7.50
(TribunWow.com/Atri)
WOW TODAY: